The Wedding (I)

176 30 12
                                    

Di sebuah butik megah, dalam salah satu ruangan khusus, seorang gadis dengan tubuh proporsional berdiri mengenakan gaun pengantin berwarna putih yang indah, gaun pengantin itu sangat sesuai dengan wajah cantik sang gadis, membuat sang gadis terlihat sangat anggun.

Choi Yuna, putri bungsu dari keluarga konglomerat tersohor, terus tersenyum manis memegang buket bunga menunggu respon laki-laki yang sedang duduk di sofa panjang tepat di hadapannya.

Bruk!
Buket bunga di tangan Yuna melayang jatuh ke pangkuan Jeon Jungkook, anak tunggal dari keluarga besar yang kekayaan dan kepopulerannya disebut-sebut sebanding dengan keluarga Yuna, laki-laki yang sejak tadi hanya duduk diam menatap Yuna tanpa respon apa-apa.

Jungkook dengan santai menyingkirkan buket bunga itu ke sisi kanannya.

"Yakk!" Bentak Yuna kesal, melotot penuh emosi, melunturkan semua keanggunan yang sesaat tadi terlihat sangat memukau.

Dua pelayan butik yang sejak tadi melayani Yuna segera menundukkan kepala, bersikap seolah mereka tidak ada di tempat itu.

"Pergilah!" Perintah Yuna kepada dua pelayan itu,

Dua pelayan itu menunduk sopan pada Yuna, berganti menunduk sopan pada Jungkook, lalu bergegas keluar ruangan.

Yuna mendengus, melangkah lebar menghampiri Jungkook lalu duduk di samping kiri Jungkook, mengabaikan posisi gaunnya yang berantakan.

Plak!
Sebuah pukulan mendarat di lengan kiri Jungkook.

"Aww!" Protes Jungkook menatap Yuna kesal.

"Lakukan sesuatu Jungkook!" Bentak Yuna kesal, terlihat sangat frustasi.

"Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Jungkook dengan malas, sambil mengusap-usap bekas pukulan Yuna.

"Setidaknya pikirkan sesuatu, jangan diam saja seperti ini! Pernikahan kita tidak boleh terjadi!"

Jungkook menghela napas,
"Kenapa tidak kamu saja yang meminta keluarga-mu membatalkan perjodohan ini?"

Yuna mendengus, masih berusaha menahan diri.
"Aku tidak bisa! Kalau saja bisa aku sudah pasti melakukannya bahkan sebelum makan malam pertemuan itu berlangsung."

"Aku juga tidak bisa."

"Kenapa?!" Yuna melotot lebar menatap Jungkook,

"Kamu sendiri kenapa tidak bisa?" Balas Jungkook santai,

Yuna kembali mendengus, memalingkan wajah lalu menunduk lesu, terlihat hampir menangis.

Jungkook menunduk melirik Yuna, merasa sedikit kasihan.

"Aku pasti sudah gila jika tidak membatalkan pernikahan ini, kita ini musuh bebuyutan bagaimana bisa berakhir di pelaminan? Apa yang akan teman-temanku katakan nantinya?" Ucap Yuna menghela napas berat,

Jungkook memutar bola mata malas, menyesal sudah mengasihani Yuna.
"Jadi itu yang kamu khawatirkan?"

Yuna mendelik menatap Jungkook sinis,
"Bukan hanya itu! Dunia ini akan kiamat jika pernikahan kita tetap berlangsung."

Jungkook menggeleng-gelengkan kepala,
"Pikiranmu terlalu jauh Yuna, aku heran bagaimana bisa kamu menempati posisi kedua dengan isi kepala seperti itu."

Yuna bangkit duduk tegap,
"Yakk! Aku posisi pertama, kamu yang kedua."

Jungkook mengangguk-angguk,
"Terserah, orang yang waras harus mengalah."

"Cukup! Jangan mengalihkan pembicaraan, kita benar-benar harus memikirkan cara membatalkan pernikahan ini. Coba pikirkan, betapa malangnya hidupku, aku harus berhenti dari pekerjaan-ku karena pernikahan ini."

A Pearl (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang