Mengenali diri sendiri adalah sebuah keharusan dan Haruno Sakura jelas mengenali dirinya sendiri dengan baik. Bagi wanita dengan nama panggilan Sakura itu, ia jelas mengetahui jika dirinya sempurna, cantik dan mendominasi dibandingkan wanita lainnya. Satu hal yang pasti, ia mempesona dengan kecerdasan di atas rata-rata karena jika tidak begitu ia tak mungkin menjadi kepala kesekretariatan Chief Extractive Officer Uchiha Sasuke.
Uchiha Sasuke, pria sempurna yang terlahir sebagai anggota konglomerat generasi ketiga. Pria berkuasa dan memiliki begitu banyak hal yang ia kontrol dalam genggaman tangannya. Satu-satunya pria yang bisa membuat Sakura yang suram jatuh cinta dengan kekuasaan dan aura mendominasinya. Pertemuan yang cukup sederhana, tepat di tahun terakhir masa perkuliahannya untuk pertama kalinya Sakura bertemu Sasuke secara langsung karena selama ini ia hanya melihat wajah pria itu yang memenuhi majalah bisnis dalam berbagai wawancara.
Di hari itu Sasuke mengisi sebuah seminar di kampus Sakura dan hanya butuh waktu satu jam bagi Sakura untuk terjebak dalam pesona pria yang mematikan itu. Sakura benar-benar jatuh cinta pada cara bicara Sasuke, bagaimana pria itu menjelaskan tentang konsepsi logika yang ia percaya karena itu dengan nekat Sakura melamar di Uchiha Group tepat setelah dirinya menyelesaikan studinya. Ajaib memang namun Sakura diterima, jangan salahkan ia dengan segudang pengalaman organisasi dan magang yang memumpuni serta projek-projek luar biasa sepanjang masa perkuliahannya.
Kini sudah tujuh tahun lamanya Sakura bekerja bersama Sasuke, menjadi sekretaris yang handal namun tujuh tahun juga Sakura memendam perasaannya. Sejak awal Sakura tahu jika membuat pria seperti Sasuke jatuh cinta bukanlah perihal yang mudah karena itu ia sudah berusaha keras selama tujuh tahun terakhir ini namun segalanya telah berubah.
Semenjak kemunculan Hyuga Hinata, Sakura akhirnya menyadari jika seberapa keras dirinya mencoba membuat pria itu jatuh cinta, pria itu tak akan pernah mencintainya karena Hyuga Hinata hanya butuh waktu singkat untuk masuk ke dalam hati pria itu dan saat ini Sakura sudah menyerah. Tahun ini ia sudah berusia 29 tahun, sudah saatnya ia melepaskan semuanya.
Surat pengunduran diri Sakura sudah tiba di meja HRD dan malam ini akan menjadi malam terakhirnya bersama Sasuke. Malam ini Sakura membuat keputusan besar, ia ingin sekali saja merasakan panas tubuh pria itu dan berada di bawah tubuhnya namun Sakura tahu jika apa yang ia lakukan ini salah karena itu tangannya gemetaran, memegang sebungkus obat perangsang di tangannya.
"Haaa...." Suara helaan nafas terdengar. "Berapa lama lagi aku bisa mendapatkan minumanku, Sekretaris Haruno?"
Suara bariton yang terdengar datar itu membuat Sakura tersentak, ia gugup namun mati-matian memberanikan dirinya hingga ia menjatuhkan obat perangsang itu ke dalam segelas minuman beralkohol. Wanita itu menarik nafasnya dalam-dalam, membuang bungkusan itu secepat mungkin ke dalam tong sampah sebelum ia mengangkat gelas itu dan menyajikannya.
Sakura menjatuhkan bokongnya di atas sofa, duduk tepat di hadapan Uchiha Sasuke yang mendominasi. Sorot mata yang tajam, wajah menawan dan rahang yang tegas, pria itu memiliki semua hal yang didambakan oleh wanita pada pria. Melihatnya Sakura benar-benar tak pernah bosan jadi bukan salahnya jika ia jatuh cinta pada pria sesempurna pria itu.
"Tak biasanya kau minum Sekretaris Haruno," ucap pria itu datar sembari mengangkat gelas alkoholnya, menegak minuman itu secara perlahan namun sorot mata yang tajam itu tak beralih, masih menatap Sakura yang duduk di hadapannya kikuk.
Sakura menggelengkan kepalanya pelan, tersenyum dengan aneh. "Maaf Tuan, sepertinya saya kehilangan kendali sampai minum terlalu banyak."
Wanita itu tak sepenuhnya berbohong, ia memang minum cukup banyak malam ini. Malam ini ia menemani Sasuke untuk makan malam di hotel bersama kolega pria itu namun karena mereka sama-sama minum, pada akhirnya mereka memutuskan untuk menginap di hotel itu meskipun ada opsi untuk memanggil supir panggilan.
Prang. Gelas alkohol yang Sasuke pegang jatuh ke lantai, pecah hingga minumannya berceceran di lantai dan Sakura tahu pasti hal itu akan terjadi. Sementara Sasuke merasakan gejolak aneh di dalam dirinya dan membuatnya tak nyaman. Tak butuh waktu lama sampai pria itu menatap Sakura dengan tatapan berkilat. "Apa yang kau lakukan Sekretaris Haruno?!"
Sakura tak menjawab, wanita itu bangkit dari duduknya hingga ia melangkah kakinya secara perlahan mendekat pria itu. Wanita itu kemudian menjatuhkan tubuhnya, duduk di atas pangkuan pria itu menggoda.
"Maafkan saya, Tuan." Hanya itu yang bisa Sakura katakan sebelum dirinya memeluk leher pria itu, mengecup bibirnya dengan sedikit kasar.
Pengaruh obat perangsang dan desakan tubuh Sakura membuat Sasuke pada akhirnya kehilangan kontrol atas dirinya sendiri. Kini, Sasuke membalas ciuman Sakura lebih kasar dibandingkan apa yang wanita itu perbuat kepadanya bahkan pria itu tak tinggal diam, membawa tubuh wanita merah muda itu terbaring di atas kasur dan segera menghimpitnya.
"Kau benar-benar melewati batasanmu malam ini Sekretaris Haruno, jangan salahkan aku," ucap Sasuke dengan geraman rendahnya, secara kasar melepaskan dasi dan kemeja putih yang ia kenakan.
Melihat pria yang mendominasi di atas sana Sakura tak tinggal diam, menarik kasar dasi yang masih sedikit melilit leher pria itu hingga keduanya berakhir dalam ciuman kasar kembali. Tangan Sakura kemudian dengan piawai membantu pria itu melepaskan dasi dan kemeja putihnya, melemparkannya asal-asalan.
Nafas Sasuke memburu, mendesak Sakura dan mendorongnya sampai kepala wanita itu berada tepat di bawah kepala ranjang. Dengan mata yang berkilat nafsu itu pun akhirnya Sasuke mencumbu leher wanita itu, membiarkan wanita itu meloloskan beberapa lenguhan dan desahan yang menggairahkan.
"Enggg... aahhh, T-tuan," panggil Sakura mulai bergerak tak nyaman, mengigit jari telunjuknya saat dirinya merasakan godaan pria itu yang menyapu di sepanjang lehernya. Tubuh Sakura gemetaran, dihadapkan oleh sensasi panas tak biasa yang belum pernah ia rasakan.
Sementara Sasuke tak tahu kapan ia harus berhenti, aroma manis buah ceri yang mengaur dari tubuh Sakura menggodanya, mengundang dirinya untuk mengecapnya lama. Sasuke tak punya pilihan lain selain mengigit leher Sakura guna merasa rasa manis yang mengundang hasratnya itu.
"Tuan... aaahhh, tunggu d-dulu," ucap Sakura dengan tidak nyaman, berusaha mendorong Sasuke untuk berhenti, berhenti mengigit lehernya yang menimbulkan perasaan aneh di dalam dirinya.
"Keterlaluan sekali Sekretaris Haruno, kau yang memulai ini maka seharusnya kau tahu ini tidak akan selesai dengan mudah. Aku tidak akan menunggu, ini keinginanmu maka aku akan mewujudkannya," ucap Sasuke tak terima, memasukkan dua jarinya ke dalam mulut wanita itu yang langsung terbelalak, terkejut dengan aksi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fuzzy Butterfly
FanfictionWanita cantik berbahaya yang dibalut pesona, gambaran yang cocok untuk mendeskripsikan Sakura. Sayangnya karena sebuah kesalahpahaman, Sakura mengira jika dirinya di mata Sasuke, tidak lebih berharga dibandingkan Hinata. Saat perasaan lelah mencinta...