Saat musik yang sesungguhnya mulai mengalun, suasana pesta berubah menjadi lebih hidup. Tanda untuk memulai dansa membuat semua tamu bergerak menuju tengah ruangan, siap untuk menikmati momen kebersamaan yang menyenangkan. Langkah-langkah ringan mulai terdengar di atas lantai dansa, menciptakan irama yang menghentak dan mengundang siapa pun untuk bergabung.
Sasuke dengan perasaan enggan mulai berdansa dengan Hinata. Sementara itu, Sakura dan Gaara juga mulai berdansa di tengah kerumunan. Gaara menuntun Sakura dengan lembut, namun ekspresinya tampak berbeda dari biasanya. Meskipun senyumnya tetap terpahat di wajahnya, namun matanya menyiratkan pemikiran yang dalam dan tersembunyi, sesuatu yang tidak ingin dia ungkapkan dengan kata-kata.
Sakura merasakan keanehan dalam gerakan Gaara, seolah-olah ada sesuatu yang disembunyikan di balik senyumnya yang hangat. Namun, dia memilih untuk tidak bertanya, membiarkan suasana dalam dansa tersebut mengalir dengan sendirinya.
Saat giliran berganti pasangan tiba, Sakura tidak menyangka bahwa ia akan berakhir berdansa dengan Sasuke. Tatapan mereka bertemu di tengah ruangan, menciptakan momen yang terlalu rumit untuk diungkapkan dengan kata-kata.
Langkah Sakura terhenti sejenak saat Sasuke mengulurkan tangannya padanya, mengajaknya untuk menari. Tatapan mereka saling bertautan, menyiratkan beragam emosi yang sulit dipahami. Di antara mereka terasa ada beban masa lalu yang begitu berat, serta pertanyaan yang tak terjawab.
Dengan ragu namun juga dengan keinginan yang tak terungkapkan, Sakura akhirnya menerima undangan Sasuke. Mereka mulai bergerak di atas lantai dansa, namun suasana di sekeliling mereka terasa terlalu rumit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Mereka berdansa dengan gerakan yang halus dan harmonis, namun di balik itu, ada ketegangan yang terabaikan di udara di antara mereka. Tatapan mereka saling menyelusuri, mencoba mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terpendam di dalam hati masing-masing.
"Apakah itu menyenangkan, Sekretaris Haruno?" tanya Sasuke setengah berbisik, suaranya terdengar serak dan penuh dengan emosi yang tersembunyi di balik kata-kata tersebut.
Sakura mendengus pelan, merasakan getaran di dalam suara Sasuke yang mencerminkan pertarungan emosinya. Meskipun terdengar santai, tapi Sakura bisa merasakan ketegangan dan rindu yang menyelimuti suara pria di hadapannya.
"Menyenangkan... mungkin bukan kata yang tepat," jawab Sakura dengan lembut, tatapannya terpaku pada mata Sasuke yang begitu dalam dan memikat. Meskipun terdengar tenang, tapi di dalam hatinya, Sakura merasakan badai emosi yang berkecamuk.
Mereka terus berdansa, meskipun di antara mereka ada keheningan yang terasa berat. Namun, di dalam keheningan itu, terdapat ungkapan yang tak terucapkan namun terasa begitu kuat di antara keduanya. Sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, namun hadir begitu nyata di antara mereka.
"Kau terus saja terbang ke sana kemari," ucap Sasuke yang masih bertahan dengan filosofinya, menyakini jika Sakura adalah seekor kupu-kupu nakal yang terus saja terbang dan enggan hinggap lama di sisinya. Sementara Sakura diam seribu bahasa mendapati pernyataan itu.
"Jadi, kau menikah," ucap Sasuke berusaha tenang, menatap Sakura yang kini menundukkan kepalanya usai mendapati pernyataan itu keluar dari bibir pria itu dan ia hanya bisa mengangguk pelan, mencoba menahan gelombang emosi yang mencuat di dalam dirinya.
"Anda juga sudah bertunangan dengan Nona Hyuga. Saya ucapkan selamat Tuan, kalian memang pasangan yang serasi," ucap Sakura dengan suara yang terdengar pelan namun jelas, meskipun terasa sesak di tenggorokannya. Kata-kata itu terlontar begitu saja dari bibirnya, mengungkapkan perasaan yang terpendam begitu dalam di dalam hatinya.
Dalam keheningan yang tercipta, suasana di sekitar mereka terasa tegang, menciptakan atmosfer yang terbebani oleh beban masa lalu dan perasaan yang terpendam. Meskipun begitu, Sakura berusaha untuk tetap tenang, menunggu reaksi Sasuke terhadap kata-katanya namun tak ada, pria itu tak bereaksi sampai musik berhenti.
Sakura secara naluriah menjaga sedikit jarak, membungkukkan setengah tubuhnya sebagai ucapan terima kasih karena pria itu sudah berdansa bersamanya. Meskipun enggan, ini sudah saatnya Sakura menyudahi dirinya yang tenggelam dalam kenangan masa lalu namun Sasuke tidak melepaskan dengan mudah, secara tiba-tiba pria itu kembali merengkuh pinggang Sakura membuat wanita itu sukses terkejut bahkan bola mata emerald hijaunya terbelalak dan memandangi wajah pria itu.
"Kau adalah milikku," ucap Sasuke penuh penekanan membuat Sakura lebih terkejut lagi usai mendengarnya. Namun Sakura tahu itu tidaklah benar karena itu ia mendorong pria itu dan segera menciptakan jarak diantara mereka.
"Saya permisi Tuan Uchiha, urusan kita sudah selesai," ucap Sakura sedikit terburu-buru, bergegas pergi meninggalkan Sasuke dan menghampiri Gaara yang ekspresinya tampak tak terbaca.
"Sayang, kau baik-baik saja? Wajahmu pucat," ucap Gaara penuh kekhawatiran saat Sakura datang menghampirinya, memperlihatkan wajah pucatnya usai melewati berbagai macam ketegangan dan jujur saja Sakura mulai merasa tak bertenaga.
Sakura dengan lembut menyentuh lengan Gaara. "Gaara, aku merasa tak enak badan. Bisakah kita pulang lebih awal?"
Melihat Sakura yang tampak tidak enak badan, Gaara setuju untuk pulang lebih awal dari acara tersebut. Dengan penuh perhatian, ia membawa istrinya itu pulang, meninggalkan gedung itu bersama-sama, tanpa menoleh ke belakang tak menyadari jika Sasuke diam-diam mengamati mereka, menatap dengan tatapan yang penuh dengan perasaan mengerikan. Di dalam otaknya yang jenius, tersembunyi rencana yang tersusun rapi, rencana untuk membawa kembali 'kupu-kupu nakal'nya yang terbang tanpa arah itu.
Dalam keheningan yang mencekam, Sasuke merenungkan langkah-langkah selanjutnya yang harus diambilnya. Terlepas dari kejutan dan kebingungannya, ada juga getaran yang kuat di dalam hatinya, mengingatkannya pada masa lalu yang telah lama terlupakan. Dengan langkah mantap, Sasuke meninggalkan gedung tersebut, mengabaikan Hinata yang sendari tadi diam mengamati drama percintaan mereka.
Hinata tersenyum dengan sinis. "Haruno Sakura ini, memang wanita penggoda. Lihat bagaimana ia menggoda dua orang pria dalam satu waktu. Tak heran, barang murah memang lebih banyak disukai."
Hinata merasakan bara kebencian yang membara di dalam dirinya, ketika melihat Sasuke dan Sakura bersama-sama lagi setelah sekian lama. Hatinya terasa seperti diliputi oleh kegelapan yang tak terbatas, mengingat betapa eratnya Sasuke masih terikat pada Sakura, meskipun mereka telah berpisah begitu lama.
Ini terasa seperti terjebak dalam labirin yang tak berujung, di mana upayanya untuk membuat Sasuke jatuh cinta padanya selalu berakhir dengan kegagalan yang menyakitkan. Meskipun telah bertunangan dengan Sasuke selama lebih dari lima tahun, namun cinta antara mereka tidak pernah tumbuh seperti yang diharapkannya.
Setiap usaha yang Hinata lakukan, setiap upaya untuk mendapatkan perhatian dan cinta Sasuke selalu berujung sia-sia. Terlepas dari semua pengorbanan dan pengabdian yang telah dilakukannya, Sasuke tetaplah terikat pada kenangan masa lalunya bersama Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fuzzy Butterfly
FanfictionWanita cantik berbahaya yang dibalut pesona, gambaran yang cocok untuk mendeskripsikan Sakura. Sayangnya karena sebuah kesalahpahaman, Sakura mengira jika dirinya di mata Sasuke, tidak lebih berharga dibandingkan Hinata. Saat perasaan lelah mencinta...