JAGA DIA UNTUK PAPAH

8.3K 757 127
                                    

00.00

Cklek

Januar dan Dylan sudah tiba di dalam kamar Dylan, Janu membopongnya sampai ke kamar.

Untung saja kondisi rumah Dylan sudah sepi, jadi gak perlu di interogasi sama penghuni rumah.

"Hump!" Dylan menutup mulutnya dengan tangan, rasa mual muncul.

Januar menuntun Dylan ke kamar mandi yang ada di dalam kamar Dylan.

Lelaki manis terlepas dari pelukan tangan Janu dan terjatuh kebawah, dia membuang isi perutnya di toilet.

Januar membuang nafas, mengurut tengkuk Dylan,"kenapa sih? Hm?"

Setelah di rasa Dylan udah gak muntah, Januar membawa Dylan keluar dari bilik toilet, dia membilas mulut lelaki manis menggunakan air di wastafel.

Selagi sibuk membersihkan, samar-samar Janu mendengar suara sesenggukan dari Dylan.

Januar kaget benar aja Dylan menangis, lelaki manis itu memeluk sang dominan dengan erat, memendam 'kan wajahnya di ceruk leher Janu.

Yang lebih tinggi paham, mungkin Dylan lagi ada masalah sama keluarganya, kalo sama temen sekolah gak mungkin.

Tangan Januar membalas pelukan Dylan, mengusap-usap punggung lelaki itu,"udah-udah."

"U-uang emang lebih penting? Da-dari pada kebahagiaan?"

Januar mengerutkan keningnya, ada apa sebenarnya? Setelahnya yang ia dengar hanya suara dengkuran halus dari Dylan.

Januar tersenyum, dia mengangkat tubuh Dylan, di gendongnya bridal style dan di bawa ke ranjang.

Januar membuka sepatu yang Dylan pakai, membuka Hoodie putih yang laki-laki itu kenakan, menyisakan kaus hitam saja.

Lelaki yang lebih tinggi menyelimuti si manis dan mengusap lembut surai cokelat Dylan,"tidur yang nyenyak."

Setelahnya ia keluar dari kamar Dylan, dan di kejutkan oleh kehadiran nek Lia di depan pintu.

"Eh.. nek." Januar tersenyum kikuk.

"Dylan kenapa?"

"Dia ketiduran di mobil, Janu gak mau bangunin dia kasian."

"Oh... Yaudah sana balik ke kamar kamu."

"Iya nek, misi." Januar menggaruk lehernya sambil melangkah ke kamarnya.

Nek Lia menatap kepergian Janu dengan tatapan intimidasi penuh tanya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~














































06.00

Tok

Tok

Tok

"Adek? Sayang." Widya mengetuk pintu kamar Dylan.

Cklek

"A— loh loh kok gak ada siapa-siapa?" Widya panik saat melihat di kamar gak ada orangnya.

Widya membuka pintu kamar mandi,"Dylan?!"

"Kemana sih nih anak." Widya mengurut pelipisnya, dia menemukan secarik kertas kecil yang bertulisan.

"Mama aku berangkat sekolah lebih awal, mau belajar di perpus."

Widya menghela nafas, setidaknya Dylan memberitahunya jadi dia merasa sedikit legaan.

[BOYS LOVE] MY SOULMATE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang