Chapter 06 : Jealousy Burns the Heart

2.2K 197 3
                                    

Untuk memastikan satu hal, Sakura tidak berpikir jika kembali bekerja untuk Sasuke itu berarti ia akan tinggal satu atap dengan pria itu, jangan konyol. Namun pada kenyataannya, barang-barangnya berakhir di rumah pria itu dan itu sangat amat tidak menyenangkan.

"Ingatkan dirimu jika kau tidak punya apartemen Sekretaris Haruno," ucap Sasuke dengan arogansinya, melipat tangannya di depan dada saat sorot matanya tak lepas dari sosok Sakura yang terdiam menatap para pelayan di rumah pria itu mondar-mandir membawa barang-barangnya.

"Saya bisa mencari hotel atau apartemen, tidak satu atap dengan Anda," ucap Sakura tak terima saat dirinya mendudukkan dirinya, berhadapan dengan pria Uchiha yang menatapnya dengan pandangan mengejek.

"Tentu, saat kau sudah mendapatkannya," sahut Sasuke enteng dan itu terasa amat menyebalkan. Saat ini juga rasanya Sakura ingin mencukur habis rambut hitam panjangnya seleher itu.

"Kalau begitu selamat menjaga rumah Sekretaris Haruno, beristirahatlah karena besok kau kembali bekerja," ucap Sasuke dengan penekanan di akhir katanya seolah menunjukkan jika ia benar-benar akan kembali bekerja dan trik liciknya untuk kabur bukan apa-apa, itu mengesalkan.

Dengan pandangan mengejeknya Sasuke kemudian melenggangkan kakinya pergi meninggalkan rumahnya. Sepeninggalan pria itu pun akhirnya Sakura menghentak-hentakkan kakinya. "Argg!! Benar-benar mengesalkan."

"Permisi Sekretaris Haruno, kami sudah selesai memindahkan semua barang-barang Anda. Apa ada hal yang bisa kami bantu lagi?" tanya seorang pria berambut abu-abu panjang seleher dengan bola mata hitam.

Sakura menegakkan kepalanya perlahan, menatap pria yang tak terlalu berbeda jauh usianya dibandingkan dirinya. Tentu Sakura mengenal pria itu sebagai kepala pelayan di rumah Sasuke karena ia sering mondar-mandir ke rumah pria itu.

"Tidak ada Shin, terima kasih atas bantuannya," ucap Sakura berusaha ramah, menutupi perasaan dongkolnya terhadap Uchiha Sasuke yang belum lama melenggang pergi.

"Baik, kalau begitu kami permisi Sekretaris Haruno," ucap pria itu sembari membungkukkan setengah tubuhnya, bergegas turun bersama pelayan lainnya meninggalkan Sakura seorang diri.

Rumah Sasuke sendiri terdiri dari dua lantai, lumayan besar namun tidak sebesar mansion keluarga Uchiha yang ditempati oleh keluarganya dan Sasuke tak terlalu nyaman tinggal di sana karena terlalu besar dan cukup jauh dari Uchiha Group. Setidaknya pria itu sudah melenggang pergi meninggalkan mansion dan tinggal di rumah itu selama lima tahun.

Ada aturan tersendiri di rumah Sasuke yaitu pelayan tidak boleh sembarang masuk ke lantai dua karena lantai dua adalah area pribadi Sasuke yang juga terdapat dapur. Para pelayan boleh berkeliaran di lantai satu yang terdapat ruang tamu, dapur, gym, kolam berenang dan beberapa kamar yang ditempati oleh mereka berserta kamar mandi di dalam kamar. Para pelayan baru boleh naik ke lantai dua saat Sasuke mengizinkan bahkan membersihkannya hanya saat Sasuke menyuruh saja.

"Jadi intinya aku akan sendirian di sini sampai malam," ucap Sakura menghembuskan nafasnya, ia pasti akan bosan tapi karena sudah begini lebih baik ia menata sedikit barangnya di kamar yang Sasuke berikan karena ia juga tak akan lama tinggal di sana, Sakura pasti akan segera menemukan tempat tinggal baru.

Usia merapihkan barang-barangnya, Sakura sedikit lelah dan akhirnya memilih untuk tertidur namun tak disangka ia ketiduran cukup lama, cukup lama sampai akhirnya ia terbangun karena mendengar suara membuat ia keluar dari kamarnya, mendapati Sasuke yang baru saja pulang.

"Sudah makan?" tanya Sasuke saat ia melihat Sakura dengan rambut berantakannya, sedikit mendengus dan menahan tawanya.

Sakura menggelengkan kepalanya, menyentuh perutnya yang segera berbunyi. Karena Sasuke membicarakan tentang makanan ia langsung lapar. Ia harap ia punya sesuatu yang bisa dimakan sampai ia melihat Sasuke mengeluarkan bahan-bahan masakan dari dalam kulkas.

"Bukankah Anda bisa menyuruh pelayan menyiapkan makanan?" ucap Sakura yang kemudian mendudukkan dirinya di sebuah kursi yang ada di pantry.

Sasuke menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku akan masak untuk merayakan sesuatu."

Kerutan kening kemudian muncul di kening Sakura, ia jadi penasaran hal seperti apa yang bisa membuat Sasuke bersemangat untuk merayakan meskipun wajahnya jelas terlihat datar. Namun satu hal yang pasti, ada hal baik yang terjadi di hidup pria itu.

Sesaat kemudian Sakura dalam diam, melihat Sasuke yang perlahan menggulung lengan bajunya. Pria itu pun dengan piawai mengolah bahan-bahan masakannya dan ia terlihat berkali-kali lipat lebih menawan. Sakura pernah mendengar jika seorang Uchiha itu harus sempurna karena itu sejak kecil Sasuke mendapatkan semua jenis pendidikan hingga tak ada satu hal pun yang tidak bisa ia lakukan.

Sakura masih ingat, Sasuke pernah bercerita jika mending kakeknya yang kolot lebih banyak menasihatinya dengan perkataan bahwa keberhasilan adalah sebuah tujuan dan karena itu Sasuke mencapai semua hal yang bisa dilakukan oleh orang lain, itu menjadikan dirinya sebagai pria sempurna seutuhnya. Jadi, tidak salah jika Sakura jatuh sepenuhnya pada pesona pria itu.

"Ini menyebalkan," gumam Sakura amat pelan, sesaat saat dirinya menyadari jika jalannya untuk move on dari pria itu akan amat sulit. Pria itu amat sempurna dan mempesona, terlebih kini ia harus terjebak dengan pria itu selama enam bulan sampai kontraknya berakhir.

"Permisi Tuan," suara panggilan tiba-tiba terdengar membuat Sasuke yang baru saja selesai memasak menolehkan kepalanya, melihat Shin yang berdiri dengan sopan cukup jauh dari tempat Sasuke dan Sakura berada.

"Ada apa Shin?" tanya Sasuke saat ia mencuci tangannya namun sorot onyxnya yang segelap malam itu tak mengalihkan pandangannya, menatap Shin yang masih setia di tempatnya.

"Nona Hyuga datang untuk menemui Anda, Tuan," ucap Shin sedikit menundukkan kepalanya sopan. Sementara Sakura yang mendengar nama Hyuga disebut, air mukanya jelas berubah masam.

"Suruh ia menunggu di lantai bawah, aku akan segera turun," ucap Sasuke datar, tak melibatkan emosi sedikitpun dan Shin dengan patuh menganggukkan kepalanya, segera pamit pergi.

Emerald hijau Sakura bergulir dan melihat Sasuke yang secara terburu-buru mencuci tangannya, meninggalkannya seorang diri di sana dan bergegas turun. Ini jelas mengesalkan dan Sakura membencinya membuat ia berakhir dengan melipat tangannya di depan dada.

"Cih, menyebalkan. Ia memasak untuk makan malam bersama Nona Hyuga Hinata tercintanya itu," ucap Sakura kesal sendiri, melirik spaghetti carbonara yang tersaji di atas dua piring putih.

Saat rasa cemburu membuat hatinya memanas, Sakura memutuskan untuk turun ke bawah menuju kolam renang. Wanita merah muda itu kemudian merendam dirinya berharap air kolam di malam hari dan udara malam dapat menghilangkan rasa panas yang tak nyaman di hatinya. Namun kenyataannya tidak sesederhana itu. Semakin Sakura memikirkan malam romantis yang akan dilalui dua sejoli itu, Sakura makin marah sampai ia punya keinginan untuk memangkas habis rambut keduanya.

The Fuzzy ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang