Kriiingg
Kriiingg
"Ayok anak-anak langsung pulang ya jangan main, ganti baju dulu kalo mau main oke. Hati-hati dijalan ya nak."
"Iya Bu guru!"
Anak-anak kecil masih kelas 4 SD berlarian keluar kelas untuk pulang karena sekolah hari ini sudah selesai.
Putri akan pulang dengan jalan kaki karena rumah barunya dekat dengan sekolahnya, hanya lima belas menit.
Putri gak di ceritain apa-apa sama Janu kenapa dia keluar dari rumah bang Dylan, kata bang Janu karena bang Janu udah Nemu rumah baru jadi tinggal di rumah sendiri aja gak enak kalo sama bang Dylan terus.
Rumahnya gak besar gak juga kecil, lumayan lah. Dan harganya juga lumayan, itu rekomendasi dari Fadli temannya karena yang punya sewa rumah itu adalah orangtuanya Fadli.
Putri pulang jalan kaki biasanya sama beberapa teman yang arahnya searah dengannya, seperti sekarang ini Putri ingin pergi dari pekarangan sekolah bersama dua temannya perempuan.
"Uti!"
Putri nengok,"bang Dylan?!"
Dylan langsung berlari mendekati Putri dkk, ia berjongkok menyamai tinggi Putri,"Uti udah pulang?"
Putri mengangguk,"bang Dy gak sekolah?"
"Sekolah kok, mau bang Dy anter gak?"
"Tapi Uti sama temen-temen."
"Gak papa, ayok bang Dy anter kita jalan bareng-bareng."
"Bang Dy gak bawa mobil?"
"Hehe enggak, jalan aja ya?"
Dylan dari rumah sengaja gak bawa mobil, dia dari rumah ke sekolah aja naik ojek, dan dari sekolah ke SD juga naik ojek.
"Oke! Temen-temen ini bang Dylan temen abang aku."
"Halo." Dylan tersenyum kearah mereka.
"Halo bang Dylan!" Ucap mereka.
Jadilah Dylan mengantar ketiga bocil SD itu pulang ke rumahnya masing-masing, rasanya senang kalau bercandaan sama anak-anak kecil seperti ini.
"Uti kita pulang duluan ya!" Ucap anak perempuan yang di kuncir dua, dan anak yang rambutnya seperti dora saat sudah di depan gang rumah mereka.
"Yah... Yaudah deh, dadah!" Putri melambaikan tangan.
"Bang Dy kita pamit! Dadah!"
"Iya, hati-hati ya kalian."
"Iya!" Dua anak perempuan itu pergi dari pandangan mereka.
Memang yang paling jauh dari mereka bertiga rumahnya adalah Putri masih lurus lagi, tapi gak papa Dylan udah anggap Putri seperti adiknya.
"Uti, Abang Janu marah ya sama bang Dy?" Tanyanya di tengah-tengah perjalanan.
"Eum? Gak tau deh, emang bang Dy lagi marahan?"
"Enggak, itu ada es krim mau gak?"
"Mau!"
Dylan langsung menggandeng tangan Putri untuk membelikannya es krim.
"Makasih ya bang."
"Iya sama-sama." Dylan mengusap kepala Putri dengan lembut.
~~~~~~~~~~~~~~~~
16.00
Cklek
"Uti?" Januar masuk kedalam rumahnya sambil melepas sepatu dia memanggil adiknya.
"Uti disini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOYS LOVE] MY SOULMATE [END]
أدب المراهقين"Gue bisa jadi heroin, buat lo candu sama gue." Ini bukan kisah Dylan dan Milea, tapi ini tentang Januar dan Dylan, dua laki-laki bocah SMA yang memiliki cerita sendiri didalamnya. ___________________________ Dylan harus menuruti keinginan orangtuan...