DIARY

5.4K 507 65
                                    

16.00

Dylan benar-benar datang kembali di jam empat sore untuk menemui Januar di taman sekolah, entah apa yang akan Janu katakan nanti.

Kondisi sekolah memang sudah sepi, bahkan hanya ada satpam guru-guru sudah pada pulang, dan tadi ia juga sempat pulang dulu untuk mandi dan mengganti baju.

Saat kakinya sudah memasuki area taman sekolah, ia tidak melihat ada Janu di sana, mengerutkan keningnya sambil menatap sekeliling mencari Janu.

"Janu?"

Dylan duduk di salah satu bangku taman, ia mengeluarkan handphone ingin menelpon Janu. Jangan-jangan cowok itu lupa lagi.

Ketika ingin memencet kontak Janu, tiba-tiba saja kedua matanya di tutup menggunakan tangan seseorang dari belakang, dan membuat pandangannya gelap.

"Janu? Ini Janu ya?" Dylan memegang tangan itu, ia tersenyum ia tahu betul tangan Janu kayak gimana.

Januar terkekeh, memeluk Dylan dari belakang dan mengecup pipi lelaki itu,"kok tau sih."

"Tau lah! Janu kemana dulu sih?! Kok telat." Dylan mempoutkan bibirnya.

"Enggak kok, dari tadi aku nungguin kamu malah."

Lelaki dominan duduk di sebelah Dylan, Dylan memerhatikan gerak-gerik Janu yang sepertinya menyembunyikan sesuatu di balik punggung.

"Janu bawa apa?"

"Hadiah."

"Heum? Buat Dy?" Janu mengangguk,"mau liat!"

"Tutup mata."

Dylan menurut, ia menutup kedua matanya sambil tersenyum.

Janu memperlihatkan hadiah yang ia bawa,"buka matanya."

Lelaki manis membuka mata dan mengerutkan keningnya di saat ia melihat Janu hanya membawa buku.

"Buku?"

Janu mengangguk,"iya, buat kamu."

Dylan menerimanya, ia membuka buku yang sampul nya menggunakan kulit, seperti buku kuno, tetapi di dalamnya hanya kertas putih bergaris yang masih kosong.

Dylan menerimanya, ia membuka buku yang sampul nya menggunakan kulit, seperti buku kuno, tetapi di dalamnya hanya kertas putih bergaris yang masih kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Buat Dylan?"

Januar mengangguk lagi, ia merangkul pundak pacarnya,"kan kamu udah kasih aku boneka, sekarang aku kasih kamu buku."

"O-okay."

"Tau gak buat apa?"

Dylan menggeleng, Januar tersenyum dan mencubit hidung kecil Dylan gemas.

"Karena nanti di sana kamu pasti sibuk belajar, dan di sini aku juga pasti sibuk belajar. Gak selalu kita bisa saling tukar kabar, apalagi di saat nanti kita sama-sama sibuk buat ngurus skripsi."

"Nah, kalo kamu mungkin gak ada waktu buat ngobrol sama aku, atau mungkin aku yang kadang-kadang gak ada waktu buat ngobrol. Kamu bisa tulis semuanya di buku ini."

[BOYS LOVE] MY SOULMATE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang