35. Trip

1.3K 120 2
                                    

Dokter menatap khawatir kepada Lisa yang terbaring setelah selesai melakukan kemoterapi, kesehatan Lisa semakin memburuk setiap harinya.

Kanker tersebut sudah stadium 4 dan Lisa sudah seperti mayat hidup berjalan, Lisa jadi sering batuk darah juga nafsu makannya hilang.

Beberapa kali tidak fokus dalam bekerja dan juga meminta waktu 2 menit tapi menjadi molor 5 menit.

"Jika kalian ngotot untuk terus dirinya bekerja, bisa-bisa nyawanya akan terancam." Kata dokter tersebut sambil menatap manager Lisa, Johnny nafas panjang dirinya bingung untuk mengatakan ini.

"Apakah tidak ada penangkalnya sementara?" Tanya Johnny
"Ini kanker bukan ilmu gaib yang bisa kita atur sendiri, stadium 4 jangan remehkan stadium 4. di sini yang tersiksa justru Lisa dan pasti dirinya menahan itu semua, apalagi setiap batuk pasti dia mengeluarkan darah bukannya itu pasti sangat menyiksanya di bagian dada?"

"Jika melakukan operasi bagaimana?" Tanya Johnny ragu
"Nyawa yang akan menjadi taruhannya. dan aku juga tidak bisa memprediksi 100% bahwa dia akan selamat karena lumayan beresiko bagi penderita kanker seperti ini."

"Seharusnya sudah menjalankan kemoterapi bukannya kanker itu semakin menghilang ya?" Tanya Johnny heran
"Penderita kanker tidak boleh terlalu lelah dan harus banyak istirahat. apalagi Lisa tidak check up di setiap harinya dan hanya seminggu sekali itupun langsung melakukan pengobatan."

"Saya tidak tahu Dok karena ini sudah tugasnya menjadi seorang artis, juga untuk izin setiap minggunya saja lumayan susah dan itu harus memakan waktu kurang lebih 5 bulan baru kita diizinkan untuk melakukan rutin pemeriksaan kesehatannya."

"Saya Mengerti dan sepertinya Lisa harus saya pantau untuk beberapa hari kedepan. tidak bisakah kalian mengambil cuti terlebih dahulu agar saya lebih enak untuk memantaunya? karena jika tidak kanker itu akan semakin ganas."

"Mohon maaf dokter tapi permintaan dokter saat ini tidak bisa kami lakukan."

Setelah berbincang Johnny lalu keluar dari ruangan sang dokter tersebut menuju ruang rawat Lisa, sekarang pikirannya tercabang menjadi banyak menuju ke mana saja mengenai kondisi Lisa dan kegiatannya juga tentang ayahnya.

Sebenarnya Lisa bisa saja mengambil hiatus yang lumayan lama tapi ingatkan ayahnya yang begitu keras terhadap dirinya, membuat Lisa tak bisa berbuat apapun.

Sekarang pun Johnny bisa melihat perbedaan drastis dari Lisa yang semakin kurusan juga wajahnya yang pucat seperti vampir.

Beberapa staff juga kadang memberitahu Johnny untuk memberi makanan lebih terhadap Lisa dan Johnny hanya bisa menjawab 'iya' tapi batinya bergelora bahwa Lisa sedang sakit dan tidak bisa izin untuk istirahat.

Tiba-tiba, saat Johnny akan memasuki ruang rawat Lisa. seseorang menepuk bahunya dan Johnny sangat amat mengenal orang tersebut dan itu adalah manajer Jisoo. seketika tubuh Johnny sedikit terdiam kaku.

Tentang Lisa yang terkena kanker itu hanya dirinya, sang dokter, Bos agensi, dan juga Lisa saja yang tahu selebihnya tidak ada orang yang tahu.

"Apa kau ada di sini Seulgi?" Johnny berusaha menormalkan mimik wajahnya
"Hanya mengecek kesehatan rutin bagi para staf dan kru agensi." Jawab Seulgi

"Lalu dirimu kenapa ada di sini?" Tanya Seulgi membuat Johnny terdiam
"Hanya mengunjungi teman yang sakit."
"Lalu Lisa ke mana?"

"Lisa sedang ada di agensinya, produser memanggilnya untuk membantu mengerjakan proyek baru untuk lagu grup terbaru."

"Oh, kalau begitu aku duluan ya Jisoo sudah menungguku di rumahnya."

Setelah Seulgi pergi Johnny segera masuk ke dalam ruangan Lisa, sebelum di pergokil lagi oleh beberapa orang yang mengenalinya.

Ngomong tentang Lisa lagu solonya sudah keluar dan dalam 24 jam dirinya berhasil 73,6 juta views dalam 24 jam.

Dirinya memecahkan rekor dan mengalahkan beberapa artis terkenal, prestasinya itu membuat semua orang memujinya akan bakatnya.

Tentu dengan prestasi barunya itu banyak yang mengaet Lisa menjadi wajah produk mereka, Lisa tentu senang tapi di balik itu dirinya juga kelelahan.

Beberapa kali dirinya menghadiri varity show juga pemotretan yang menjadikan dirinya sebagai brand ambassador.

Jisoo? Tentu senang dengan pencapaian Adiknya, dirinya mengirimkan tas Celine berupa Celine Mini Besace Triomphe in Shiny Calfskin. Harganya 43 juta.

Lisa menerimanya tapi lumayan cukup ragu, dirinya masih belum mempercayai Jisoo sepenuhnya apakah itu tidak apa-apa?

🐥

"Ow, ini bagus!" Pekik Lisa ketika melihat sebuah tas yang menarik perhatian nya
"Koleksi tas mu sudah banyak, lebih baik uangnya di tabung saja." Kata Johnny, sebagai manager yang baik tentu saja Johnny mengingatkan Lisa.

"Tapi aku ingin ini Oppa~" rengek Lisa sambil memegangi tas tersebut dengan bibir mengerucut
"Lepaskan tanganmu dari tas itu Lisa! Pegawainya berjalan ke sini!" Ucap Johnny panik

Jika pegawainya sudah kesini Berarti harus beli, kalo kata Lisa sih.
"Aku sangat ingin..."
"Lis--"

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya pegawai tersebut dan Lisa mengangguk
"Saya ingin membeli ini, tolong bungkus satu." Kata Lisa menyerahkan tas itu dengan enteng

Johnny melotot kaget kepada Lisa, mulutnya terasa kering melihat Gadis Poni itu mengesek kartu hitam nya ke arah tempat pembayaran.

"Ya sudahlah selagi itu membuatnya senang." Gumam Johnny, Lisa datang dengan girang lalu berjalan bersama Johnny.

Hari ini mereka akan salah satu Negara impian ibunya Lisa, Thailand. Disana tidak hanya berlibur tapi Lisa juga berkerja, seperti membuat konten.

"Kira-kira orang Thailand paham tidak bahasa Chicago?" Kata Johnny bercanda sedangkan Lisa mendengus kesal
"Tentu Saja tidak paham! Aku bisa bahasa Thailand tenang saja."

Memang Lisa saat tau ibunya mengimpikan ke Thailand segera belajar bahasa Thailand agar Jessica tak perlu menyewa penterjemah tapi takdir mengatakan hal lain.

.

Mereka sampai di Thailand dan langsung menuju ke hotel, Lisa tak lupa untuk say hai ke arah kamera yang akan dibuat untuk Konten.

"Sekarang kita sudah sampai di hotel, pemandangan dari sini sangat bagus." Kata Lisa melihat dari kaca kamarnya, hotel ini bukan yang bertingkat tapi sepertinya Villa besar.

"Tadi aku jug bertemu dengan penanggung jawab villa ini dan aku berbicara dengan bahasa Thailand."
Lisa tertawa saat dirinya sedikit kaku berbicara bahasa Thailand

"Tapi untunya orang itu paham dengan apa yang aku katakan."
"Baiklah kita ketemu malam nanti atau besok? Aku ingin menikmati malam di Thailand. Jadi bye!"

Lisa mematikan kamera itu lalu segera berlari menuju westafel di kamar mandi, memuntahkan darah yang dia tahan saat batuk.

"Shhh... Sedikit menyesal aku menahannya." Kata Lisa disela-sela membersihkan mulutnya
"Besok harus keluar jalan-jalan ." Ucap Lisa melas

Dirinya merebahkan dirinya tapi tak sampai 1 menit dirinya beranjak lagi menuju westafel, dirinya batuk dan keluar darah lagi.

"Jika aku keluar begini bisa-bisa ada berita keluar." Katanya
"Bagaimana cara menghilangkan nya?"
"Aku akan bertanya kepada Johnny Oppa saja nanti."

Lisa bersiap tidur, dirinya pasti akan menikmati wisata Di Thailand selama 2 bulan disini.

..........
Chapter depan tidak ada trip kemana aja Lisa pergi. Sat set langsung kejutan.

See you next chapter 👋🏻
Vote dan komen ‼️
Follow me on wattpad 📥
Terima kasih sudah mampir 💗

Sempurna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang