PERAYAAN

7.9K 707 80
                                    

20.00

"Mamah!! Adek menang tau! Main basket! Meskipun pemain cadangan doang hehe! Tapi Dylan cetak poin!" Dylan baru selesai mandi dan keluar dari kamar langsung memberikan mamah Widya pelukan.

Januar di dalam kamar dapat mendengar suara Dylan, dia tersenyum tipis, membuka pintu kamar dan mengintip betapa senangnya Dylan.

Widya terkejut, dia membalas pelukan anaknya dengan senyum hangat,"hebat deh anak mamah."

"Wah keren dong." Papih Andreas juga bangga.

Dylan mengangguk,"iya dong!"

Widya mencium kedua pipi anaknya,"hummmm anak mamah kok udah besar sih."

Dylan mempoutkan bibirnya,"belum! Dylan masih jadi adek!"

Andreas tertawa, mengusak rambut Dylan,"mau kemana?"

"Mau main keluar Pih, sama Janu sama temen-temen yang lain. Biasa ngerayain kemenangan."

Widya menyentil dahi Dylan,"jangan minum banyak-banyak."

"Siap mah! Itu Janu udah siap, Yaudah adek pamit ya mah, Pih." Dylan berdiri dan melangkah keluar dari rumah.

"Pergi dulu mah, Pih." Izin Janu.

"Iya, hati-hati jangan nyetir sambil mabuk!" Larang Widya.

Jadi janjiannya itu di club starling yang biasa tempat nongkrongnya Janu dkk, tapi yang dateng nanti ada Deo, Iqbal, Felly dan Aurora, cuman yang deket-deket aja.

Saat sudah tiba, Dylan langsung duduk disebelah Iqbal,"lama gak nunggunya?"

"Lama, noh Fadli udah abis dua gelas." Tunjuk Deo kepada Fadli.

"Yaudah si, Janu nih lama, sini duduknya." Dylan menarik tangan Januar agar duduk disebelahnya.

"Ekhem... Perasaan kemaren gue baru liat ada yang diem-dieman, tapi kok sekarang udah lengket lagi?" Felly melirik Dylan dan Janu.

"Siapa?" Tanya Iqbal.

"Itu tuh sebelah lu." Tunjuk El kepada Dylan menggunakan lirikan mata.

Dylan menghiraukan ledekan teman-temannya itu,"gue mau minum juga."

Januar menuangkannya untuk Dylan dan untuk dirinya juga,"nih."

Lelaki manis tersenyum,"makasih, ayok-ayok cheers dulu gak sih!" Dia mengangkat gelasnya.

Diikuti dengan yang lain dan bersorak,"ini perayaan kemenangan kita! Cheers!" Ucap Aurora.

Dylan meminum bir nya hanya seteguk, karena dia gak mau mabuk malam ini.

"Jangan minum doang, gimana kalo kita main game!" Usul Deo.

"Game apa?" Iqbal mengerutkan keningnya.

"Truth or dare!" Deo mengangkat botol kaca bekas bir yang sudah kosong, dan ditaruh di tengah-tengah meja.

"Gas!" Felly paling semangat.

"Si Fadli gak usah ikutan udah mabok gitu." Celetuk Dylan.

Fadli menggeleng,"gak gak, lo pada gak bisa apa-apa tanpa gue." Dia ngelantur.

"Tuh kan, udah gak usah dianggep. Gue duluan ya!" Dylan memutar botolnya dan berhenti di,

Felly, dan malah cewek itu tersenyum lebar,"apa-apa lu mau nanya apa."

"Pilih dulu bego, truth or dare." Ucap Aurora.

"Truth deh."

"Siapa nama mantan lu?"

[BOYS LOVE] MY SOULMATE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang