"Janu!"
Janu dkk menoleh kebelakang mendapati Dylan.
Dylan tergesa-gesa, karena ramai dia susah nyari Janu tadi tapi akhirnya ketemu.
Dylan memegang pundak Janu sambil menetralkan nafasnya,"hah... Lo-lo mau ngapain sih Jan?"
Janu menatap temannya ingin penjelasan, tapi mereka berdua menggeleng dan mengangkat bahu.
Janu merengkuh tubuh Dylan, Riko yang ngeliat Janu sedekat itu dengan orang baru tersenyum miring.
"Temen lo?"
"Bukan urusan lo."
Dylan ngeliat Janu dan Riko bergantian,"jangan bilang lo bakal turun sama dia?"
"Oh, iya. Kenalin Riko." Riko mengulurkan tangan.
Tapi hanya dilirik sekilas oleh Dylan,"Janu."
"Gua tau apa taruhannya sekarang."
"Gak usah basa-basi, tudep aja." Janu tambah medekatkan tubuh Dylan bersamanya saat mata Riko yang jelalatan ngeliatin Dylan terus.
"Gua mau dia." Riko menunjuk Dylan menggunakan matanya.
Dylan merenggut tak suka, dia melangkah maju mendekati Riko.
Januar mengernyitkan dahinya.
"Se jago apa lo buat dapetin gue?"
Riko malah tertawa, dia ikut maju dan mereka berdekatan,"jago banget, apa lagi kalo di ranjang."
Lelaki manis berdecih,"lo bisa buktiin?"
"Pasti."
"Dy." Panggil Janu.
"Kalo lo berani, lo lawan gue bukan Janu."
Riko mengangkat sebelah alisnya, Januar, El, Fadli terkejut mendengarnya.
Januar menarik tangan Dylan,"Dy, lo gak usah ikut-ikutan."
Dylan menepis tangan Janu, dia mendongak menatap sang dominan,"lo diem aja, gua cuman butuh penjelasan lo doang."
"Dy, lo yang diem."
"Apaan sih Jan?! Udah deh, biarin aja gue yang turun. Tapi ada satu syarat." Dia menatap Riko.
Riko lagi-lagi ngangkat satu alisnya,"hm? Apa manis?"
Dylan geli mendengar itu, dia mendatarkan wajahnya,"gua maunya naik mobil."
"Oke, mobil kek motor kek. Gue bakal lakuin."
Dylan tertawa remeh,"liat aja nanti."
Riko ingin mencolek dagu Dylan tapi lelaki manis itu tepis, dan membuat Riko tertawa,"sampai nanti manis."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Ayok ke sana dulu Ra, gue penasaran." Felly menarik tangan Aurora untuk mendekati kerumunan di depan warung kopi.
"Eh Fel, gue ngerasa gak asing sama mobil ini." Aurora menunjuk mobil yang sangat mirip dengan milik Dylan.
Felly mengangguk,"iya jir, jangan-jangan—"
"Jangan-jangan Dylan disini juga?!" Teriak mereka berdua bersamaan.
Felly dan Aurora langsung berlari, mereka menyelak orang-orang sampai mereka sudah berdiri di barisan paling depan.
Kedua mata mereka berdua melebar, teman-teman sekelasnya ada di sana semua.
"Dylan?!" Felly.
"El? Fadli?!" Aurora.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOYS LOVE] MY SOULMATE [END]
Fiksi Remaja"Gue bisa jadi heroin, buat lo candu sama gue." Ini bukan kisah Dylan dan Milea, tapi ini tentang Januar dan Dylan, dua laki-laki bocah SMA yang memiliki cerita sendiri didalamnya. ___________________________ Dylan harus menuruti keinginan orangtuan...