The Wedding (II)

209 34 8
                                    

"Kamu seharusnya mengalah!" Ucap Yuna, berdiri menahan kedua tangan Jungkook agar Jungkook tidak bisa naik ke atas tempat tidur.

Pertengkaran Yuna dan Jungkook kali ini berlangsung di dalam kamar hotel tempat keduanya akan menghabiskan malam bersama selama dua hari untuk kegiatan liburan bulan madu mereka.

Acara pernikahan mereka baru saja selesai sore tadi tapi keduanya sudah harus terbang ke kota tujuan tempat bulan madu mereka karena Jungkook yang sangat ketat membatasi hari libur untuk dirinya sendiri.

"Sejak kapan aku mengalah padamu?" Balas Jungkook datar.

"Aku juga tidak akan mengalah, aku akan tetap tidur di atas kasur."

Jungkook menghela napas,
"Terserah!" Jawab Jungkook, lalu dengan mudah melepaskan kedua tangan Yuna yang menahan-nya.

Jungkook langsung naik ke atas tempat tidur, berbaring dengan nyaman, menarik selimut lalu memejamkan mata, Jungkook sudah sangat lelah, tidak punya tenaga untuk bertengkar dengan Yuna.

Yuna mendengus, bertekad tidak akan kalah, Yuna lalu bergegas menaiki sisi kosong tempat tidur di samping kanan Jungkook, meletakkan bantal tidur miliknya di tengah-tengah antara dirinya dan Jungkook.

"Jangan sampai bantal ini bergerak!" Ancam Yuna,

Jungkook membuka mata, melirik bantal tidur Yuna yang menjadi pembatas di antara mereka.

Jungkook menggeleng-gelengkan kepala,
"Percaya diri sekali, tenang saja... aku tidak tertarik padamu."

"Baguslah! Kalau begitu bantal ini aman." Balas Yuna tidak ingin kalah, menarik selimut bagiannya lalu berbaring membelakangi Jungkook, meringkuk menjadikan lengannya sebagai bantal.

"Kamu yakin bisa tidur seperti itu?" Tanya Jungkook, sedikit khawatir.

"Ini lebih baik daripada tidur bersama-mu tanpa pembatas." Jawab Yuna memejamkan mata,

"Ya sudah, selamat tidur, mimpi yang indah Jeon Yuna." Ucap Jungkook dengan nada mengejek, lalu segera berbalik membelakangi Yuna.

Yuna hanya mendengus keras, tidak ingin lanjut meladeni Jungkook.

Tik... tak.. tik.. tak..
Suasana kamar menjadi hening, hingga suara denting jam terdengar jelas di telinga Yuna, Yuna kembali membuka mata, belum mengantuk.

Yuna bergerak pelan, mengubah posisinya menjadi tidur telentang tanpa bantal.

Yuna melirik Jungkook,
"Jungkook.." Panggil Yuna pelan.

"Hmm.."

"Kamu bisa tidur?"

"Kenapa?"

"Akh! Aku tidak bisa tidur, aku belum mengantuk." Gerutu Yuna, menatap datar langit-langit kamar.

"Apa hubungannya denganku?"

"Kamu pasti punya banyak cerita membosankan, ceritakan padaku, ceritamu seharusnya bisa membuatku mengantuk."

Jungkook mendengus, berbalik mengubah posisinya menjadi tidur terlentang, ikut menatap langit-langit kamar.
"Enak saja! Justru ceritamu yang membosankan!"

"Tidak mungkin! Hidupku menyenangkan penuh warna tidak seperti-mu!"

"Aku tidak punya cerita apa-apa! Tidur saja sana!"

"Ohh.. bagaimana kalau ceritakan tentang Alin." Usul Yuna tiba-tiba teringat Alin,

"Alin?" Jungkook beralih menatap Yuna, kebingungan.

"Alin, kekasih-mu saat kuliah dulu, aku sempat berencana menjadikan Alin alasan untuk menggagalkan pernikahan kita tapi saat aku membahas rencana itu dengan Jimin, Jimin justru mengatakan kalian sudah putus, rencana-ku jadi tidak berguna."

A Pearl (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang