11

754 78 4
                                    

"Ayo drible bolanya lagi sampe depan sana!"

"Woi passing ke gue dong!"

Suara yang seharusnya terdengar di sebuah lapangan yang luas untuk melakukan aktivitas olahraga. Tetapi hari ini justru suara itu terdengar di kantin sekolah. Suara yang dari tadi sebenarnya sudah menganggu dan membuat mood Shani berubah seketika. Shani berniat untuk memakai earphone miliknya yang ia bawa untuk mendengarkan playlist lagu favoritnya. Shani sudah muak mendengar suara yang amat sangat berisik itu mengganggu telingganya. Belum sampai Shani memasangkan earphone miliknya,terdengar suara piring pecah dan jeritan seorang gadis tepat dikupingnya.

"AAAAAAAAAAA"

"PYAAAAARRRRR"

Suara yang membuat Shani dan seluruh murid yang berada di kantin mencari sumber suara tersebut. Semua mata tertuju pada seorang gadis dan beberapa anak basket yang tepat berada disebelah kursi Shani. Shani dan semua orang yang ada di kantin melihat bahwa ada piring nasi goreng yang sudah berserakan dan tak berbentuk dilantai karena jatuh terkena bola basket.

"Heh lo. Jalan tu pake mata dong. Bisa bawa makanan lo yang bener ga sih?" ucap Gracia. Gracia adalah kapten tim basket di SMA Garuda. Selain terkenal karena menjadi kapten tim basket SMA Garuda, Gracia dikenal sebagai siswi yang suka membolos,terlambat dan jail. Sebelas dua belas lah dengan Shani.

"Apaan sih orang lo yang salah. Ini kantin bukan lapangan basket. Kurang gede apa itu lapangan buat lo main basket?" ucap gadis yang tadi berteriak kencang karena makanan yang ia beli jatuh kelantai karena ulah Gracia dan teman-temannya.

"Ya lagian,lo juga ga liat kita ada dibelakang lo. Harusnya lo juga liat-liat dong kalo ada orang dibelakang lo." ucap Gracia tak mau kalah.

"Lah. Emang lo kira gue motor? Lo kira gue mobil yang punya kaca spion buat liat keadaan dibelakang gue?" balas Sisca yang juga tak mau kalah. Ya benar, Sisca adalah seorang gadis yang tadi menjerit sangat kencang. Tak lain dan tak bukan karena ia takut terkena pecahan piring nasi goreng miliknya yang telah jatuh terbuang sia-sia begitu saja.

Shani yang sudah muak dengan semua drama yang ada didepannya.

"Lo berdua mending pindah ke lapangan deh. Kata lo tadi lebih luas kan? Enak tuh buat pukul-pukulan sekalian."

"Mending lo berdua minggir sekarang. Lo berdua gak liat apa,itu Pak Yanto mau bersihin." ucap Shani tanpa memberikan waktu bagi Sisca dan Gracia untuk memotong pembicaraannya. Dan mempersilakan Pak Yanto untuk membersihkan pecahan piring nasi goreng yang jatuh ke lantai. Pak Yanto adalah cleaning service SMA Garuda.

"Kayanya ada superhero baru nih. Namanya Shani Indira Narendra. Eh sorry bukan superhero,pahlawan kesiangan maksudnya. Hahaha." ucap Gracia sambil tertawa terbahak-bahak. Dan tak lupa temannya yang berdiri dibelakang Gracia itu pun ikut tertawa.

"Gue baru inget. Lo kan temannya Ketua OSIS dan lo Wakil Ketua OSIS. Oh pantes, kalian satu geng ya. Ih kalian kok so sweet banget sih." ucapnya sambil menunjuk Shani lalu menunjuk Sisca secara bergantian dengan nada mengejek.

"Maksud lo apa nunjuk-nunjuk gue?" ucap Shani sambil mendorong bahu Gracia. Shani yang sudah berada dilevel tertinggi kesabarannya, akhirnya meledak juga.

"Santai dulu dong Shan. Tenangin diri lo dulu." ucap Gracia sambil memijat bahu Shani seolah-olah Shani disiapkan untuk berkelahi dengannya.

Shani sangat tak suka jika tubuhnya dipegang-pegang oleh orang lain. Dengan perlakuan Gracia barusan, seperti sedang memancing emosi Shani. Dengan cepat Shani langsung bergerak menarik kerah seragam Gracia dan mengatakan,
"Lo mau gue abisin sekarang?" dengan tatapan tajam seperti ingin menghabisi Gracia detik itu juga.

Tak tinggal diam Sisca yang berada disebelah Shani berusaha menahan Shani untuk tidak melakukan hal yang bisa merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Kenapa Sisca lebih memilih menahan Shani,karena Sisca hanya mengenal Shani. Karena setidaknya, Sisca pernah berurusan dengan Shani tidak hanya tentang keterlambatan atau tentang pelanggaran peraturan sekolah saja. Sedangkan Sisca dengan Gracia, mereka selalu berurusan dan bertemu didepan gerbang sekolah karena Gracia selalu terlambat disetiap harinya.

Sisca sekuat tenaga berusaha melepaskan tangan Shani dari kerah seragam Gracia. Setelah ia berhasil melepaskan tangan Shani, ia dengan cepat bergerak memposisikan dirinya ditengah-tengah antara Gracia dan Shani. Itu adalah hal terbodoh yang Sisca lakukan hari ini. Karena jika saja salah satu dari Shani maupun Gracia melayangkan pukulan,maka yang akan menjadi korban pertama atau sasaran empuk mereka adalah Sisca. Sisca bagaikan sebuah samsak yang berada ditengah-tengah dua orang petintu. Tapi ini adalah cara yang menurut dia paling tepat untuk bisa menghentikan mereka berdua.

Asa & RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang