TELAT

12K 893 63
                                    

Zael melirik Januar, temannya itu sedari tadi menatap layar handphone serius banget, tanpa berkedip lagi,"bocah liat apaan tau, serius banget."

Fadli datang dan memberikan sebotol minuman soda kepada Zael,"mana Janu?"

Zael meminumnya sambil menunjuk Januar menggunakan matanya.

Fadli menghampiri Januar dan duduk di sebelah lelaki itu, dia melirik handphone Januar,"lah itu kan si Dylan, dapet dari mana tuh Poto."

Januar kaget dan langsung mematikan handphonenya, mengambil soda itu dari tangan Fadli lalu meminumnya sambil menggeleng.

"Halah, itu Dylan. Emangnya gue gak tau."

"Dylan? Ngapain ngomongin dia?" Zael datang ikut duduk disebelah Fadli.

"Dari tadi Janu ngeliatin poto nya Dylan." Fadli tertawa sambil menggelengkan kepala.

Zael mengerutkan keningnya,"oh... Pantesan serius banget, deket ya lo berdua?"

Januar melempar botol plastik itu ke tempat sampah,"gak." Ucapnya santai,"bagi rokok, sama korek."

Januar mengambil sebatang rokok milik Fadli dan menyalakannya.

Januar juga merokok, tapi dia hanya melakukannya diluar, gak di rumah ataupun di sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Januar juga merokok, tapi dia hanya melakukannya diluar, gak di rumah ataupun di sekolah.

Januar sekarang lagi nongkrong di pinggir jalan raya, di warung kopi. Disini ramai, gak cuman ada antek-anteknya Janu, ada cewek-cewek juga, sama pasangan bucin.

Dan karena disini jalan raya yang besar, biasanya ada yang mengajaknya taruhan untuk balapan motor. Sering sih, malahan itu yang Januar tunggu, karena dari balapan lah Janu bisa dapat uang tambahan.

Kerjaan Januar di malam hari ya ini, balap liar, dan kadang dia juga main ke club untuk bermain biliar, dan menghilangkan rasa stress.

Kadang-kadang juga karena Janu jago main biliar, dia juga sering taruhan sama orang-orang yang ada di club. Pokoknya semua yang bisa menghasilkan uang dia akan lakukan, karena tanpa uang dia gak bisa hidup, gak bisa makan, gak bisa sekolah.

Januar bukan dari keluarga yang kaya raya, dia malahan termasuk golongan bawah, jadi dia harus berusaha lebih dari teman-teman sebayanya.

Seperti Zael dan Fadli yang sudah hidup berkecukupan, dan mereka sering membantu kebutuhan ekonominya.

"Woy Janu, sama gue yok. Gopek-gopek ya." Gopek a.k.a 500k.

Januar melihat teman nongkrongnya juga, namanya Fikri menghampirinya dengan beberapa antek-antek dibelakang Fikri.

"Gue lagi mau kebut-kebutan, nih." Fikri langsung ngeluarin duitnya.

Januar menerimanya,"lo yakin? Kalo kalah?"

"Gak papa, gue lagi capek banget."

Januar menggeleng, dia membuka dompet mengeluarkan duitnya juga, jadi totalnya 1 juta sebagai taruhan.

[BOYS LOVE] MY SOULMATE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang