Surat Merah (I)

280 45 24
                                    

"Ha..ha..ha.."

Tawa keras terdengar dari beberapa orang yang sedang berkumpul menikmati waktu senja mereka di sebuah cafe bernuansa klasik, tempat anak-anak muda sering menghabiskan waktu senggang mereka.

"Berhenti menertawai-ku!! Itu sama sekali tidak lucu!" Gerutu Jungkook dengan wajah datar, satu-satunya yang tidak ikut tertawa sejak tadi.

"Aku tidak menyangka bibi In-na benar-benar akan menjodohkan-mu." Komentar Taehyung, sahabat dekat Jungkook sejak kecil.

"Benar, kenapa bibi In-na tiba-tiba memikirkan ide seperti itu?" Tanya Yerin, tunangan Taehyung.

"Bukan ibu, tapi lebih tepatnya nenek." Jawab Jungkook datar, masih pusing memikirkan cara untuk menghindar dari acara perjodohan yang sudah diatur neneknya.

"Bagaimana dengan paman Dong-Wook?" Tanya Eunha, sahabat dekat Jungkook yang lain.

"Ayah tentu saja selalu menyetujui semua keinginan nenek, dan ikut memaksaku." Jawab Jungkook lesu,

"Gunakan saja pacar sewaan, cari perempuan yang bisa dibayar untuk berpura-pura jadi pacarmu." Usul Jimin, sahabat Jungkook dan Taehyung sejak SMA.

Jungkook mengangkat alis kirinya, menatap ke arah Jimin, sedikit tertarik dengan usul Jimin.

"Memangnya mudah? Mau mencari di mana?" Tanya Eunha, ragu dengan usul Jimin.

"Lagipula tidak mungkin mencari perempuan sembarangan untuk diperkenalkan sebagai pacar di hadapan keluarga Jungkook." Ucap Taehyung, sependapat dengan Eunha.

"Bisa saja paman Dong Wook dan bibi In-na justru meminta Jungkook menikah dengan pacar pura-pura-nya itu." Timpal Yerin,

"Setelah acara perjodohannya dibatalkan, Jungkook bisa beralasan bahwa dia putus dengan pacarnya itu karena tidak cocok." Jawab Jimin santai,

"Itu ide buruk, paman Dong Wook dan bibi In-na tidak akan tertipu dengan ide konyol seperti itu, dan akan menjadi lebih buruk jika nenek Mi-Kyung mengetahui kebohongan itu." Bantah Eunha,

"Aku setuju dengan Eunha, bisa-bisa acara pernikahan Jungkook justru akan diadakan lebih dulu sebelum acara pernikahanku dengan Taehyung." Ucap Yerin,

Jungkook menghela nafas berat, lalu menunduk lesu, semakin pusing.

"Datang saja, belum tentu perempuan yang dijodohkan denganmu akan muncul, perempuan itu bisa saja juga tidak menyetujui perjodohan kalian." Usul Eunha,

"Aku setuju dengan Eunha, lagipula siapa yang akan setuju dengan acara perjodohan di zaman sekarang, perempuan itu bahkan mungkin sudah punya pacar." Dukung Yerin,

"Bagaimana jika dia muncul?" Jimin mendebat,

"Tidak masalah, itu baru pertemuan makan malam, bukan acara pernikahan, lagipula tidak mungkin nenek Mi-Kyung memilih perempuan sembarangan, bisa saja Jungkook justru jatuh cinta dengan perempuan yang dijodohkan dengannya." Jawab Taehyung,

Yerin dan Eunha mengangguk bersamaan, setuju dengan pemikiran Taehyung.

"Benar juga, seperti kak Sowon yang pada akhirnya jatuh cinta dengan kak Seok-jin yang dijodohkan dengannya, sejauh ini kehidupan pernikahan mereka baik-baik saja." Ucap Eunha,

Jimin menepuk pelan pundak Jungkook, memberi sedikit semangat.

"Sepertinya kamu memang tidak bisa menghindari warisan turun-temurun dari keluarga Jeon ini, menikah dengan cara dijodohkan." Ucap Jimin,

Jungkook berdecak kesal, menyingkirkan tangan Jimin dari pundaknya sambil menatap Jimin tajam.

"Kalian tidak tahu saja siapa perempuan yang akan dijodohkan denganku." Ucap Jungkook, terdengar sangat putus asa.

A Pearl (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang