Pagi-pagi sekali Sakura sudah bersiap dengan setelan kantornya, menyediakan secangkir kopi sebelum ia berniat pergi namun ia justru dihadang oleh lengan kekar Sasuke. Pria itu menatapnya dengan satu alis yang terangkat dan Sakura menatapnya dengan satu alis yang terangkat juga.
"Kemana kau pergi?" tanya Sasuke datar.
Untuk waktu yang lama Sakura larut dalam pikirannya, ia tengah mencerna arti dari kalimat itu. Mungkinkah maksud dan tujuan dari pertanyaan itu adalah memberitahukan jika ia tak perlu bekerja? Surat pengunduran dirinya telah selesai ditandatangani? Memikirkannya Sakura bersorak dalam hati karena jelas-jelas ia hendak berangkat bekerja namun pria itu justru menahannya.
Sakura mengangkat satu jarinya hendak menjawab namun pria Uchiha itu sudah bergerak menjauhinya, mengambil mug kopinya lalu meneguknya dengan sekali tegukan hingga tandas. Itu sedikit gila karena Sakura yakin kopi itu sangat pahit, sesuai dengan seleranya dan melihat itu Sakura jadi semakin yakin jika Uchiha Sasuke benar-benar seorang psikopat.
"Ayo," ajak Sasuke setelah ia meletakkan mugnya di atas meja kembali, menarik tangan Sakura untuk turun ke bawah dan Sakura hanya bisa mengekspresikan keterkejutannya sampai mereka mencapai basemen, berada tepat di tempat yang menampung kumpulan mobil pria itu.
Sakura tertawa dengan canggung. "Tuan, Anda tidak berpikir untuk pergi ke kantor bersama bukan? Tentu tidak bukan?"
"Apa maksudmu? Naik," ucap Sasuke dengan acuh, memasuki mobilnya disaat Sakura mematung di tempatnya. Wanita Haruno itu jelas-jelas tak mau masuk dan Sasuke yang menyadari itu segera menurunkan kaca jendela mobilnya, melemparkan tatapan tajamnya yang bagaikan perintah.
Ini buruk, Sakura merasa ia akan terjebak akan gosip tidak benar jika pergi bersama pria itu namun pria itu pasti tak mau melepaskannya. Ingat, seorang Uchiha tidak suka dibantah karena itu Sakura berakhir masuk ke dalam mobilnya sambil memikirkan alasan apa yang bisa ia buat saat orang-orang kantor melihatnya datang bersama pria Uchiha itu.
"Tuan, bagaimana jika saya yang menyetir?" tanya Sakura menawarkan diri namun ia tak mendapatkan respon apa-apa, Uchiha Sasuke benar-benar mengatupkan bibirnya sampai Sakura akhirnya memilih untuk ikut mengatupkan bibir.
Usai perjalanan yang dipenuhi keheningan, mereka tiba di Uchiha Group. Sakura dengan terburu-buru keluar dari mobil, bergegas membukakan pintu yang membuat Sasuke menatapnya dengan satu alis yang terangkat.
"Silahkan Tuan," ucap Sakura dengan deheman pelan, meluruskan tangannya ke samping seolah benar-benar mempersilahkan pria itu untuk keluar dari mobilnya sampai pria itu keluar dari mobilnya.
"Sekretaris Haruno!!" Seorang wanita dengan rambut merah memekik kencang, melihat sosok Sakura yang berjalan menuju pintu bersama Sasuke. Namun sesaat kemudian ia menutup mulutnya, menyadari tindakan bodohnya karena terlampau senang.
Sakura tersenyum tipis, menanggapi wanita merah itu yang kemudian bergabung berjalan di belakangnya bersama dua orang pria lainnya. Mereka mengawal perjalanan Sasuke sampai tiba di ruangan kerjanya. Sesaat setelah pria itu menghilang dari balik pintu, wanita merah yang sebelumnya berteriak segera memeluk Sakura.
"Sekretaris Haruno, terima kasih telah kembali. Saya serasa akan mati," ucap wanita merah itu setengah merengek dan Sakura merasa ia sebentar lagi akan menangis, terbayang bagaimana ia sudah disiksa habis-habisan oleh Sasuke.
"Anda adalah penyelamat Sekretaris Haruno, tolong jangan tinggalkan kami lagi," ucap seorang pria dengan rambut putih dan bola mata ungu yang sangat cantik, segera memeluk tubuh Sakura dari sisi lain.
Pria lainnya dengan rambut oranye pun hanya bisa tersenyum kecil, sedikit merasa lucu melihat Sakura yang dipeluk dari kiri dan kanan. Namun tak bisa dipungkiri ia juga sangat senang melihat wanita itu kembali bekerja, sudah cukup tersiksa selama beberapa hari belakangan ini tanpa arahannya.
Sakura mengenal baik ketiganya, tiga sekretaris Sasuke yang bekerja di bawahnya. Uzumaki Karin, wanita dengan rambut merah yang membingkai matanya dengan kacamata, wanita cantik dengan pakaian yang sedikit terbuka menggoda. Lalu, Suigetsu Hozuki, pemilik bola mata ungu yang menawan dan yang terakhir adalah Juugo, pria dengan tubuh besar, tinggi dan kekar namun memiliki kepribadian yang amat lembut, kontras dengan tubuh kekarnya.
30 menit kemudian Sakura akhirnya harus mendengarkan keluhan tiga sekretaris Sasuke yang bekerja di bawahnya. Baik Karin, Suigetsu dan Juugo merasa neraka datang lebih cepat, mereka kelimpungan menghadapi Sasuke tanpa arahan Sakura. Namun cukup sampai di situ, mereka harus fokus bekerja, menemani Sasuke untuk mengecek pesawat model terbaru yang akan ia beli.
Kembali bekerja bersama Uchiha Sasuke yang mendominasi jelas tidak masuk wish list Sakura saat surat pengunduran dirinya sudah mendarat di meja human resource development Uchiha Group. Namun Sakura tidak terpikir jika kembali bekerja terasa amat melelahkan, mungkin karena ia bermalas-malasan selama beberapa hari sebelumnya.
Ya, setidaknya Sakura harus mengganti kerja keras Karin, Suigetsu dan Juugo yang sudah bekerja keras tanpanya beberapa hari belakangan. Karena itu ia menyuruh ketiganya untuk kembali ke kantor, sementara ia mengurus pembelian.
"Tuan, kontraknya sudah selesai," ucap Sakura saat ia mendekati Sasuke yang menatap landasan pacu melalui jendela kaca besar di hadapannya.
Sasuke menolehkan kepalanya, menatap Sakura sembari menganggukkan kepalanya namun wanita itu tak memperhatikannya sama sekali, sibuk dengan iPad di tangannya. Wanita itu selalu saja seperti itu saat bekerja, terlalu fokus dengan pekerjaan tapi karena hal itu juga Sasuke merasa amat bersyukur sebab semua pekerjaan berjalan lancar jika Sakura yang mengurusnya.
"Kau bisa pulang awal jika lelah," ucap Sasuke membuat Sakura yang mendengar jelas terkejut, segera menegakkan kepalanya dan menatap pria itu penuh kecurigaan. Rasanya Sakura tak mau termakan trik lagi, ingat segala kebaikan pria itu hanya baik untuk dirinya sendiri.
"Aku serius," ucap Sasuke saat menyadari jika Sakura tak mempercayainya sampai wanita itu menipiskan bibirnya, mematikan iPad di tangannya dan segera menganggukkan kepalanya, jangan salahkan ia namun ini memang amat melelahkan.
"Sakura?" Sebuah suara panggilan membuat Sakura menolehkan kepalanya, mendapati seorang pria berambut cokelat dengan wajah yang menawan berdiri tak jauh dari tempat ia berdiri bersama Sasuke.
"Oh, Senior Utakata?!" ucap Sakura yang tampak terkejut, menutup mulutnya dengan satu tangan sementara tangan lainnya menunjuk pria itu menggunakan jari telunjuknya.
"Sungguh benar kau ya? Kau tampak tak berubah jadi aku langsung mengenali, kau masih cantik seperti dulu," ucapnya dengan senyuman manis dan Sasuke yang mendengarnya langsung menampilkan wajah tidak senang, apa-apaan pria itu yang memuji Sakura di depan wajahnya.
Sakura tertawa minim suara dengan tawanya terdengar sangat manis tak ayal membuat Sasuke memelototinya dari belakang. Sasuke tak suka itu, mengapa wanita itu harus tertawa seperti itu menanggapi pujian dari pria lain? Itu mengesalkan.
"Sepertinya kau sedang bekerja padahal aku ingin mengajakmu minum kopi di bawah," ucap pria bernama Utakata itu namun Sakura justru menggelengkan kepalanya membuat Sasuke kembali melototinya.
"Kebetulan aku bisa pulang awal, mari pergi," ucap Sakura yang segera berjalan menghampiri Utakata dan Sasuke yang mendengarnya mulai menyesali keputusannya untuk menyuruh wanita itu pulang awal.
Sasuke ingin menahan Sakura namun ia sedikit gengsi, sialnya gengsi tidak membantunya apa-apa. Sakura berakhir pergi bersama Utakata dan mereka terlihat sedikit mesra padahal hanya berjalan berdampingan. Hati Sasuke langsung panas namun sekali lagi ia gengsi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fuzzy Butterfly
FanfictionWanita cantik berbahaya yang dibalut pesona, gambaran yang cocok untuk mendeskripsikan Sakura. Sayangnya karena sebuah kesalahpahaman, Sakura mengira jika dirinya di mata Sasuke, tidak lebih berharga dibandingkan Hinata. Saat perasaan lelah mencinta...