Sejujurnya Sasuke tidak terlalu menyukai seseorang yang bertamu secara mendadak namun lain cerita jika itu adalah Hinata. Karena itu pria itu sedikit terburu-buru mencapai ruang tamu dan melihat wanita indigo dengan poni datar itu duduk dengan manis di salah satu sofa.
Hyuga Hinata, wanita itu jelas amatlah cantik. Terlahir dari keluarga baik-baik yang memandang tinggi sebuah pendidikan, mungkin itu menjadi alasan wanita itu menempuh pendidikan di luar negeri dan sebagai informasi kecil, ayahnya merupakan seorang anggota dewan.
"Selamat malam Tuan Uchiha, maaf saya bertamu malam-malam begini," ucap Hinata dengan sopan, segera berdiri dan membungkukkan tubuhnya membuat Sasuke mau tak mau membalasnya sebelumnya akhirnya ia mendudukkan dirinya.
"Ada keperluan apa?" tanya Sasuke dengan intonasi datarnya, terlihat jelas jika pria itu tak melibatkan perasaannya barang sedikitpun dengan sikapnya yang amat tenang, berbeda jauh saat ia berurusan dengan Sakura yang melibatkan banyak perasaan.
"Ah saya hanya ingin memberikan ini sebagai ucapan terima kasih, ini syal yang saya buat sendiri," ucap Hinata dengan rona merah tipis menghiasi wajah, memberikan sebuah kotak yang berisi syal berwarna biru navy, sikapnya itu jelas amatlah manis.
"Baik, akan saya sampaikan kepada Naruto," jawab Sasuke masih dengan intonasi datarnya bahkan wajahnya pun amatlah datar. Namun jawabannya itu membuat air muka Hinata berubah.
Satu hal yang membuat Sasuke berakhir berhubungan dengan Hinata hanyalah Naruto. Setidaknya Sasuke secara terpaksa terlibat karena satu-satunya sahabat baiknya yang terbilang bodoh itu jatuh cinta pada pandangan pertama dengan wanita indigo itu dalam sebuah acara lelang.
Lewat desakan Naruto yang mengancam akan gantung diri di depan kamarnya, Sasuke mau tak mau terlibat. Sasuke berakhir menghire orang untuk menyelidiki Hyuga Hinata, seluk-beluknya secara menyeluruh bahkan ia harus membantu Naruto mengirimkan bunga untuk wanita itu. Jujur itu menyebalkan terlebih bagi seseorang yang tak suka repot.
"Tapi saya memberikannya kepada Anda," ucap Hinata saat suasana di antara keduanya sudah lama menghening dan Sasuke yang mendengarnya jelas merasa tidak nyaman.
Sasuke berdehem pelan. "Saya tidak menerima hadiah yang membuat orang lain salah paham."
Bibir Hinata terbuka kecil, ia sedikit terkejut mendengar pernyataan itu. Meskipun secara halus, bukankah Sasuke secara jelas menyatakan jika dirinya tak bisa menerima wanita itu namun wanita indigo itu masih tersenyum manis untuknya.
"Begitu rupanya," sahut Hinata, menutup kembali kotak syal itu. "Kalau begitu tolong simpan niat baik saya saja di dalam hati Anda."
"Hn," sahut Sasuke acuh.
"Omong-omong bukankah ulang tahun Anda sebentar lagi Tuan Uchiha? Apakah Anda berniat merayakannya?" tanya Hinata memunculkan topik baru, berusaha untuk lebih lama berduaan dengan pria Uchiha itu.
Sasuke menganggukkan kepalanya pelan. "Tentu, Naruto akan hadir di sana. Saya akan mengirimkan undangan kepada Anda jika Anda berniat hadir."
"Tuan Uchiha, tidakkah Anda mengerti jika orang yang saya sukai itu adalah Anda? Mengapa Anda terus-menerus menyebut dan membahas orang lain?" tukas Hinata saat dirinya kehilangan kesadarannya, benar-benar muak saat Sasuke membahas Naruto.
Untuk beberapa saat Sasuke mengatupkan bibirnya, ia tak tahu jika hal seperti ini akan terjadi dan itu membuatnya tak nyaman bahkan tidak suka. Saat wanita itu menyinggung Naruto sebagai orang lain dengan remeh dan seolah merendahkannya, Sasuke sudah amat tidak menyukainya.
"Karena tidak ada hal yang bisa kita bicarakan lagi, silahkan pergi Nona Hyuga," ucap Sasuke dengan dingin, mencapai keputusan untuk tidak lagi berurusan dengan wanita itu dan sepertinya ia harus mengatakan kepada Naruto untuk berhenti mendambakan wanita itu.
"Tuan Uchiha Anda sungguh tidak sopan," ucap Hinata sesaat saat dirinya bangkit dari duduknya, sikapnya masih anggun namun sorot matanya menajam, menunjukkan betapa terhina dirinya atas pengusiran itu.
Sasuke hanya diam, tak merespon ucapan wanita indigo itu dan wanita indigo itu masih menyimpan harga dirinya untuk melenggangkan kakinya meninggalkan rumah pria itu sebelum ia diseret oleh pelayan dengan tidak etisnya.
Untuk sejenak Sasuke menarik nafasnya dalam-dalam sebelum ia menghembuskan nafasnya perlahan. Sasuke berusaha mengatur emosinya sejenak sebelum ia bergegas naik ke atas, bersiap untuk makan malam bersama Sakura dengan menu spaghetti carbonara yang sudah ia buat. Namun setibanya di lantai dua, ia tak mendapati adanya Sakura di sana bahkan di kamarnya pun tak ada.
Sasuke kembali turun ke bawah hingga melihat adik Shin, Sai yang juga bekerja untuknya sebagai pelayan. Baik Shin dan Sai tak memiliki banyak perbedaan, bentuk wajah mereka hampir serupa dan yang membedakan hanyalah rambut Sai berwarna hitam pendek serta kulitnya jauh lebih putih dibandingkan Shin bahkan warnanya seperti putih pucat.
"Sai, kau melihat Sekretaris Haruno?" tanya Sasuke.
Sai menganggukkan kepalanya, tersenyum tanpa emosi setelahnya. "Saya melihat Sekretaris Haruno pergi ke area kolam renang Tuan."
Mendapati keberadaan Sakura melalui Sai, Sasuke pun menganggukkan kepalanya dan meninggalkan pria pucat itu tanpa sepatah katapun. Sasuke bergegas pergi ke kolam renang terbuka yang ada di rumahnya sampai ia mendapati wanita merah muda itu tengah mengapung di sana.
Secara perlahan Sasuke memasukkan dirinya ke dalam kolam dan tentunya aksinya itu membuat air kolam bergerak lebih banyak. Menyadari hal itu pun Sakura segera menolehkan kepalanya namun ia sedikit terlambat karena Sasuke sudah dekat, segera melingkarkan tangannya untuk melingkar di pinggang ramping wanita itu namun aksinya itu tak membuat wanita itu senang.
Bukankah akan terasa mengesalkan jika dipeluk oleh pria yang belum lama haha hihi dengan wanita lain? Karena itu Sakura berusaha melepaskan pelukan pria itu namun pria itu tak mau melepaskannya.
"Lepas, lepaskan saya!! Anda benar-benar menyebalkan," ucap Sakura berusaha berontak namun Sasuke benar-benar tak mau melepaskannya, menempatkan hidungnya di sela-sela leher wanita itu yang menimbulkan sedikit sensasi geli.
"Ugh, apa yang Anda lakukan?!" tanya Sakura dengan intonasi yang meninggi, berusaha menjauhkan hidung pria itu dari tubuhnya sampai akhirnya pria itu benar-benar melepaskannya.
"Apa-apaan Anda ini?" protes Sakura sambil berbalik, menatap wajah pria Uchiha itu tanpa lupa melayangkan tatapan tajamnya.
"Kau ini benar-benar tidak tahu caranya untuk tenang," komentar Sasuke sesaat sebelum dirinya kembali mendekatkan tubuhnya dengan tubuh wanita merah muda itu.
Secara perlahan Sasuke mengecup bibir Sakura dan wanita itu jelas terkejut karena aksi itu. Ini adalah sebuah sensasi yang tidak biasa, berciuman di kolam renang adalah sesuatu yang tidak pernah Sakura bayangkan dan tubuhnya terasa agak lemas karenanya, beruntung Sasuke segera merengkuh pinggangnya.
"Jadi apakah wanita pemberontak adalah pesonamu?" tanya Sasuke berbisik dengan menggoda tepat di telinga Sakura dan Sakura jelas bisa merasakannya, hawa panas yang menyapu lehernya begitu kontras dengan dinginnya air kolam, rasanya benar-benar tidak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fuzzy Butterfly
FanfictionWanita cantik berbahaya yang dibalut pesona, gambaran yang cocok untuk mendeskripsikan Sakura. Sayangnya karena sebuah kesalahpahaman, Sakura mengira jika dirinya di mata Sasuke, tidak lebih berharga dibandingkan Hinata. Saat perasaan lelah mencinta...