BONUS CHAPTER 2

10.9K 495 98
                                    

"thanks udah traktir."

"Yaelah santai, makasih juga udah mau nolong gua."

"Hm... Yaudah gue harus balik lagi ke kampus."

Zael menatap Iqbal yang beranjak sehabis makanannya sudah habis di makan.

"Oh... Yaudah."

"Ok bye." Iqbal menepuk pundak Zael bentar lalu berlari mendekati motornya.

Meninggalkan Zael yang masih memerhatikan Iqbal sampai laki-laki itu pergi meninggalkannya sendirian.

"Oh iya! Helm dia kan masih sama gua." Gumam El.

Zael berdiri dan membayar semua yang sudah ia pesan tadi ke penjualnya, di pikir-pikir tadinya dia pengen langsung balikin helm Iqbal, tapi kayaknya nanti-natian aja.

"Makasih ya kak." Ucap penjualnya.

"Yoi." Zael mendekati motornya, menatap helm yang sedang ia pegang saat ini,"ah entar aja balikin nya, kalo dia pinta baru gua balikin."

Zael tertawa sembari memakai helm, orang-orang pasti yang melihat Zael tertawa sendirian menganggapnya aneh.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~










Tok

Tok

Tok

"Ya, masuk."

Tok

Tok

"Ck, budek apa. Masuk aja!" Teriak Dylan dari dalam ruangan.

Tok

Tok

Dylan mulai kesal dan langsung berjalan mendekati pintu, membuka pintu itu dengan wajah kesal.

"Bisa gak kalo sekali saya bilang masuk ya tinggal masuk, emangnya kamu siapa? Mau saya bukakan pintu-"

Saking seriusnya mengoceh Dylan tanpa sadar tidak dapat melihat wajah sosok orang yang ada di hadapannya saat ini, karena dia membawa buket bunga bewarna mawar merah yang sangat besar menutupi wajahnya.

Saking seriusnya mengoceh Dylan tanpa sadar tidak dapat melihat wajah sosok orang yang ada di hadapannya saat ini, karena dia membawa buket bunga bewarna mawar merah yang sangat besar menutupi wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dylan langsung senyum,"Janu."

Januar terkekeh, memberikan buket bunga nya ke tunangannya,"nih, buat kamu. Jangan marah-marah lagi."

Dylan mempoutkan bibirnya, dia menerima bunga itu dan langsung memeluk tubuh Januar.

"Gak ngomong-ngomong kalo mau dateng."

Januar tersenyum mengusap-usap punggung Dylan,"suprise."

"Yaudah ayok masuk."

"Masih banyak kerjaannya?" Janu mengusap lembut surai Dylan.

"Sebentar lagi kok."

Dylan menutup kembali pintu ruangan kerja khususnya, di ruangan ini kedap suara, suara yang ada di dalam tidak terdengar dari luar, tetapi suara dari luar dapat terdengar ke dalam.

[BOYS LOVE] MY SOULMATE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang