"Denger kan apa kata nyokap lo tadi? Kalo lo susah gue bilangin, gue—"
"Nyenye." Dylan udah duduk sila di depan meja kecil.
Januar ikut duduk berhadapan dengan Dylan,"gak usah gitu."
"Kenapa? Gue kan udah pinter."
"Pinter dari mana?"
"Kemarin gue bisa ngerjain soal fisika."
Januar membuka buku pelajaran kimia,"bukan cuman fisika, inget Minggu depan kita ujian."
"Inget lah, lo mau taruhan sama gue? Hum?" Ajak Dylan.
Januar menatapnya sambil menaikkan sebelah alisnya,"apa?"
Dylan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan,"kalo gue dapet nilai bagus nanti pas ujian, lo harus turutin apa yang gue mau."
"Tapi kan tugas gua buat lo dapet nilai gede."
"Ya bodo amat, lo kan tutor gue kalo di rumah. Jadi harus profesional, tapi kalo di sekolah nanti, kita rival."
Januar suka kalau di tantang begini,"yakin?"
"Lo takut?"
"Deal." Januar membalas jabatan tangan Dylan.
"Kalo nilai lo tetep jelek, lo harus lakuin apa yang gua minta." Lanjut Janu.
Dylan ngangguk,"begitupun sebaliknya." Dia tersenyum.
Januar menampilkan seringai nya, sangat menarik.
"Yaudah ayok sekarang belajar." Dylan melepaskan tangannya dari Janu.
"Apa? Kimia?"
Januar mengangguk,"iya."
Kan kalo gini Dylan jadi semangat buat belajar, buat dapetin nilai gede. Dari pada di paksa mending di tantang, jadi tambah naik mood nya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Ck, sekarang Janu susah di hubungi dah." El berdecak karena gak di respon sama Janu.
"Aneh, pasti setiap abis pulsek dia gak bisa di hubungi, padahal bagus banget ini ada tawaran." Ucap Fadli sambil meminum soda.
Sore-sore gini Zael udah dapet panggilan dari musuhnya Janu dari sekolah sebelah, nantangin buat turun ke arena nanti malam. Belum tahu apa taruhannya, tapi ini bakal jadi balapan yang seru.
"Lagi sibuk kali nyuci." Celetuk teman mereka berdua.
"Kayaknya gak deh, kayaknya ada yang di sembunyi'in sama Janu." Fadli mulai penasaran.
"He'em, gua rasa juga gitu. Soalnya gak mungkin dia sesibuk itu." Lanjut El.
"Ini gua bales iya atau enggak nih? Di Riko nge-chat gue mulu." Lanjut El.
"Udah jawab aja iya."
"Jangan so tau lo Gus, tar kalo tiba-tiba Janu gak bisa gimana?"
Agus yang lagi main gitar cuman ngangkat bahu,"pasti mau, mana mungkin Janu nolak."
"Iya sih, udah bilang aja iya." Ucap Fadli.
"Bener ya lu pada."
"Beneran."
"Ok." Zael mengirimi Riko pesan menerima ajakan Riko untuk bermain di arena nanti.
Zael juga ngirim pesan ke Janu biar cowok itu gak lupa.
Janu
Jan tar malem si Riko ngajak turun |
Gua bilang iya |
Janlup lu |
18.00
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOYS LOVE] MY SOULMATE [END]
Teen Fiction"Gue bisa jadi heroin, buat lo candu sama gue." Ini bukan kisah Dylan dan Milea, tapi ini tentang Januar dan Dylan, dua laki-laki bocah SMA yang memiliki cerita sendiri didalamnya. ___________________________ Dylan harus menuruti keinginan orangtuan...