Yuna terbangun di atas tempat tidur, bangkit duduk memperhatikan sekelilingnya hingga Yuna sadar sepenuhnya ia sedang berada di dalam kamarnya. Yuna menunduk memperhatikan pakaiannya, ia sudah memakai pakaian santai yang cukup tebal dan hangat bukan seragam sekolah, Yuna mengerutkan kening, kebingungan apa semua yang ia alami hanya mimpi?
"Sudah bangun sayang?"
Tuan Nao masuk ke dalam kamar sambil membawa segelas air putih, menghampiri Yuna, duduk di samping kanan Yuna lalu menyodorkan gelas air putih pada Yuna.Yuna yang masih kebingungan hanya diam, mengambil gelas air itu lalu meminum isinya, setelah merasa lega Yuna mengembalikan gelas air itu pada ayahnya.
Tuan Nao meletakkan gelas air itu ke atas meja nakas, lalu memperhatikan keadaan putrinya.
"Syukurlah kamu tidak demam." Ucap Tuan Nao sambil meletakkan telapak tangannya di kening Yuna,
Yuna masih tetap diam, mencoba mengumpulkan ingatannya, Yuna sangat yakin apa yang ia alami bukan mimpi, semua itu terasa terlalu nyata.
"Setelah hujan reda antarkan sup buatan Bibi Hena pada Jungkook, Jungkook sudah bersusah payah menggendong-mu di bawah hujan." Ucap Tuan Nao menyadarkan lamunan Yuna,
"Jungkook? Jungkook menggendong-ku?"
Yuna semakin kebingungan, jika semua itu memang hanya mimpi kenapa Jungkook harus menggendong-nya?"Memangnya siapa lagi? Jungkook sudah menceritakannya pada ayah, sampai terus-terusan meminta maaf tidak memperdulikan keadaannya sendiri." Jawab Tuan Nao,
"Tadinya Jungkook berniat menunggu hujan reda tapi kamu justru tertidur di halte bus, karena melihat hujannya tidak kunjung reda dan kamu malah tertidur, Jungkook terpaksa menggendong-mu pulang."Yuna hanya mengangguk-angguk pelan, berusaha terlihat paham, jelas bukan seperti itu kejadian yang ada dalam ingatan Yuna.
"Istirahatlah, setelah hujannya reda kamu boleh menjenguk Jungkook, jangan lupa mengucapkan terima kasih." Ucap Tuan Nao mengelus lembut kepala Yuna sambil tersenyum,
Yuna hanya kembali mengangguk, ia memang harus menemui Jungkook untuk memperjelas apa yang terjadi.
Tuan Nao beranjak dari tempat tidur, mengecup puncak kepala Yuna, lalu berbalik melangkah keluar kamar.
Yuna terus menatap ke arah pintu, menunggu sampai ayahnya menutup pintu kamar, setelah memastikan ayahnya melangkah menjauh dari kamar, Yuna langsung beranjak turun dari tempat tidur menghampiri jendela lalu menyibak gorden jendela, terlihat di luar jendela hujan masih turun dengan sangat deras, langit senja yang seharusnya masih cukup cerah jadi terlihat sangat gelap.
Yuna menunduk menatap lengan kanannya,
"Corak api itu sama persis seperti di lengan mama, aku yakin aku tidak salah lihat, itu bukan mimpi." Gumam Yuna meyakinkan diri sendiri,Yuna kembali menatap ke luar jendela, menghela napas berat, terlalu lama jika harus menunggu sampai hujan berhenti, Yuna harus bertemu dengan Jungkook sekarang.
"Aku harus pergi sekarang." Putus Yuna mengangguk yakin, keputusannya bulat untuk menemui Jungkook sekarang juga.
¡¡☆¡¡
Di dalam kamar Jungkook.
"Yuna melihatnya." Ucap Jungkook serius, duduk di atas tempat tidur dengan ekspresi wajah yang terlihat gelisah, ia baru saja selesai menceritakan semua yang terjadi.
Ibu Leora duduk di samping kanan Jungkook, mendengarkan semua cerita Jungkook dengan tenang, Ibu Leora paham kegelisahan Jungkook, Jungkook pasti khawatir Yuna akan menjauhinya.
"Yuna jelas melotot terkejut melihatku, dia pasti akan semakin ketakutan jika tahu yang sebenarnya." Lanjut Jungkook,
Ibu Leora menghela napas, mengelus punggung putranya, menyemangati.
"Ibu paham kekhawatiran-mu tapi ibu justru berpikir sebaliknya, Yuna anak yang baik hati, sudah seperti keluarga kita sendiri, ibu yakin Yuna tidak akan langsung menjauh begitu saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Pearl (Short Story)
FanfictionKumpulan cerita pendek dengan main cast Yuju (G-Friend), member G-Friend yang lain, dan juga member BTS. Cerita ini terinspirasi dari beberapa film dan buku yang dibaca oleh penulis, mohon maaf apabila terdapat kesamaan yang tidak disengaja. Cerita...