END

8.8K 598 133
                                    

Lelaki manis menatap rumah di hadapannya saat ini, kaki jenjang Dylan melangkah ingin mendekati pintu, tetapi ada yang janggal ketika melihat ada sepasang sepatu heels di teras rumah Janu.

Dylan menggeleng, dia tanpa mengetuk pintu langsung membukanya, karena ia pikir kan dia pacarnya jadi gak masalah.

Tapi, karena tidak mengetuk pintu dia di perlihatkan dengan pemandangan Janu yang sedang membelakanginya sedang memeluk seorang perempuan, dan Janu membalas pelukannya, perempuan itu malah mengusap-usap kepala Janu.

Senyum Dylan langsung pudar, buku yang di pegang oleh Dylan pun jatuh ke lantai dan menyebabkan bunyi, Dylan langsung berjalan dengan langkah cepat keluar dari rumah itu.

Di perjalanan Dylan menelpon temannya yang bernama Iqbal.

Iqbal
Berdering📞

"Hah? Ngapa Dy?"

"Lu dimana? Gue mau ke rumah."

"Yaudah dateng aja, gue di rumah—"

Pip*

Dylan langsung memberhentikan taksi yang lewat dan masuk kedalamnya, lelaki manis mengigit bibir bawahnya menahan tangis dan rasa kecewa.

"Pak ke perumahan cempaka ya."

"Baik."

Dylan menghela nafas panjang, bodo amat lah bukunya tertinggal di sana, dia udah gak butuh itu.

Apa sekarang selera Janu sudah berubah? Menjadi dosen perempuan? Dan dirinya di hati Janu sudah tergantikan oleh dosen itu?

Dylan mengulum bibir, mau marah aja rasanya, dia masih bisa nahan tangis tapi rasanya pengen jambak rambut cewek tadi.

Berarti perjuangannya selama ini sia-sia, sialan lebih baik dia gak datang dan mempercayai perkataan papihnya yang lebih berpengalaman.

Selang setengah jam ke rumah Iqbal akhirnya sampai, Dylan langsung turun dan membayar taksi nya dahulu.

Lelaki manis dengan wajah di tekuk dan mata berkaca-kaca mengetuk-ngetuk pintu rumah Iqbal.

Tok

Tok

Tok

Tok

"Iya-iya sabar woy!"

Cklek

Dylan menatap Iqbal yang membukakan pintu untuknya dengan bibir yang manyun.

Iqbal mendelik sini,"idih, sok imut lu. Sini masuk."

"Hueee... Iqbal!" Dylan masuk ke dalam.

Iqbal menggelengkan kepalanya, mengajak Dylan duduk di sofa.

"Ngapa lu?"

Lelaki itu memainkan jari jemarinya dalam diam.

Iqbal menghela nafas memegang pundak Dylan agar menatap kearahnya,"lu nangis? Kenapa? Siapa yang buat lu nangis?"

Lelaki berambut cokelat itu langsung memeluk temannya sambil sesenggukan.

[BOYS LOVE] MY SOULMATE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang