"Dah sampe."
Dylan mengangguk, lalu turun dari motor Janu sambil membawa hasil lukisannya yang ingin dia simpan.
Mereka habis jalan-jalan, pulang jam tujuh malam dan Janu langsung mengantar Dylan pulang karena besok sudah kembali masuk sekolah.
"Janu, itu di simpen ya." Dylan menyuruh Janu juga menyimpan kanvas yang terceplak telapak tangan mereka.
Januar mengangguk,"pasti, udah masuk sana."
Lelaki manis tersenyum, dia masuk kedalam pekarangan rumahnya sambil melambaikan tangan,"hati-hati ya Janu."
"Iya." Janu ikut melambaikan tangan, di saat sudah tidak melihat Dylan lagi dia kembali pergi dari sana.
Tujuannya tidak langsung pulang, dia mau ke tempat nongkrongnya, di saat sudah tiba di sana Janu mengerutkan keningnya melihat ada laki-laki yang menurutnya asing mengobrol dengan dua temannya.
Janu turun dari motor, mendekati mereka sambil terus menatap cowok asing itu.
"Eh bro! Udah selesai bucin-bucin nya?" Tanya El.
"Siapa?" Janu melirik cowok itu menggunakan matanya.
Cowok itu tersenyum ramah mengulurkan tangan untuk berkenalan,"Alex."
"Iye, dia Alex. Bule bro." Fadli sok akrab banget sama orang asing itu.
Janu mengerutkan keningnya,"bule?"
"Iya, dia tadi ke sini cuman jajan, tapi kasian sendirian kita ajak nimbrung aja." Jelas El.
Janu hanya mengangguk dan tidak melanjutkan obrolannya lagi, dia memilih untuk memainkan handphone.
Senyuman terukir di wajah tampan Janu melihat postingannya dengan postingan Dylan, Janu baru sadar kalau Dylan mengaktifkan komentar, dia membaca komentar-komentar dari postingan Dylan.
Dahinya mengernyit kala membaca satu komentar cukup aneh, dari akun yang bernama 'unknow'.
"By the way lu dari dari negara mana? Kok bisa bahasa Indonesia?" Tanya El.
Janu otomatis langsung menoleh dia juga penasaran.
"Perancis, di ajarin bahasa Indonesia sama temen." Jawab Alex.
"Widih, sama dong sama Dylan." Celetuk Fadli.
"Dylan?"
"Iya dia anak pindahan dari negara sana sih, bukan orang asli Prancis." Fadli nyengir.
"Oh.. teman kalian?"
"Hm, nih calon pacarnya." El merangkul pundak Janu.
Alex menatap Janu, Janu gak ngelak emang Dylan udah jadi calonnya.
"Oh... Kalian berdua?"
"Iya." Jawab Janu.
Alex tertawa pelan, yang menurut Janu itu orang aneh banget, apalagi di saat tahu kalau dia dari Perancis juga dia juga kepikiran sama komentar di postingan Dylan, jangan-jangan mereka orang yang sama?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Adek pulang." Dylan melepas sepasang sepatunya sebelum memasuki rumah.
Di dalam rumah dia melihat mamahnya lagi ngopi sendirian, Dylan mendekatinya dan langsung memeluk mamahnya yang sedang duduk di sofa membelakanginya.
Dylan mencium kedua pipi Widya,"mamah."
"Eh sayang, udah pulang. Ada titipan nih tadi dari kurir paket. Lucu banget deh Janu ngasih kamu bunga, padahal kan baru aja tadi kalian ketemu." Widya mengambil satu buket bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOYS LOVE] MY SOULMATE [END]
Teen Fiction"Gue bisa jadi heroin, buat lo candu sama gue." Ini bukan kisah Dylan dan Milea, tapi ini tentang Januar dan Dylan, dua laki-laki bocah SMA yang memiliki cerita sendiri didalamnya. ___________________________ Dylan harus menuruti keinginan orangtuan...