Kenalin, namanya Januar nathan Pratama. Sang ketua OSIS di SMA ZIREVIC.
Yang dikenal baik, teladan, pintar dan patuh akan aturan sekolah. Bagaimana tidak, dia salah satu siswa di kelasnya yang selalu menjaga posisinya di peringkat satu.
Dan Januar yang dipanggil Janu itu selalu mengikuti olimpiade akademik maupun non-akademik. Karena Janu juga adalah kapten basket yang selalu mengikuti lomba dan selalu pulang dengan membawa piala.
Makanya Janu di kenal baik oleh guru-guru, dan dikenal good boy banget sama para fansnya Janu di sekolah. Tapi tidak bagi teman-temannya Janu, karena apa? Nanti kalian akan tahu.
Seperti biasa pagi-pagi Janu akan berjaga di depan gedung bersama dua OSIS yang lain, yaitu teman sekelasnya, kelas 12 MIPA 1.
"Eh Jan, itu bocah mencurigakan." Bahu Janu ditepuk oleh, zael.
"Mana?"
"Tuh... Ayok samperin."
"Oh iya! Dia belok noh kebelakang! Wah pasti mau cabut tuh!" Fadli ikut menunjuk bocah yang celingak-celinguk di tengah lapangan.
"Yaudah, ayok." Januar melangkah lebih dulu mengikuti orang yang mencurigakan itu, bagaimana tidak laki-laki itu menggunakan Hoodie yang menutupi kepalanya.
Sampai tiba di belakang sekolah, benar saja anak itu mau mencoba kabur dari tembok belakang.
"WOY!" Januar berlari dengan cepat,"MAU KEMANA?!"
Srak!
Januar menarik kasar Hoodie yang orang itu pakai sampai dia turun dari kursi.
Januar membuka topi Hoodie yang menutupi wajahnya,"mau kemana?"
Yang Januar liat mukanya asing banget, gak pernah dia liat muka ini sebelumnya, sepertinya baru login.
Mukanya juga cemberut aja kayak bete gitu, aneh banget ini orang anak baru tapi mau cabut.
"Jangan berani-beraninya lo cabut, disini gak ada namanya cabut." Ucap Fadli.
"Apaan sih?! Gue gak tau kelas gue dimana!"
Tuh kan, udah pasti dia sengaja ini mau bolos, gak ada yang bisa lolos dari jangkauan sang ketos Janu.
"Terus lu kira disini ada kelas? Goblok." Lagian pake ngeles segala.
"Eh sialan."
"Anak baru udah mau cabut-cabutan, bawa aja lah Jan." Zael.
Januar mencengkeram erat tangan Ardylan, dan membawanya menuju ruang guru.
Sebenarnya bocah yang dia bawa ini berontak terus, mana banyak gerak dan cerewet tapi di cuekin aja sama Januar, tidak dengan Fadli dan Zael yang menanggapinya.
"Eh bangsat, ngapain sih?! Gue mau masuk kelas!"
"Diem, lo harus di hukum."
Cklek
Karena kebetulan lagi ada guru kesiswaan disini a.k.a Bu Susi, jadi mereka samperin aja Bu Susi.
"Ada yang coba bolos Bu." Janu dorong aja badan yang kecil itu sampai hampir pengen jatuh.
Ternyata Bu Susi udah tau kalo anak baru yang namanya Dylan itu, jadi gak di hukum, ya Januar maklumi karena dia anak baru, tapi nyebelin banget ngeliat wajahnya yang tengil.
"Gila tuh orang tengil banget dah." Bisik Fadli.
"Kayak bocill SD." Saut Zael.
"Yasudah ayok ke kelas, Janu, Fadli sama El juga masuk kelas ya sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOYS LOVE] MY SOULMATE [END]
Teen Fiction"Gue bisa jadi heroin, buat lo candu sama gue." Ini bukan kisah Dylan dan Milea, tapi ini tentang Januar dan Dylan, dua laki-laki bocah SMA yang memiliki cerita sendiri didalamnya. ___________________________ Dylan harus menuruti keinginan orangtuan...