Hari ini adalah hari dimana sekolah SMA ZIREVIC akan melakukan lomba cerdas cermat, yang diikuti oleh Janu, El dan Fadli. Dan juga beberapa guru.
Tidak menggunakan bus tetapi menggunakan mobil milik guru, karena yang ikut hanya beberapa.
Dan karena ada Janu, Dylan juga harus ikut. Dia ingin bolos pelajaran dulu hari ini, karena mumpung dia bawa mobil.
Dia mau dukung Janu, masa gak ada sih yang jadi pendukung SMA ZIREVIC? Mana seru.
Jadilah Dylan mengajak antek-anteknya untuk ikut menggunakan mobilnya, mereka hanya menaruh tas di kelas setelahnya mereka pergi mengikuti mobil yang di tumpangi oleh Janu.
"Ayok Dy buruan keburu gerbang di tutup!" Deo.
Dylan menyalakan mesin mobil, memegang setir mobil melihat kearah gerbang yang di jaga satpam dengan kecepatan penuh dia langsung melesatkan mobilnya keluar gerbang.
"WOY! MAU KEMANA KALIAN?!" Panggil satpam.
Mereka yang di dalam mobil tertawa di saat berhasil bolos, Dylan langsung menyusul mobil guru dari belakang.
"Hahaha... Jago banget lu Dy." Deo.
"Lu gak tau aja, Dylan juga bisa balapan." Celetuk Felly.
Dylan langsung melirik Felly dari kaca mobil,"gak, biasa aja."
Felly nyengir,"oh ya, kalo kita di usir di sana gimana?"
"Emangnya pintu masuk cuman satu?" Iqbal.
"Oh iya, gak ada yang gak mungkin." Felly mengangguk.
Setibanya di gedung tempat lomba olim nya, ini seperti gedung serbaguna gitu yang di sewa untuk acara. Dylan parkir mobilnya agak jauh dari mobil-mobil guru.
"Jangan pada bacot ya, tar kita di suruh pulang." Ucap Dylan.
"Lu kali yang bacot nanti, semangat Janu, semangat." Ledek Aurora.
Dylan langsung memelototi perempuan itu,"gue tinggal ya."
"Eh jangan dong beb." Aurora langsung menggandeng lengan Dylan dan mereka berjalan masuk kedalam.
Diikuti dengan yang lainnya, Dylan tadi sempat melihat Janu dkk yang sudah masuk duluan kedalam gedung.
Di saat sudah masuk mereka sudah berada di aula, melihat banyaknya kursi yang sudah di duduki oleh para guru, dosen, dan pesohor kampus.
Karena gak ada bangku yang sisa, mereka berlima hanya bisa berdiri di paling belakang, walaupun begitu dia masih bisa melihat Janu dkk di atas panggung.
Dan anak-anak yang menjadi lawannya Janu, Dylan juga bisa lihat. Ada satu sekolah yang sama, yang pernah menjadi lawannya saat bermain basket. Dia juga ikut olimpiade ini.
Dylan sengaja gak ngasih tau Janu, kalo gak nanti dia bakal larang buat nonton dia gak mau.
"Yakin nih kita berdiri? Sampe kapan?" Tanya Aurora.
"Udah sih, kan bisa duduk di bawah." Jawab Iqbal.
"Lu tau gak, itu sekolah yang pernah jadi rival kita pas lomba basket." Bisik Dylan.
"Oh iya, gila juga. Semoga sekolah kita lagi deh yang menang." Deo.
Saat perlombaan akan di mulai, para juri di perbolehkan masuk dahulu, dan duduk di kursi khusus untuk juri. Dylan melihat kira-kira ada lima juri, dan sepertinya itu adalah dosen.
"Tes, tes. Mari beri sambutan hangat dahulu untuk juri-juri kesayangan kita." Ucap MC.
Deo dan Felly bertepuk tangan, Aurora langsung menyenggol mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOYS LOVE] MY SOULMATE [END]
Teen Fiction"Gue bisa jadi heroin, buat lo candu sama gue." Ini bukan kisah Dylan dan Milea, tapi ini tentang Januar dan Dylan, dua laki-laki bocah SMA yang memiliki cerita sendiri didalamnya. ___________________________ Dylan harus menuruti keinginan orangtuan...