Chapter 14 : Uninvited Guest Sneaks Out

1.4K 182 7
                                    

Malam yang indah dengan musik, alkohol dan kumpulan orang-orang bodoh yang berusaha menjilat kakinya jelas menjadi sebuah pesta perayaan ulang tahun tak diinginkan bagi Sasuke. Onyx pria itu menjelajah, mencari sosok pemilik helaian merah muda yang sudah lama tak terlihat. Seharusnya menghabiskan malam dengan wanita itu jauh lebih menyenangkan dibandingkan berada diperkumpulan orang-orang yang berpura-pura tahu tentang investasi.

"Tuan Uchiha." Suara panggilan lembut itu terdengar, kebisingan orang-orang yang bercakap-cakap di sekelilingnya tiba-tiba terhenti. Sasuke dengan rasa penasarannya itu pun menolehkan kepalanya, ingin tahu siapa sosok pemilik suara yang bisa menciptakan suasana hening itu.

"Selamat ulang tahun Tuan." Hinata dengan suara lembutnya berucap, menyodorkan segelas wine di tangannya namun Sasuke tidak terlihat senang melihatnya.

Menipiskan bibirnya sejenak, sorot mata Sasuke jelas tampak begitu bengis sampai ia menepis tangan Hinata. Gelas wine itu jatuh dan pecah di lantai, menimbulkan sebuah suara yang membuat seisi gedung itu menghening. Sorot mata semua orang pun kini memandang ke arah mereka tak terkecuali Sakura yang sedang bercakap-cakap dengan Karin di sudut ruangan.

"Siapa yang mengundangmu kemari?" tanya Sasuke dengan suara dinginnya yang tajam dan menusuk. Pria itu menghantarkan auranya yang bengis dan mengintimidasi tak ayal membuat tubuh Hinata mulai bergetar takut. Wanita indigo itu menyentuh pergelangan tangannya yang terasa sakit. Kepalanya tertunduk, tak mampu menghadapi sosok Sasuke yang begitu menyeramkan kali ini.

"Tuan," panggil Sakura buru-buru menyentuh lengan Sasuke, mengedarkan pandangannya sejenak dan menyadari semua orang melihat ke arah mereka. Emerald hijau Sakura kemudian bergulir, menatap Karin sampai wanita dengan rambut merah yang ditata sedikit bergelombang itu membawa Hinata keluar dari sana.

Suasana terasa canggung sampai Juugo menyuruh pemain musik kembali memainkan musik. Suasana yang sebelumnya canggung mulai berisik kembali. Semua orang tak lagi menatap ke arah Sasuke namun tak bisa dipungkiri jika semua orang berbisik, membicarakan hal apa yang baru saja terjadi.

"Tuan, saya akan membawa Anda beristirahat," ucap Suigetsu yang datang, berusaha membawanya ke ruang istirahat dan Sasuke tampak menghembuskan nafasnya kasar sebelum ia mengikuti Suigetsu menuju ruang itu.

Sakura mengambil nafasnya dalam-dalam, ia tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa Sasuke tampak begitu tidak suka dengan Hinata padahal setahunya, pria itu mati-matian mengejarnya. Ada sesuatu yang aneh namun ia tak sempat untuk mencerna situasi itu karena Mikoto tiba-tiba datang menghampirinya.

"Apa yang sebenarnya terjadi Sekretaris Haruno?" tanyanya dengan sorot mata yang dingin, dagunya sedikit terdongak dengan angkuh, menatap Sakura yang segera menundukkan kepalanya.

"Maaf Nyonya ada masalah kecil, saya juga tidak tahu mengapa Tuan bereaksi seperti itu," ucap Sakura berusaha tenang, ia tak bisa menunjukkan perasaannya yang penuh kebingungan itu kepada ibu dari atasannya itu.

"Siapa wanita itu?" tanya Mikoto datar.

Sejenak Sakura terdiam, memikirkan baik-baik seperti apa dirinya harus mengenalkan Hinata kepada wanita paruh baya itu, haruskah ia mengenalkan Hinata sebagai wanita yang dicintai oleh putranya? Wanita yang tengah dikejar-kejar oleh putranya? Namun mengapa semua kenyataan itu tercekat di tenggorokannya, ia tak ingin mengatakannya.

"Kau tidak akan mengatakannya Sekretaris Haruno?" tanya Mikoto sesaat setelah wanita merah muda itu dirajai oleh keheningan. Onyx hitam wanita itu menatap Sakura tajam, sedikit mengintimidasi dan menelisik jawaban dari bola mata emerald hijau bawahan putranya itu.

"Mohon maaf Nyonya. Beliau adalah Hyuga Hinata, putri dari anggota dewan Hyuga," ucap Sakura berusaha tenang, menyembunyikan fakta hubungan yang terjalin diantara Sasuke dan wanita itu.

Sudut bibir Mikoto naik ke atas, menciptakan sebuah senyuman yang dingin namun juga elegan. "Menarik, aturkan pertemuanku dengannya Sekretaris Haruno."

"Baik Nyonya," ucap Sakura patuh, menundukkan sedikit kepalanya disaat wanita Uchiha itu melenggangkan kakinya pergi, kembali pada perkumpulan para wanita seusianya di sebuah meja bundar.

Menarik nafasnya dalam-dalam, Sakura merasakan sedikit kelegaan namun ia tahu acara itu tak berlangsung dengan baik karena kekacauan yang baru saja terjadi. Sakura jadi penasaran, mungkinkah Hinata dan Sasuke baru-baru ini bertengkar sampai menimbulkan kekacauan seperti itu. Emerald hijau Sakura kemudian jatuh, menatap wine dan bekas pecahan kaca di sana membuat ia bergegas menyuruh orang membersihkannya.

Acara terus berlanjut sampai selesai dan Sasuke tampak tidak dalam kondisi suasana hati yang baik. Sakura merasa sedikit buruk, di hari ulang tahunnya yang seharusnya menggembirakan pria itu justru tidak senang namun Sakura juga tidak bisa berbuat apa-apa. Di dalam mobil pria itu, pria itu hanya mengatupkan bibirnya di saat Sakura membawa mobilnya hingga tiba di rumah pria itu.

"Tuan, ada baik-baik saja?" tanya Sakura saat mereka tiba di ruang tengah lantai dua. Pertanyaannya itu pun membuat Sasuke menghentikan langkah kakinya, menolehkan kepalanya dan menatap Sakura yang menampilkan ekspresi khawatir.

"Sekretaris Haruno, bagaimana bisa wanita itu bisa masuk? Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk tidak mengizinkan siapapun tanpa undangan untuk masuk?" tanya Sasuke yang kali ini tak bisa mengontrol ekspresi wajahnya, ia benar-benar tampak marah.

Sakura menyentuh dadanya, terasa nyeri sedikit namun ia berusaha untuk tersenyum. "Maafkan saya Tuan, saya sedikit lalai. Saya berpikir jika sudah seharusnya Nona Hyuga datang sampai-sampai tidak memperhatikan hal lainnya."

"Sudah seharusnya?" tanya Sasuke tak percaya, ia mendengus remeh sembari mencengkram helaian rambutnya yang kini jadi berantakan.

"Itu keterlaluan Sekretaris Haruno," ucap Sasuke bengis dan untuk pernyataan pria itu Sakura hanya bisa diam, menundukkan kepalanya sampai ia mendengar helaan nafas kasar.

Tak lama berselang Sakura menegakkan kepalanya, melihat Sasuke mendudukkan dirinya di sofa. Sakura tahu suasana hati pria itu sedang buruk dan mungkin bukan waktu yang tepat untuk memberinya hadiah namun ia juga ingin menghiburnya.

Sakura mendekati Sasuke mengeluarkan sebuah kotak dari dalam tas jinjingnya, menyerahkan benda itu pada pria Uchiha itu. "Ini hadiah ulang tahun untuk Anda Tuan, selamat ulang tahun."

Jemari panjang Sasuke menyentuh permukaan kotak kecil itu lalu mengambilnya. Bola mata onyxnya yang sebelumnya bengis tampak mulai melunak sampai ia membuka kotak itu. Dasi berwarna biru gelap dengan motif garis putih panjang yang tidak terlalu mencolok ada di dalam sana. Kado itu begitu sederhana namun Sasuke tahu wanita itu memilihnya dengan hati-hati, mempertimbangkan warna yang ia sukai, sesuatu yang tidak mencolok dan cocok dengan semua setelan kantornya.

"Tahun lalu kau memberikan aku bolpoin, tahun ini dasi," ucap Sasuke dengan senyuman tipis yang tidak Sakura lihat karena kepala pria itu tertunduk.

Beberapa saat kemudian Sasuke melepaskan dasi yang ia kenakan, melemparkannya ke sembarang tempat lalu mengeluarkan dasi biru gelap itu dari dalam kotak, menyodorkannya ke arah Sakura. "Pasangkan padaku, Sekretaris Haruno."

The Fuzzy ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang