Lisa menatap gedung mewah di depannya, ini adalah gedung dimana Ibunya mengadakan acara ulang tahun dan tadi Pagi Gaun untuk dirinya sudah ada di apartemen.
"Lisa? Ayo masuk, katanya Nyonya Jung sudah menunggu mu." Ajak Johnny
"Oppa! Bagaimana dengan penampilan ku?" Tanya Lisa
"Cantik."Lisa tersenyum lalu segera menggeret managernya masuk, jika kalian berpikir ada cinta diantara mereka jawabannya salah dan jangan lupakan Johnny yang sudah mempunyai anak.
"Jiyoung Samchon!" Teriak Lisa memanggil Kakak dari ibunya
"Hei Piyik!"Lisa seketika cemberut mendengar balasan dari Paman nya itu
"Aku bukan Piyik!" Kata Lisa sebal
Jiyoung yang gemas dengan keponakannya segera mencubit pipi itu dan terkagum dengan penampilan Lisa."Oh my God! Penampilan mu?! Hey, seperti kau bukan keponakan ku! Jidat mu ini tak mungkin terbuka?!" Kata Jiyoung sedikit berteriak membuat Beberapa tamu menatap mereka
"Yak Ahjussi diam lah!" Lisa menutup mulut Pamannya
"Tak sopan sekali kau Lisa." Jiyoung menatap Keponakannya
"Tamu tamu terganggu." Lisa melirik ke arah tamu yang masih ada melihat mereka"Ya.. bagaimana aku tidak terkejut jika kau menampakkan jidat seperti itu?! Dari kecil kau kan anti untuk menghilangkan poni abadi mu itu." Seru Jiyoung, dulu Jiyoung selalu menjahili Lisa karena lucu saja melihat keponakannya yang marah.
"Eomma yang menyuruh ku." Kata Lisa sedikit cemberut, Lisa sempat menolaknya tapi Jessica merayu anaknya dan berhasil
"Hahahaha! Bahkan seseorang harus membayar mu dulu baru kau mau membuka jidat itu." Jiyoung tertawa"Karena aku sudah nyaman dengan memakai poni seperti itu adalah jati diriku? Mungkin.." Lisa ikut tertawa
"LISA!"
Kedua orang yang tadi asik tertawa seketika menengok ternyata Jessica yang segera bergegas menghampiri sang putri dan memeluknya, Lisa ikut membalas pelukan sang ibu.
"Kenapa tidak menemui eomma dulu? Eomma kira kau tidak datang sayang." Jessica berkata setelah pelukan mereka terlepas
"Jiyoung Samchon mengajakku mengobrol dan dia mengejek ku eomma!" Adu Lisa manja sembari memeletkan lidahnyaJessica menatap kakaknya galak dan tanpa belas kasih mencubit pinggang Jiyoung tentu saja Jiyoung berteriak kesakitan.
"Oppa! Jangan ejek anakku!" Jessica berseru kesal sambil memeluk Lisa
"Dia mengkataiku katanya Jidat ke seperti telur eomma." Jiyoung melotot kearah keponakan, enak saja dia di tuduh tapi memang benar sih jidat keponakannya mirip telur."Aku adukan kepada Appa ya Oppa?" Ancam Jessica serius
"Eh eh jangan." Kata Jiyoung panik
"Ak--""Nyonya... Saatnya waktu potong kue." Sekertaris Jessica datang
"Baiklah." Jessica segera mengandeng anaknya menuju ke atas panggung.Di panggung sudah ada suaminya serta saudara yang lain, Lisa seketika meneguk air liurnya gugup mendapati tatapan Ayahnya dan segera dia menuju ke ayahnya hanya sekedar menyapa.
"Nanti ada yang Appa bicarakan." Kata Haein kepada Lisa.
Semua orang terkesima dengan keluarga Jung yang terlihat bersinar bahkan keempat anaknya pun sama, tak luput dari bisik bisik orang orang akan kehebatan yang mereka miliki.
Lisa gugup, dia mengedarkan pandangannya mencari Johnny berada tapi nihil sang manager tak terlihat tapi dia tetap berusaha mencari dan hasilnya nihil tak terlihat sang manager.
Tak sadar salah satu orang disampingnya memerhatikan gerak gerik nya lalu menyenggol lengan Lisa
"Mencari siapa? Nanti dulu saja mencarinya." Lisa terdiam, suara Kakak ketiganya terdengar di telinga nya."A-aniyo hanya mencari Johnny Oppa." Jawab Lisa dan sahuti anggukan Oleh Rose.
.
"Eomma~~, kau sudah tua saja kekeke." Jennie berkata sambil bercanda
"Kau bisa saja sayang." Sahut Jessica"Kalian kesini lama kan? Aku harap pekerjaan kalian tidak muncul tiba tiba." Kata Jessica, keempat putrinya menggeleng bersamaan
"Aniyo, Seulgi sudah mengurus jadwal ku." Sahut Jisoo sang Kakak SulungYang lainnya sama hingga Lisa ijin untuk menemui sang Ayah yang katanya tadi ingin menyampaikan sesuatu.
"Sebentar lagi kau akan meliris lagu solo mu kan? Pastikan kau merekamnya dan melakukan nya dengan baik." Haein berucap tanpa menatap Lisa
"Baik Appa.""Appa dengar juga kau sebenarnya sibuk tapi tetap datang demi eomma mu, kedepannya kejar jadwal yang kau tinggalkan Lisa." Haein berbalik menatap anaknya yang ikut menatap dirinya membuat Haein melihat mata Hazel itu dengan saksama.
"Kau masih mengikuti les bahasa kan Lisa?" Tanya Haein
"Eoh."
"Pertahankan, jika Appa bilang tidak ikut lagi maka..."
"Berhenti." Lisa menyahut tanpa ragu ucapan Sang ayah.Haein tersenyum senang lalu pergi diikuti sekertaris nya juga bodyguard, Lisa kini sendiri menatap bulan yang bersinar terang.
"Kau tak apa?"
Lisa berbalik dan tersenyum ke arah Johnny
"Aku tak apa Oppa." Jawab Lisa
"Maaf selalu merepotkan mu Lisa-ssi, Tuan Jung tadi bertanya... Ani maksud ku tadi dia mengutus anak buahnya untuk bertanya kepada Ku."Lisa hanya mampu menghela nafas, sudah tak perlu kaget dengan itu lagi karena Haein suka menanyakan pekerjaan Lisa kepada sang manager walaupun umurnya sudah 19 tahun tapi tetap saja dia seperti harus di perhatikan sama seperti para kakaknya kecuali Jisoo dan Jennie.
Setelah berbincang di rooftop tadi Lisa segera pergi dari pesta, dia mengeluh lelah dan punggung nya terasa nyeri mungkin karena 2 hari lalu Lisa tak istirahat dengan benar.
Eomma maaf aku pulang duluan
Aku tak bisa lama lama
Tapi tenang saja setelah pekerjaan ku
Selesai aku akan pulang dan kita akan menghabiskan waktu bersama :>
23.55Lisa melempar ponselnya asal lalu segera berganti pakaian, urusan Ibunya mencarinya yang terpenting dia sudah mengirim pesan dahulu agar sang ibu tidak khawatir kepadanya.
"Tadi kau berbicara apa kepada Lisa?" Rose yang awalnya melamun seketika menaruh perhatian kepada kakak keduanya, kebetulan mereka duduk di satu meja dan berhadapan
"Dia hanya mencari manager nya." Jawab Rose seadanya
"Oh."Rose kembali melamun mengingat percakapan singkat dirinya dengan Lisa dan itu membuat hatinya ingin sekali berbincang dengan gadis poni. Dari kecil mereka jarang berbicara --- maksudnya tidak pernah berbicara bahkan berinteraksi berdua.
Karena padatnya jadwal masing masing membuat keduanya tak ada waktu apalagi Haein yang orangtuanya keras kepala membuat Keempat putrinya takut kepadanya
"Rose."
Rose menoleh ternyata itu managernya, Hyeri menatap aneh Sang artis
"Ada apa? Aku tidak jadi ingin mengatakan sesuatu kepadamu." Kata Hyeri khawatir
"Jangan bercanda.""Becanda."
"Ayo sudah waktunya kau pergi." Hyeri menatap jam di pergelangan tangannya
"Bukannya besok aku free ya?" Tanya Rose bingung"Sangjanim baru memberi tahukan ku, besok kau ada pemotretan seperti biasa dan syuting lagu mu." Kata Hyeri
"Eonnie! Aku belum menyelesaikan lagu ku!" Kata Rose"Mangakanya itu dan aku sudah berbicara kepada sangjanim, kita diberi waktu 4 hari untuk mengerjakan lagu mu."
Rose mendengus kesal lalu beranjak dari duduknya, mereka akan pulang ke apartemen Rose.
.....
Alurnya bisa ketebak gak sih 🤔 terus untuk pestanya itu privat, tidak ada media yang tau. Cuman rekan kerja aja, masalah wajah putrinya cuman beberapa aja yang tau.See you next chapter 👋
Vote dan komen
Follow me on wattpad
Terima kasih sudah mampir 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempurna
Fanfictionsatu kata yang harus menjadi motto kehidupannya adalah Sempurna. dia harus bisa sempurna dalam hal apapun, memaksa seluruh tubuh dan waktu untuk mencapai tujuan yang bukan keinginannya. Sempurna 🐥 (END) 📌 karya sendiri 📌 no copyright okey? Pakek...