NyX (Luna) VI

145 27 9
                                    

Yuna membuka mata, seketika mengernyit memalingkan wajah lalu menutup mata, terkejut dengan cahaya menyilaukan yang ditangkap indera penglihatannya. Yuna mengatur napas lalu kembali membuka mata dengan sangat pelan, masih berusaha beradaptasi.

Yuna diam menatap langit-langit kamar, masih tidak menyangka matanya bisa kembali melihat. Yuna beralih menatap ke kiri, matanya tertuju ke arah jendela kamar yang tertutupi gorden putih, Yuna lalu berpaling menatap ke arah kanan, sedikit terkejut mendapati Jungkook yang sedang duduk di kursi dengan kepala yang bersandar di lengan kanan Yuna, Yuna juga akhirnya sadar Jungkook tidur sambil terus menggenggam tangan kanannya.

Yuna menghela napas, bangkit duduk dengan pelan agar tidak membangunkan Jungkook. Yuna menunduk memperhatikan wajah Jungkook yang terlelap, senyum manis terbit di bibirnya, Jungkook memang terlihat lebih tampan.

Yuna mengangkat pelan tangan kirinya ingin mengelus wajah Jungkook tapi seketika terdiam saat teringat pertemuannya dengan Dewi Mazu, si ikan putih kecil yang sudah menyelamatkannya.

Yuna mematung mengingat semua hal yang disampaikan Dewi Mazu padanya, tentang siapa ibunya, kematian ibunya, tentang siapa Yuna sebenarnya dan alasan mengapa makhluk-makhluk berjubah merah itu menginginkan Yuna.

Air mata Yuna jatuh perlahan yang lama kelamaan menjadi isak tangis memilukan, Jungkook terbangun, terkejut melihat Yuna menangis sesengukkan.

"Ada apa?" Tanya Jungkook panik, memperhatikan sekeliling memastikan kondisi kamar Yuna.

"Ada apa Yuna?" Tanya Jungkook semakin khawatir, menyadari tidak ada tanda-tanda pembobolan di kamar Yuna.

Yuna tidak menjawab, hanya terus menangis.

Jungkook berdiri dari kursi, berpindah ke atas tempat tidur lalu segera memeluk Yuna, mengelus-elus lembut kepala Yuna.

Yuna membalas pelukan Jungkook, semakin menangis keras menumpahkan kesedihannya.

"Tenanglah, aku di sini." Hibur Jungkook berusaha menenangkan tangisan Yuna,

"Mimpi buruk?" Tanya Jungkook lembut, sedih mendengar tangisan Yuna.

Yuna hanya menggeleng pelan sebagai jawaban.

Jungkook menghela napas berat, tidak bertanya lagi, mengeratkan pelukannya, memilih membiarkan Yuna meluruhkan semua air matanya sampai Yuna merasa tenang.

***

"Tenanglah, aku akan selalu berada di sisimu, semuanya akan baik-baik saja." Ucap Jungkook tersenyum lembut, setelah Yuna selesai menceritakan semuanya.

Yuna hanya mengangguk pelan dengan wajah sembab, tidak terlihat yakin. Yuna bukannya tidak ingin mempercayai Jungkook tapi rasanya mustahil hidupnya akan baik-baik saja setelah ini, Yuna merasa ia hanya akan membawa malapetaka pada semua orang di sekitarnya.

Jungkook menghela napas, menangkup wajah Yuna lalu mengusap bekas air mata di kedua pipi Yuna.

"Semuanya akan baik-baik saja Yuna, aku janji." Ucap Jungkook berusaha meyakinkan Yuna, lalu memeluk Yuna erat.

Yuna membalas pelukan Jungkook, memejamkan mata, berharap semoga semuanya memang baik-baik saja.

¡¡☆¡¡

Di perpustakaan pribadi milik Tuan Akhza, Yuna duduk di salah satu kursi membaca sebuah buku yang membahas tentang Ouvy, itu bukan buku pertama, sejak pagi Yuna sudah menghabiskan waktunya di perpustakaan itu mempelajari semua hal tentang dirinya, tentang bangsa NyX dan bangsa Hiei juga tentang bangsa Hrada, sudah larut malam dan Yuna masih sangat betah di perpustakaan itu, Yuna memutuskan tidak akan berhenti sampai ia merasa puas, semakin dalam Yuna mempelajari semuanya justru terasa semakin menarik.

A Pearl (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang