37

682 89 16
                                    

"Lama banget, ngapain aja sih?" ucap Shani yang kesal karena sudah menunggu Sisca untuk segera masuk kedalam mobilnya sedari tadi.

"Ya maaf, gue kan harus pamitan dulu sama Bi Ijah." ucap Sisca sambil menutup pintu mobil Shani.

"Pamitan atau masih kepo tentang keluarga gue?" tanya Shani sambil menatap tajam kearah Sisca.

"Sorry deh kalo pertanyaan gue tadi bikin lo sakit hati. Gue reflek aja tadi, gak kepikiran apapun juga tiba-tiba aja gue ngomong kayak gitu." balas Sisca.

"Yaudah buruan lo pake Seat Belt nya."

"Oke bentar."

Akhirnya Shani melajukan mobilnya meninggalkan area perumahannya. Saat-saat seperti ini lah yang sebenarnya baik Shani maupun Sisca hindari. Karena ketika Shani sedang fokus berkendara, terjadi lah momen akward antar keduanya. Mereka terjebak dalam kondisi dimana mereka harus menurunkan egonya masing-masing untuk memulai sebuah percakapan.

"Shan."

"Hm?"

"Ini kita mau kemana?"

"Tadi katanya lo mau ketemu sama Jinan gimana sih."

"Ini lo gak bawa gue ketempat macem-macem lagi kan? Awas ya lo sampe bawa gue ketempat macem-macem lagi."

"Orang tuh kalo udah dikasih tumpangan harusnya bilang makasih bukannya malah ngomel gak jelas gini."

"Ya habisnya lo suka tiba-tiba ajak gue ke tempat aneh."

"Emangnya kapan sih gue bawa lo ke tempat yang aneh-aneh. Kemarin kan lo gue bawa kerumah Oma gue, lo lupa ya Sis."

"Cuman kan lo gak to the point waktu itu kalo mau ke rumah Oma lo."

"Kali ini gue beneran gak ada bawa lo ketempat yang aneh-aneh."

"Emang mau kemana kita sekarang?"

"Ke bengkel."

"Hah, kebengkel? Ya bener aja dong, lo gila ya Shan." ucap Sisca terkejut mendengar jawaban Shani.

"Apa sih, lo kali ya gila. Orang kebengkel kok di katanya gila." balas Shani yang tak terima dirinya dianggap gila oleh Sisca.

"Kata lo gak akan ketempat aneh-aneh. Kebengkel itu aja udah aneh buat gue Shan."

"Udah lo tenang aja, gue pasti lo gak akan kenapa-kenapa disana."

"Awas ya lo sampe macem-macem." ancam Sisca kepada Shani.

"Iya bawel ah. Mending lo tidur sana atau lo nyalain musik tuh biar gak ngomel mulu." pinta Shani yang sudah muak dengan omelan Sisca sedari tadi.

"Gak mau, ntar gue diledekin lo lagi."

"Diledekin apaan sih?"

"Udah ah gak usah dibahas." ucap Sisca sambil membuang muka karena malu.

"Oh gue tau. Lagu payung ya?"

"Tuh kan makin diledekin."

"Siapa yang ngeledekin sih. Orang waktu pertama kali gue denger, gue langsung suka kok."

"Bohong."

"Beneran gue gak bohong. Masa gue gak suka sama lagu buatan orang yang tergila-gila sama gue."

Mulut Sisca seketika terkunci dan tak mampu untuk merespon pernyataan Shani barusan. Ia benar-benar sangat malu karena ternyata Shani masih mengingat tentang lagu itu. Ditambah lagi Shani menyadari bahwa lagu itu diciptakan langsung oleh Sisca untuknya, lebih tepatnya terinspirasi oleh dirinya. Sisca memilih untuk memejamkan matanya dan berusaha untuk tidur sepanjang jalan supaya Shani tak mengganggunya lagi.

Asa & RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang