UJIAN SEMESTERAN

8.7K 877 134
                                    

Ujian semesteran sudah berlangsung, dimana pertandingan antara Janu dan Dylan mendapatkan nilai yang besar-besaran juga sudah mulai.

Dylan meminta Januar agar tidak menjadi tutor nya dahulu di seminggu ini, dan itu di manfaatkan oleh Janu buat kembali kerja di tempat pencucian mobil.

Karena di rumah Dylan sibuk banget belajar materi sendiri, dan Januar sibuk bekerja jadi mereka agak kurang komunikasi akhir-akhir ini.

Di sekolah pun juga sama, karena ini ujian. Jadi duduknya sendiri-sendiri sesuai absen, Januar sempat mengkhawatirkan Dylan takut laki-laki itu kesusahan, tapi sepertinya tidak perlu karena Dylan selalu mengumpulkan kertas ujiannya dengan senyuman.

Januar yakin Dylan pasti bisa, kalau anak itu benar bersungguh-sungguh pasti bakal bisa mengerjakan soalnya.

Januar gak takut kalah, tapi dia gak ngalah. Dia juga sebisa mungkin ngerjain soal semaksimal mungkin.

Seperti menjadi Dylan yang baru di mata mamah Widya dan papih Andreas, mereka sebagai orang tua pasti senang karena anaknya sudah mulai gemar belajar.

Nenek Lia juga bangga, setiap habis pulang sekolah dia latihan basket untuk turnamen, dan habis itu pulang makan, tidur dan sore sampai malam dia baru belajar.

Widya mengucapkan terimakasih kepada Januar selama ini mau jadi tutor anaknya, emang Januar adalah orang yang tepat.

Ini hari ketiga siswa/i ujian semesteran, di hari ketiga ini ada mapel yang dulunya Januar pikir Dylan gak suka, matematika, fisika dan sejarah.

Tapi nyatanya, Januar sesekali melirik Dylan yang duduknya di pojok paling belakang, melihat raut wajah laki-laki itu sama sekali gak kesulitan.

Januar tersenyum tipis, di saat itu juga Dylan sempat merasa sedang di amati, dia menoleh dan Januar mendatarkan wajahnya.

Dylan mengangkat sebelah alisnya,"apa?" Ucapnya tanpa suara.

Januar menggeleng dan kembali mengerjakan soalnya.

Dylan mengerjakannya dengan hati-hati, karena di sekolah ini itu kalo ujian langsung tiga mapel, gak ada istirahat dan langsung di perbolehkan pulang jam 1 siang, dan mapel fisika ini adalah mapel terakhir di hari ini.

Di depan ada pengawas, yang memerhatikan anak muridnya, sembari bermain laptop.

Kriiingg

Kriiingg

"PERHATIAN-PERHATIAN WAKTU UJIAN HARI INI SUDAH BERAKHIR, DILANJUTKAN HARI ESOK."

"Anak-anak sekarang kumpulkan kertas ujian kalian semua, waktu sudah habis." Ucap sang pengawas.

Semua murid mengumpulkan ujiannya di meja guru sehabis itu mereka pulang.

Januar melirik Dylan yang belum ngumpulin tugasnya, malahan masih ngerjain.

Dylan udah selesai, tapi dia masih meneliti takut ada yang salah atau belum ke isi.

Januar menghela nafas di saat Dylan udah ngumpulin ulangannya, kirain cowok itu bakalan kesulitan. Dia berjalan keluar dari kelas, El dan Fadli jalan bareng sama Janu sampai parkiran.

"Jan, lu gak mau main dulu apa?" Ajak Fadli.

"Gak, gua kan harus kerja. Gimana kalo nanti malem?"

"Lu bisa? Yakin? Emang bakal di bolehin sama Dylan?" Tanya El.

"Kenapa harus izin sama dia?" Bingung Janu.

"Lah, bukannya Dylan itu istri lu?" El tertawa.

Januar ngejitak kepala El,"boleh, gua ajak dia."

[BOYS LOVE] MY SOULMATE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang