Besok harinya*
Teman-teman Janu udah pada pulang termasuk dua biang kerok a.k.a El sama Fadli.
Januar lah yang beres-beres in rumah sendirian, pesta tadi malam itu cuman buat seru-seruan, lagian dia cuma nyediain rumah, semuanya masing-masing bawa sebotol bir.
Padahal hari ini hari Minggu, dia harus tetap bangun pagi-pagi buat beresin rumah, yang tadinya mau bangun siang ke tunda.
"Mau di bantuin gak?"
Januar menoleh kebelakang dimana ada Dylan yang baru saja selesai mandi dan memakai baju kaos miliknya.
"Hm."
"Tapi boong."
Januar rolling eyes dia sibuk memunguti botol-botol bekas bir itu dan juga sampah di masukkan kedalam plastik.
Dylan tertawa, dia mengambil sapu dan menyapu lantai,"gak lah, mana mungkin gue sejahat lo."
Januar cuma menghela nafas,"kalo gak ikhlas gak usah."
"Ikhlas kok, tapi ada satu syarat."
"Apaan?"
Dylan berhenti dulu nyapu nya, dia menatap Janu dengan senyuman,"kita harus joging abis selesai beberes."
"Gak, ini hari Minggu waktunya—"
"Janu, lo kan masih di masa rehab. Lu tau kan jadwal-jadwal nya gimana? Setiap seminggu sekali olahraga, makan tepat waktu, tidur tepat waktu dan jangan minum-minum." Nasehat lelaki manis.
Januar mengangguk sambil tersenyum,"iya iya."
"Nanti siang baru kita konsultasi, lu harus sungguh-sungguh Janu."
"Iya gua sungguh-sungguh, kalo ada lu." Ucap Janu dan pergi keluar untuk buang sampah.
Dylan mendengar itu, Janu bilang kalo ada lu? Apa maksudnya dia jadi orang yang memotivasi seorang Janu untuk berhenti?
"Kalo lu mikirnya begitu, gue iyain." Janu udah masuk lagi kedalam rumah sambil tersenyum kearah Dylan yang kelihatan bingung.
Tiba-tiba aja kedua telinga lelaki manis memerah, Januar menahan tawa melihat Dylan kayak patung.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
06.00
Januar mengajak Dylan joging di taman yang lumayan luas dan juga ramai dengan orang-orang.
Cuman jalan biasa, karena mereka gak mau lari plus gak mau capek duluan. Jadi mereka cuman jalan-jalan pelan, sambil mengelilingi taman sambil memandangi taman yang indah dengan pepohonan dan juga bunga.
"Lo tau, gua gak pernah namanya joging." Ucap Janu memulai pembicaraan.
Dylan menatap Janu sambil berjalan mereka mengobrol,"kenapa?"
"Gak ada yang ajak."
"Halah bilang aja males."
"Itu juga."
Dylan rolling eyes dan Janu tertawa, ngeliat Janu ketawa tandanya Janu udah gak marah lagi sama dia.
"Kenapa lo masih nginep di rumah gua? Keluarga lo nyariin."
"Gak tau, ayok lari! Masa joging jalan ayok kejar gue!" Dylan berlari mendahului Januar.
Lelaki yang lebih tinggi membuka handphonenya dahulu.
Mamah Widya
| Janu kalo Dylan masih di rumah kamu jaga dia ya
| Dylan itu anaknya apa-apa gak bisa sendiri
| Gak papa kalo dia masih maunya tinggal sama kamu, mungkin dia masih marah sama mamah
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOYS LOVE] MY SOULMATE [END]
Fiksi Remaja"Gue bisa jadi heroin, buat lo candu sama gue." Ini bukan kisah Dylan dan Milea, tapi ini tentang Januar dan Dylan, dua laki-laki bocah SMA yang memiliki cerita sendiri didalamnya. ___________________________ Dylan harus menuruti keinginan orangtuan...