Untuk waktu yang lama, Sasuke berusaha mengatur nafasnya saat jantungnya berdegup kencang dan nafasnya memburu. Ini sedikit melenceng dari ekspektasinya, ia memang mengetahui jika Sakura punya bentuk tubuh indah yang selalu dibalut oleh pakaian kantornya namun dibalik itu semua ternyata jauh dari kata indah, ini menggairahkan.
"T-tuan, berhenti menatap saya," ucap Sakura dengan malu saat rona merah perlahan menghiasi pipinya dengan manis. Wanita itu berusaha menutupi puting payudaranya menggunakan lengannya sementara bagian bawahnya menggunakan telapak tangannya. Ini jelas memalukan terutama saat Sasuke menatapnya seperti serigala yang lapar.
Seringai kemudian muncul di bibir Sasuke, menarik lengan wanita merah muda itu lalu mengangkatnya ke atas, kembali memperlihatkan puting merah muda itu. Pria Uchiha itu kemudian mendengus. "Kalau aku harus berhenti menatapnya lalu apa yang harus aku lakukan? Menghisapnya karena ia sudah tegak?"
"Aaahhh!!" Sakura melebarkan matanya untuk kedua kalinya, merasakan lidah Sasuke yang mulai menyapu payudara kanannya. Sensasi geli itu pun menerpa dan Sakura tak bisa mengendalikan dirinya.
"Nakal sekali," bisik Sasuke, memulai perjalanannya untuk menghisap puting merah muda yang sudah menegang itu. Tangan pria itu pun tak tinggal diam, bergerak menyentuh payudara kiri Sakura, menyentuhnya ujungnya menggunakan jari telunjuknya.
"Aaahhh.... ahhh.... h-henti hentikan!!" Sakura meracau, menggerakkan kakinya dengan tidak nyaman saat tubuhnya merasakan rangsangan tak biasa. Sekujur tubuh Sakura mulai panas, ia merasa dirinya tengah demam.
Sasuke tak kunjung berhenti, semakin piawai memainkan mainan barunya. Dari kanan ia pindah ke kiri dan Sakura terus saja memohon agar pria itu berhenti, ia benar-benar tak sanggup menghadapi hal itu. Akan lebih baik jika dirinya disiksa namun panas di sekujur tubuhnya itu tidak mendeskripsikan sebuah bentuk penyiksaan. Sakura hanya tahu dengan pasti jika pria itu tak berhenti, ia benar-benar akan lemas.
"Lihat dirimu sekarang Sekretaris Haruno, memainkan sebuah trik disaat kau bahkan tak tahan dan ingin berhenti? Reaksimu keterlaluan padahal aku belum melakukan apa-apa," ucap Sasuke dengan seringai liciknya, tepat saat tangan kanannya turun ke bawah.
"Tuan....!!" Sakura berteriak, kakinya gemetaran tepat saat jemari panjang Sasuke menyentuh lubang kenikmatannya, mengusapnya dengan gerakan sensual membuat Sakura menutupi wajahnya yang memerah padam menggunakan telapak tangannya.
Sakura jelas malu namun sentuhan Sasuke membuatnya harus mengakui jika sekujur tubuhnya merasa aneh, rasanya seperti ia meleleh dimana-mana. Kini ia bahkan tak tahu harus meneriakkan kata berhenti atau terus, ini cukup rumit baginya namun pria itu justru melebarkan kakinya dengan kasar.
"Tuan jangan lihat," ucap Sakura meminta, menutupi lubang kenikmatannya yang berada tepat di depan onyx kelam pria itu yang berkilat nafsu, segera menyingkirkan tangan yang berusaha menutupinya dari sebuah pemandangan indah itu.
"Jangan ganggu aku saat aku menatap vagina yang sangat indah ini bahkan warnanya pun sangat cantik," ucap Sasuke yang segera menjulurkan lidah untuk mengusap bibir vagina yang ia akui begitu indah itu.
"Aahh t-tidak, itu memalukan, A-anda sungguh. Berhenti mengatakan kalimat cabul seperti itu," ucap Sakura yang kemudian mengigit bibir bawahnya, berusaha menahan desahannya yang akan lolos karena pria itu terlalu lihai menjilat di bawah sana.
Sasuke menyeringai. "Kupikir kau lebih cabul Sekretaris Haruno, menggerakkan pinggulmu untuk kujilat lebih cepat."
"Tidak itu t-tidak benar. Saya mohon berhenti mengatakan sesuatu yang cabul," ucap Sakura menggeleng-gelengkan kepalanya, melihatnya Sasuke tersenyum remeh, benarkah wanita itu berusaha memanfaatkannya menggunakan obat perangsang namun dilihat dari sikapnya yang malu-malu itu, Sasuke tak yakin demikian.
"Benarkah ingin berhenti?" tanya Sasuke saat dirinya kembali menjulurkan lidahnya, menyapu lobang kenikmatan itu. Sasuke tahu dengan pasti, tubuh wanita merah muda itu menikmati setiap perbuatannya dan ini menyenangkan baginya.
"Kau ingin lebih? Akan kuberikan lebih," ucap Sasuke segera menegakkan tubuhnya, memasukkan satu jarinya ke dalam lubang kenikmatan wanita itu yang mendesah panjang karenanya.
Jari Sasuke kemudian mulai bermain di bawah sana membuat Sakura semakin bernafsu, bola mata emerald hijau yang biasanya memandang lurus kini tampak berkilat dan itu jelas mengairahkan membuat Sasuke harus mengumpat dalam hati. Wanita itu benar-benar menggodanya dengan wajah memerah sensual, bibir yang terbuka dan bergetar tak ayal membuat Sasuke mengambil keputusan, memasukkan dua jarinya lagi di dalam sana.
"Tuan aahhh.... aahhh.... t-tolong, i-ini ini terasa aahhhh.... sangat aneh," racau Sakura saat ia meluruskan satu tangannya, menyentuh dada bidang Sasuke yang tak dibalut apapun.
Tangan lain Sasuke yang bebas kemudian menyentuh lengan wanita merah muda itu, menariknya dan menempatkan telapak tangannya di depan bibirnya. Secara perlahan Sasuke menjulurkan lidahnya, menjilat telapak tangan wanita itu yang terasa manis dengan wajahnya yang menggoda.
"Apa yang Anda lakukan? T-tidak!!" ucap Sakura disaat tubuhnya mulai bergetar tak nyaman dan melihatnya Sasuke mempercepat gerakan jarinya di dalam sana sampai akhirnya Sakura mendapatkan pelepasannya, menumpahkan cairannya bahkan membanjiri jari Sasuke yang segera menjilatnya.
"Itu kotor," ucap Sakura yang malu sendiri, melihat Sasuke yang menjilat jarinya sendiri dengan matanya yang jelas-jelas menatapnya dengan menggoda.
"Kau mengeluarkannya dengan sangat indah Sekretaris Haruno, benar-benar banjir," ucap Sasuke dengan seringainya saat ia selesai menjilat jarinya sendiri, menjatuhkan onyx hitam kelamnya kembali ke bawah sana, berusaha melihat apakah di sana sudah kendur untuk ia masuki.
"Sepertinya kau siap untuk hidangan utama Sekretaris Haruno," ucap Sasuke yang segera melepaskan celananya bahkan celana dalamnya, membebaskan kejantanannya yang sudah berdiri tegak ke atas begitu panjang dan besar.
Emerald hijau Sakura terbelalak, terkejut saat dirinya melihat ukuran itu. Ia tidak yakin jika sesuatu yang sebesar itu akan memasukinya, itu jelas sebuah ukuran yang tidak normal karena itu Sakura berusaha menarik dirinya namun Sasuke justru menahannya untuk tidak kabur.
"Sekarang mau kabur? Itu keterlaluan Sekretaris Haruno terutama saat kau yang memulainya," ucap Sasuke yang perlahan menempatkan kepala kejantanannya di depan lobang kenikmatan Sakura.
"T-tapi memasukkan sesuatu sebesar itu, i-itu...." Sakura menggantungkan kalimatnya, ia tak tahu harus mengucapkan apa dan semuanya terasa tak nyaman. Jantungnya berdegup dengan begitu cepat seolah akan meledak.
"Tenanglah, rasanya sangat enak," ucap Sasuke mendorong kejantanannya masuk. "Karena itu kau harus menelan semuanya."
"Hngggg aaahhh!!" Sakura berteriak dengan bola matanya yang melebar, rasanya amat luar biasa saat sesuatu yang besar dan panjang itu memasukinya. Sakura tahu ada bagian di bawah sana yang robek sampai darah perlahan keluar dari sana.
Sesaat kemudian air mata wanita merah muda itu menetes, ia tak bisa menahan rasa sakit itu dan Sasuke harus meredam gejolak aneh di dalam dirinya. Demi apapun Sasuke tahu jika Sakura masih perawan tapi karena sudah terjadi setidaknya ia harus berlaku sedikit lembut meskipun itu mengganggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fuzzy Butterfly
FanfictionWanita cantik berbahaya yang dibalut pesona, gambaran yang cocok untuk mendeskripsikan Sakura. Sayangnya karena sebuah kesalahpahaman, Sakura mengira jika dirinya di mata Sasuke, tidak lebih berharga dibandingkan Hinata. Saat perasaan lelah mencinta...