운명 -takdir- (VII)

141 29 12
                                    

Di bawah langit malam yang gelap, Yuna berdiri di dekat sebuah kolam yang terletak di pekarangan yang dulunya merupakan kediaman klan Altha. Yuna diam menatap datar pantulan dirinya dalam air kolam yang tetap bening itu walau sudah bertahun-tahun tidak terurus, berdiri di tanah kelahirannya membuat Yuna mengingat kembali kenangan lama di tempat itu, lengkap dengan memori dari peristiwa mengerikan malam itu.

Yuna menghela napas, atensinya tertuju pada cahaya merah kekuatan milik pengawal Oh-yoon yang melingkar mengikat tubuhnya, bukan saatnya mengingat kenangan lama yang tidak perlu, Yuna harus fokus memikirkan cara untuk bisa mengambil pedang klan Alix dari tangan pengawal Oh-yoon lalu memperbaiki segel bunga noct.

"Asal tahu saja! Aku sudah mengorbankan banyak waktu untuk mencari kolam ini, aku juga sudah membuang banyak tenaga untuk bisa mendapatkan pedang ini." Pengawal Oh-yoon terus mengoceh di samping kanan Yuna, sambil menatap bangga pedang klan Alix di tangannya.

Yuna hanya mengangguk-angguk tidak peduli, Yuna tidak ingin lagi mengetahui dari siapa pengawal Oh-yoon mendapat informasi tentang lokasi segel bunga noct, juga tidak ingin tahu bagaimana pengawal Oh-yoon bisa melepaskan salah satu pedang klan Alix, Yuna hanya ingin segera memperbaiki segel bunga noct sebelum musuh-musuh yang lain muncul.

"Lihatlah!" Pengawal Oh-yoon tiba-tiba mengulurkan tangan kirinya dengan lengan pakaian yang sudah tergulung, memperlihatkan seluruh lengan kirinya yang menghitam.

Yuna melotot terkejut, entah apa yang sudah pengawal Oh-yoon lakukan sampai lengan kirinya menghitam seperti itu.

"Aku sudah hampir hancur seperti ini tapi anggota terakhir klan Alix justru muncul, keberuntungan memang berpihak padaku, setelah mendapatkan batu ally tubuhku akan segera membaik dan kekuatannya akan menjadi milikku seutuhnya." Celoteh pengawal Oh-yoon tanpa henti,

Yuna hanya diam mendengarkan dengan ekspresi wajah datar.

Sementara itu di balik semak-semak yang cukup jauh dari kolam, Junho dan Rua sedang bersembunyi sambil memantau pergerakan Yuna dan pengawal Oh-yoon.

"Apa tuan yakin akan membiarkan pengawal itu?" Tanya Rua berbisik pelan,

"Biarkan saja pengawal itu yang memaksa Yuna, setelah bunga noct berhasil terbuka aku hanya perlu merebut batu ally lebih dulu, lagipula kondisi-ku saat ini tidak memungkinkan untuk membalas dendam pada pengawal sialan itu." Jawab Junho datar,

Rua mengangguk-angguk paham, semakin fokus memperhatikan Yuna dan pengawal Oh-yoon.

Set!
Pengawal Oh-yoon kembali melayangkan mata pedang klan Alix ke leher Yuna.
"Lepaskan segel bunga noct sekarang juga!" Perintah pengawal Oh-yoon tegas,

Yuna menghela napas, lalu memejamkan mata berpura-pura ingin memulai ritual pelepas segel bunga noct.

Sriing...

"Hentikan!"
Teriak Guru Gong-yoo yang muncul bersama dengan Yoon-gi dan Nam-joon.

Yuna spontan membuka mata, beralih menatap ke arah Guru Gong-yoo, Yoon-gi dan Nam-joon yang berdiri tidak jauh di sisi kirinya.
"Guru!"
Yuna sedikit terkejut, tidak menyangka ada yang akan datang membantunya.

Prang!
Yoon-gi dengan sigap langsung menggunakan kekuatannya, menjatuhkan pedang klan Alix dari tangan pengawal Oh-yoon lalu muncul cahaya merah yang melilit tubuh pengawal Oh-yoon.

"Lepaskan kekuatan-mu dari nona Yuna!!" Perintah Yoon-gi tegas, mengancam dengan mengeratkan lilitan di leher pengawal Oh-yoon.

"Dasar pengganggu." Gerutu pengawal Oh-yoon, menatap Yoon-gi sinis.

"Sadarlah! Tindakan-mu ini hanya akan merugikan dirimu sendiri." Nasehat Guru Gong-yoo mencoba membujuk,

"Jika kalian tidak menghalangi, aku tidak akan rugi apa-apa!" Bentak pengawal Oh-yoon,

A Pearl (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang