DAY OF GRADUATION*
Hari dimana anak-anak kelas 12 tahun ajaran 2023 ini akan mengadakan acara hari kelulusan untuk mengumumkan siapa yang lulus dan siapa yang tetap tinggal.
Murid-murid dan para wali nya sudah pada berkumpul duduk di kursi aula, menunggu acara dimulai dan menunggu kabar baik dari anak-anaknya.
Termasuk Dylan, bersama mamahnya di sebelahnya ia duduk dengan wajah tegang, papih Andreas tidak datang karena ada kerjaan di luar kota. Tapi tidak apa-apa cukup mamahnya saja sudah membuat dirinya senang.
"Mamah takut Dy gak lulus."
Widya memegang tangan anaknya sambil tersenyum menenangkan,"anak mamah harus positif thinking, mana mungkin anak mamah gak lulus."
Januar juga datang bersama Tante dan Putri, ia duduk berjauhan dengan Dylan karena duduknya sesuai nomor absen.
Januar memakai seragam putih abu yang terakhir kalinya, setelah ia lulus.
Tantenya Janu memang masih muda tetapi sudah menikah, dan belum memiliki anak jadi dia senang kalau mengurus Putri dan Janu.
"Bang Janu kenapa kita duduknya gak sama kak Dylan?" Tanya Putri.
"Karena duduknya sesuai nomor absen." Jawab tantenya.
Tantenya Janu tahu kalau Janu mempunyai hubungan dengan laki-laki bernama Dylan, dan dia tidak terlalu mempermasalahkan, toh yang menjalani Janu nya sendiri selagi lelaki itu bahagia dia mengiyakannya.
Memang tantenya Janu gak pernah mengobrol langsung dengan Dylan, tapi karena Janu selalu menceritakan tentang Dylan dia tahu Dylan orangnya seperti apa, dan sekarang ini adalah pertama kalinya dia melihat Dylan secara langsung walaupun dari kejauhan.
Tepat jam delapan pagi acara di mulai, pembawa acara membuka acara nya dahulu, memberi salam dan menyambut para wali, beserta guru-guru.
Di saat pembawa acara sudah selesai berbicara, bergantian dengan kepala sekolah yang ada di sekolah ini mengatakan sepatah kata untuk para murid-muridnya.
Sekiranya amanat dari kepala sekolah sudah selesai, sekarang lah sesi pemberitahuan lulus/tidaknya siswa/i.
Nanti yang namanya akan di panggil dan di nyatakan lulus akan naik keatas panggung, dan di berikan ijazahnya.
Sesi inilah yang di tunggu-tunggu sekaligus sangat menegangkan, di saat satu persatu wali kelas membacakan nama-nama siswa/i di kelasnya, dan di mulai dari kelas Dylan.
Bu Siska di depan sana tersenyum kearah murid-muridnya, ia sebagai wali kelas mengutarakan isi hatinya dahulu untuk anak-anaknya nanti ke depannya.
"Sedih udah gak ketemu Bu Siska lagi." Aldeo bergumam.
Aurora a.k.a teman Deo yang duduk nya samping-sampingan karena nomor absen mereka berurutan,"iya anjir gak kerasa aja."
"Gak kerasa juga kita bakal pisah Ra, huhu." Deo mengerucutkan bibirnya.
Aurora tertawa kecil mengusak rambut Deo,"gak usah lebay."
"Selamat pagi anak-anak ibu, dan wali murid yang sudah menyempatkan waktu untuk datang, terimakasih atas waktunya, dan terimakasih anak-anak sudah mau di ajar oleh ibu."
"Ibu sebagai wali kelas kalian bangga sekaligus sedih, tetapi ini adalah jalan kalian untuk menempuh mimpi-mimpi kalian. Anak-anaknya Bu Siska itu udah ibu anggap sebagai anak-anak ibu sendiri, ibu harap setelah perpisahan ini kalian tidak melupakan ibu ya."
"GAK BAKAL GURU KU TERCINTA!" Fadli berteriak.
Maknya Fadli mencubit telinga anaknya,"sut! Bikin malu aja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOYS LOVE] MY SOULMATE [END]
Teen Fiction"Gue bisa jadi heroin, buat lo candu sama gue." Ini bukan kisah Dylan dan Milea, tapi ini tentang Januar dan Dylan, dua laki-laki bocah SMA yang memiliki cerita sendiri didalamnya. ___________________________ Dylan harus menuruti keinginan orangtuan...