36. baik-baik

1.4K 150 7
                                    

Tampak seseorang terbaring disana dan seseorang disampingnya menangis tersedu-sedu, bukan ruangan biasa melainkan ICU.

Hanya ada suara monitor juga suara tangisannya, tangisannya begitu pilu.

"L-li-sa a-yo ban-gun." Orang tersebut menatap wajah Lisa yang ditutupi masker bantu pernafasan.

Kondisi Lisa sudah jauh dari kata baik, kata yang tepat buruk bahkan lebih buruk. Kanker itu sudah menjalar ke otaknya.

Lisa sudah di ICU selama 2 hari dan gadis itu belum sadar dari kejang-kejangnya.

Johnny menggenggam tangan itu dengan erat enggan melepaskannya barang sedetikpun, Johnny pada saat Lisa dikabarkan masuk ICU langsung mengajukan Hiatus kepada Sangjanim.

Sangjanim akan segera memproses itu. Untuk drama nya juga sementara Lisa tidak akan menghadirinya hingga waktu yang ditentukan, Lisa akan istirahat hingga benar-benar pulih.

"Maaf waktu jenguk sudah habis." Kata Suster kepada Johnny dan sang empu segera berdiri dari duduknya, saat awal Johnny menjenguk Lisa dirinya tak mau beranjak dari sisi gadis Berponi ini berakhir dirinya dia seret keluar oleh dokter.

Johnny memandang kondisi Lisa yang terbaring lewat kaca di luar
"Cepat sadar Lisa, disini aku merindukanmu." Kata Johnny sendu

Hanya dirinya yang selalu menunggu Lisa di kursi tunggu, bahkan Johnny sampai tak pulang hingga kemarin dan Joy akan menyusul kesini.

"Johyang!" Teriak Joy terpogoh pogoh menghampiri sang suami sambil mendorong kereta bayi, Si Kembar tertidur saat perjalanan menuju rumah sakit.

"Sayang." Johnny Langsung memeluk Joy, tubuh besar itu bergetar karena tangisan yang kembali lagi, Johnny tak kuat melihat keadaan Lisa yang jauh dari kata baik.

Lisa sudah seperti mayat hidup yang di paksa untuk terus hidup juga terlihat Sempurna di mata semua orang, Lisa sudah sempurna hanya saja semua orang memandangnya sebelah mata. Bukan semua orang hanya Ayahnya saja yang memandangnya seperti itu.

"Sttt! Lisa pasti kuat, anak itu tak akan menyerah semudah itu. Lisa akan berjuang demi kita." Kata Joy membisikkan kata penenang agar Johnny tidak berpikir Negatif

"Papa, aapa ngis?" Suara balita terdengar dari kereta dorong, Ningning menatap Keuda orang tuanya polos dengan Dot bayi yang masih sisa ada di sampingnya. (Papa kenapa nangis?)

"Papa lagi sedih." Jawab Joy sambil memeluk Johnny, Johnny juga memeluk Joy erat.

Mata bulat Sang balita menatap kedua orangtuanya, sedetik kemudian pekikan Ningning membuat keduanya tertawa renyah

"Papa! No No Mama!" Kata Ningning sambil menggeleng kan kepalanya kepada Johnny
"No No apa sayang? Papa kenapa?" Tanya Joy

"No Luk Mama!" Jawab Ningning
"Iya, maaf nde? Adek kok bangun sih?" Johnny menggendong anaknya yang ngedot tapi sepertinya balita itu menghiraukan Pertanyaan sang Papa. Justru netra balita itu melihat seseorang yang terbaring di suatu ruangan.

"Tu ciapa?" Tunjuk Ningning dengan jari mungilnya
"Itu Lisa Unnie, Lisa Unnie sakit jadi Ningning harus berdoa agar Unnie sembuh kembali ya?" Kata Johnny dan diangguki oleh Sang balita.

Mereka hanya mendengar celotehan Ningning yang sesekali merengek Kakaknya belum bangun, tadi mereka bermain lari larian dan kelelahan.

"Ningie au cekolah Papa Mama." Kata sang balita sambil mengucek matanya
"Tapi Ningning baru 2 bulan besok umur 3 tahun." Jawab sang ibu
"Oh gitu?"

"Iya gitu."

"Papa antuk." Kata Ningning dengan sigap Johnny berdiri dari duduknya dan menimang si balita.

Sempurna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang