Chapter 29 : Their Long Awaited Meeting

946 93 3
                                    

Pekerjaan di Toko Bakery telah menguras tenaga Sakura, namun dia tetap tegar tanpa mengeluh. Setelah menidurkan Ryuu dengan lembut, Sakura memandanginya dengan kasih sebelum akhirnya menatap wanita paruh baya yang akan menjaga Ryuu malam itu. Dengan suara lembut, Sakura memberikan pesan agar Ryuu dijaga dengan hati-hati sebelum akhirnya meninggalkannya.

Sakura bersiap untuk pergi malam itu. Seorang kolage bisnis Gaara melakukan presentasi robot tempur siang tadi akan diakhiri dengan pesta dansa yang megah. Gaara hadir dalam acara itu sejak siang, dan Sakura akan menemaninya untuk acara malamnya. Dengan begitu, Sakura bersiap pergi, mengenakan gaun berwarna merah yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah dan seksi. Rambut panjangnya diikat rapi dalam sanggul yang elegan, memperlihatkan kecantikan rambut merah muda yang mengalir dengan anggun. Mata emerald hijaunya bersinar cerah, menambah pesona yang memikat.

Ketika tiba di gedung yang besar dan mewah yang disewa untuk menggelar acara pesta dansa, Sakura disambut oleh pemandangan yang menakjubkan. Gedung itu terletak di tengah pusat kota, dan sinar lampu yang gemerlap menyinari karpet merah yang terbentang di jalur masuk. Bunga-bunga segar dipajang dengan indah di sekeliling gedung, menambah aroma harum yang menyegarkan udara malam.

Disaat Sakura disibukkan dengan kekagumannya itu, Gaara secara tiba-tiba muncul dan cukup mengagetkan Sakura. Mereka  kemudian memasuki gedung itu dengan langkah yang pasti, disambut oleh suasana yang mempesona di dalamnya. Dekorasi dalam gedung tersebut begitu megah, dengan meja-meja yang disusun dengan rapi, dihiasi dengan makanan-makanan lezat dan minuman alkohol mewah. Orang-orang di sana terlihat berkelas, mengenakan pakaian-pakaian mewah yang menambah pesona keanggunan acara tersebut.

"Hei, aku pergi sebentar," ucap Gaara berpamitan tepat saat ia melihat seorang kolega. Sementara Sakura hanya menganggukkan kepalanya dan membiarkan Gaara pergi meninggalkannya.

Saat Gaara menyapa kolega bisnisnya, Sakura menemukan dirinya sendirian di tengah kerumunan tamu yang hadir di pesta tersebut. Suasana pesta begitu meriah, dengan musik yang mengalun lembut di latar belakang, cahaya lampu yang berkilauan, dan tawa riang yang terdengar dari berbagai sudut ruangan. Namun, meskipun di tengah keramaian, Sakura merasa sepi dan hampa.

Saat Sakura mengedarkan pandangannya, mencari Gaara di antara kerumunan, matanya tiba-tiba terpaku pada sosok yang berdiri tidak jauh dari tempatnya berdiri. Sasuke, dengan tatapan seriusnya yang khas, berdiri di tengah keramaian, seakan-akan menarik perhatian Sakura secara magnetis.

Kegelisahan merayap di dalam dada Sakura, dan jantungnya berdegup kencang, seolah-olah berusaha keluar dari dadanya. Kenangan masa lalu mereka, momen-momen bahagia dan pahit yang mereka lewati bersama, berputar-putar dalam benaknya. Saat itu, Sakura merasa terperangkap dalam labirin emosi yang rumit.

Dia ingin lari dari situ, menjauh dari sosok Sasuke yang masih memengaruhi dirinya begitu dalam. Namun, tubuhnya terasa kaku, seperti terpaku di tempatnya tanpa bisa bergerak. Setiap serat di dalam dirinya terasa tegang, menghadapi kehadiran Sasuke yang mendadak.

Sasuke, dengan tatapan yang intens, tampak tidak berubah sejak terakhir kali mereka bertemu. Meskipun ada jarak yang memisahkan mereka, Sakura merasa seolah-olah mereka masih terhubung satu sama lain oleh benang-benang kenangan yang tak terlupakan.

Di tengah keramaian pesta yang meriah, Sakura dan Sasuke saling memandang, keheningan di antara mereka terasa begitu berat, penuh dengan rasa-rasa yang tak terucapkan namun begitu kuat. Dalam kebimbangan dan kekacauan emosinya, Sakura merasa seakan-akan waktu berhenti, dan hanya ada dia dan Sasuke di dunia ini.

"Anda ini pasti adik dari Tuan Uchiha Itachi bukan? Tuan Uchiha Sasuke?" Suara Gaara tiba-tiba terdengar, berada tepat di sisi Sakura dan secara perlahan merengkuh pinggang ramping istrinya itu.

Kedatangan Gaara membuyarkan Sakura dari pikirannya yang rumit dan ia bisa merasakan rengkuhan Gaara begitu erat. Sementara Sasuke diseberang sana melayangkan tatapan tajam dan tidak senang ke arah tangan yang merengkuh miliknya.

"Benar, saya Uchiha Sasuke," ucap Sasuke dengan suaranya yang dingin dan datar itu, secara perlahan melangkahkan kakinya mendekat dan mengulurkan tangannya, menanti sosok Gaara untuk menjabat tangannya.

"Saya Sabaku Gaara," ucap Gaara menjabat tangan itu kemudian melirik Sakura di sisinya. "Lalu ini istri saya, Sabaku Sakura."

"Istri?" gumam Sasuke tepat setelah jabatan tangannya lepas, segera menyorot Sakura yang memalingkan wajahnya, enggan bertatapan secara langsung dengan pria masa lalunya itu.

"Benar, kami sudah menikah selama enam tahun. Istri saya ini wanita yang sangat luar biasa dan ibu yang baik untuk anak laki-laki kami," ucap Gaara memuji sembari memperlihatkan senyuman kecil yang menyimpan banyak maksud itu.

"Anda bilang Anda seorang Sabaku, apakah Anda adalah adik dari Sabaku Temari?" tanya Sasuke yang menyinggung soal sahabat baiknya yang telah lama meninggal, Sabaku Temari.

Gaara membuka mulutnya terkejut. "Oh? Anda mengenal kakak saya ternyata. Ini suatu hal yang benar-benar tidak terduga, dunia terasa begitu sempit."

Tiba-tiba, di tengah-tengah suasana yang secara perlahan terasa canggung antara Sasuke, Gaara, dan Sakura yang sendari tadi memilih diam, sosok Hinata muncul dengan anggunnya. Langkahnya mantap memasuki gedung itu, wajahnya angkuh namun anggun menarik perhatian semua orang di sekitarnya. Seolah-olah dia membawa aura kehadiran yang membingkai keheningan yang menyelimuti ruangan.

Di tengah keheningan yang mencekam, Hinata tetap berdiri dengan anggunnya, menunggu momen yang tepat untuk berbicara. Dalam kehadirannya, terasa ada aura misteri yang menyelimuti, membuat semua orang bersiap-siap untuk apa yang akan terjadi selanjutnya sampai secara perlahan ia berdiri di sisi Sasuke.

Dengan gerakan perlahan, Hinata menempatkan tangan di depan mulutnya. "Oh astaga bukankah ini Sekretaris Haruno? Ah, tidak maaf maksud saya Haruno Sakura?"

"Maaf Anda ini siapa? Apakah Anda mengenal istri saya?" tanya Gaara dengan ekspresi yang menyiratkan kebingungan sementara Sakura merasakan tubuhnya menegang setelah kemunculan dan kata-kata penuh kepura-puraan dari wanita Hyuga itu.

"Ah maaf saya Hyuga Hinata, tunangan Uchiha Sasuke. Secara pribadi saya mengenal baik Haruno Sakura, apakah ia tidak pernah bercerita? Dia pernah menjadi sekretaris dari tunangan saya. Saya begitu terkejut bisa bertemu di sini," ucap Hinata berpura-pura terkejut.

"Begitu rupanya. Saya Sabaku Gaara, suami dari Sabaku Sakura," ucap Gaara dengan senyuman penuh arti, menekankan nama Sabaku yang sudah disandang oleh Sakura enam tahun belakangan ini.

Suasana diantara mereka kembali tegang, Sakura merasakan kehampaan yang mendalam melanda hatinya. Seolah-olah semua harapan yang sempat tumbuh kembali hancur berkeping-keping di depan matanya. Tatapan Sakura terpaku pada lantai, tidak berani menatap ke arah Hinata atau Sasuke.

The Fuzzy ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang