BUKU LAMA

8.3K 813 142
                                    

"Adek.."

"Kenapa hayo?" Widya tersenyum usil, apalagi saat Dylan senyam-senyum,"wah.. jangan-jangan kamu lagi suka ya sama orang?"

"Um..." Dylan bersemu sambil mengangguk, dia merubah posisi jadi duduk.

"Siapa? Cerita dong." Widya mengelus rambut Dylan.

"Kalo Dylan suka sama cowok, mamah marah?" Tanyanya hati-hati.

Widya malah tersenyum, mencubit pipi sang putera,"gak marah, kan yang punya perasaan kamu. Bukan mamah."

"Perasaan itu gak bisa diatur, dia datengnya tiba-tiba kan? Jadi... Mamah gak marah."

Anaknya tersenyum lebar,"beneran?"

"Iya, Janu ya orangnya?"

Dylan mengangguk pelan,"maaf mah."

"No... Kenapa minta maaf? Mamah udah kenal baik kok sama Janu, mamah setuju." Widya memeluk  Dylan.

"Tapi nenek gak setuju kalo sama Janu." Nenek Lia tiba-tiba muncul dari belakang.

Dylan dan Widya langsung menoleh, nek Lia belum tidur malahan dia mendengar percakapan mereka.

Nenek Lia menghampiri cucu dan anaknya, tatapannya intens.

Dylan mengigit bibirnya,"nenek belum tidur?"

"Apa yang barusan kamu omongin Dylan?"

Widya mengerutkan keningnya,"kenapa mah?"

"Anak kamu suka sama Janu itu? Iya?"

Lelaki manis menelan air liurnya sendiri, apa nenek Lia akan marah?

Widya menghela nafas,"duduk dulu, biar Widya jelasin."

"Saya udah dengar semuanya, emangnya kamu mau Widya, anak kamu punya pasangan yang gak punya apa-apa." Wanita paruh baya itu meninggikan suaranya.

Dylan menunduk, menggenggam erat tangannya sendiri.

Dan Widya memijat pelipisnya,"mah—"

"Nenek gak masalah kamu mau suka sama siapa, tapi jangan sama Janu. Kamu liat keluarganya sendiri aja gak bener apalagi nanti kalo udah berkeluarga?!"

Widya berdiri dari duduknya, memegang kedua pundak mamahnya,"mah, biarin lah. Mereka masih kecil."

"Ya kalo masih kecil fokus aja sama sekolah dulu, Janu nya juga di suruh perbaiki masa depannya dulu."

"Jangan sampe anak kamu ngerasain apa yang dulu kamu rasain Widya!" Lanjutnya.

Dylan mendongak, menggertak 'kan giginya, dia ingin marah tapi gak bisa. Dan memilih untuk pergi ke kamar.

"Mah! Apaan sih ngomong kayak gitu?!"

"Kamu berani bentak mamah?"

Widya memejamkan matanya sejenak,"maaf mah."

Nek Lia menatap kepergian Dylan, dia udah punya feeling bakal ada perasaan di antara Dylan dan Janu.

"Udah, mamah istirahat dulu aja ya." Widya menuntunnya ke kamar.

Setelah selesai, Widya pergi ke kamar anaknya, dia ngeliat anaknya tidur menyelimuti seluruh tubuhnya menggunakan selimut.

Widya masuk kedalam dan menutup pintu, menyalakan lampu kamar, duduk di pinggir ranjang, tangannya menyibak selimut dan mengelus surai Dylan.

"Dek."

Dylan langsung memeluk mamahnya,"maafin adek."

Widya mencium kening Dylan sambil menggeleng,"gak sayang, salah kamu apa?"

[BOYS LOVE] MY SOULMATE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang