29. Mengeluh

1.4K 133 5
                                    

Ini bukan sekali maupun dua kali Lisa seperti ini tapi bukan di hadapan Johnny dia seperti ini, memang pernah saat dirinya di rumah Sang Manager.

Lisa dirawat di rumah sakit untuk sementara karena keadaannya yang memburuk, ada dokter yang menangani Lisa sewaktu itu.

"Kalian tidak pernah kesini, aku selalu menunggu kalian." Kata dokter tersebut
"Iya maafkan kami tapi aku yakin Lisa meminum obatnya." Jawab Johnny sambil tersenyum ramah

Dokter itu terdiam
"Sebaiknya kau cari obat itu untuk di cek." Ucap dokter tersebut dan Johnny mengangguk saja
"Nanti aku akan ke apartemen nya lalu kembali lagi, saya titip Lisa ya dok." Johnny segera pergi setelah dokter itu mengangguk setuju.

.

Apartemen Lisa memang mewah tapi sepi hanya ada Leo si kucing dengan Lisa, Leo nampak tertidur di atas meja makan dan Johnny memilih tidak mengganggu nya karena Leo galak ke dirinya.

Johnny melipir ke kamar Lisa yang terletak di dekat ruang tamu, kamar gadis Poni sangat rapi.

"Apa ini?" Johnny melihat obat Lisa yang utuh masih di dalam plastik terakhir kali mereka ambil obat tersebut, Lisa tak meminum nya sama sekali selama ini?

Oh God!

Johnny lupa Lisa tipe anak yang harus diingatkan dan di awasi agar meminum obat tepat waktu, kini dia paham kenapa Lisa seperti itu tak jarang Johnny melihat Lisa suka kumat apalagi batuk yang di barengi oleh darah.

"Lisa kenapa kau seperti ini?" Ucap Johnny lirih lalu mengantongi obat tersebut dan pergi dari sana.

Johnny ingin Lisa menjelaskannya kenapa dirinya melakukan itu.

🐥

Lisa memejamkan matanya kala melihat ruangan ini, dirinya sangat tau ini ada di rumah sakit bukan di mobil terakhir dia batuk dan tak bisa menahan darah keluar dari mulutnya seperti biasanya.

Lisa melepas masker Yang ada di wajahnya dan duduk secara perlahan, dirinya tak suka ada dirumah sakit. Takut Haein mempergoki nya tidak bekerja.

Ceklek

"Lisa, ayo minum dulu nanti ada yang ingin aku omongkan." Kata Johnny berjalan menuju Lisa sambil membawa segelas air putih.

Lisa segera meminum air tersebut dengan rakus, dia kehausan sekali setelah pingsan.

"Kau tidak meminum obat itu?" Tanya Johnny membuat Lisa membulatkan matanya tanpa sadar, dirinya juga baru sadar dan ingat akan obat tersebut

"Aku lupa." Kata Lisa menepuk kepalanya
"Hah.... Aku tak tau harus bagaimana lagi tapi setelah drama ini, aku juga Sangjanim memutuskan untuk menghiatus kan kegiatan mu."

"Keadaanmu tambah memburuk Lisa juga kau tak pernah ke rumah sakit untuk berobat." Ucap Johnny

"Maaf sebelumnya Oppa, aku bukannya tidak mau kerumah sakit tapi ini tentang Appa. Appa bisa saja marah jika aku libur tanpa alasan yang jelas, aku bukan mereka bertiga yang jika ijin libur gampang." Sahut Lisa menunduk

"Oppa taukan? Aku di didik keras sejak kecil? Bahkan dahulu aku tak pernah merasakan apa itu masa kanak-kanak. Aku dituntut untuk Sempurna, aku bukan robot dan aku juga mengakui aku tidak berbakat seperti saudariku yang lainnya." Air mata Lisa menetes

Topik ini selalu membuatnya menangis kala mengingat perlakuan Haein kepada dirinya dan saudari yang lain berbeda.

Tumbuh secara bersama dengan perlakuan berbeda lebih menyakitkan ketimbang mendapatkan perhatian bersama.

Sempurna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang