Sebulan kemudian*
"Uti ayok sarapan!"
"Iya bang!"
Putri berlarian keluar kamar untuk sarapan bersama abangnya, Januar yang menyiapkan menu sarapan setiap hari, sebelum ia berangkat sekolah.
Putri duduk di kursi makan, memakan roti sandwich buatan bang Janu.
Januar juga makan sandwich bersama segelas susu hangat.
Hari ini adalah hari pertama Janu akan berangkat ke universitas negeri yang dimana dia akan menjadi maba di sana, karena Janu sudah lolos tes dan mendapatkan beasiswa full di universitas perwira sakti, jurusan teknik mesin atau otomotif, bersama dengan Zael.
Kalau Zael masuk sana karena menggunakan uang, tetapi mereka satu jurusan jadi pasti nanti akan bertemu.
Kalau Fadli berbeda, dia pergi ke luar kota, tempat dimana Fadli lahir, di Bandung. Jadi dia akan kuliah di sana karena kemauan Fadli juga, dan tentu rumahnya juga pindah jadi Fadli di sana bersama orangtuanya.
Tapi dengar-dengar Iqbal dan Deo juga berkuliah di universitas yang sama dengan Janu, tetapi berbeda jurusan. Entah apa Janu tidak tahu, tapi yang pasti nanti akan bertemu.
Ia merasa sangat bahagia bisa melanjutkan pendidikannya, ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk menjadi seorang Janu yang berhasil.
"Bang Janu udah mulai sekolah lagi?" Januar mengangguk.
"Iya, nanti pulangnya Uti Abang jemput ya. Uti main dulu ke rumah Sisil aja."
Sisil teman dekat Putri, jadi Janu gak usah khawatir kalau Putri main sama Sisil karena Janu juga sudah dekat dengan mamahnya Sisil.
"Oke deh!"
"Tapi nanti kalo Abang pulangnya cepet Abang langsung telpon kamu."
Putri sudah di berikan handphone, di belikan oleh Janu. Hanya handphone Android untuk telpon dan mengirim pesan aja, karena ada uang lebih dan cukup untuk membeli satu handphone jadi dibelikan saja adiknya.
Putri mengacungkan jari jempol, Januar tersenyum tangannya mengusak rambut adiknya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Di kediaman keluarga Andreas, dimana anggota keluarganya masih pada tidur termasuk Dylan, karena di sana masih jam 12 malam.
Terlihat lelaki manis tertidur pulas sambil memeluk bonekanya, dan tubuhnya terbungkus dalam selimut.
Triing
Triing
Handphone Dylan yang berada di sebelah kepalanya berdering dan terbuka memperlihatkan ada pesan dari Janu.
Pacar🙅🏻♂️
| sayang masih tidur ya
| Aku mau berangkat nih jadi maba
| Kamu kalo udah bangun jangan lupa langsung sarapan dulu sebelum berangkat
| Biar gak sakit, jangan sampe kamu jatuh sakit
00.30Dylan menggeliat di dalam selimut mengubah posisi tidurnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Ekhem... Kayaknya makin lengket nih."
Zael melirik Januar dari tadi ngeliatin handphone terus, fyi mereka berdua sudah berada di aula di gedung satu, dimana mahasiswa baru akan di kumpulkan di aula gedung satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOYS LOVE] MY SOULMATE [END]
Teen Fiction"Gue bisa jadi heroin, buat lo candu sama gue." Ini bukan kisah Dylan dan Milea, tapi ini tentang Januar dan Dylan, dua laki-laki bocah SMA yang memiliki cerita sendiri didalamnya. ___________________________ Dylan harus menuruti keinginan orangtuan...