38

580 81 15
                                    

Setelah mengantar Sisca dengan selamat sampai rumah, Shani pun melajukan mobilnya untuk segera pulang mengingat hari sudah larut malam. Tak butuh waktu lama, mobil Madza 2 milik Shani itu pun terparkir rapi disamping mobil yang masih tertutup dengan cover atau sarung mobil warna hitam pekat entah dari kapan hari. Shani pun langsung bergegas untuk mengunci pintu rumahnya lalu naik ke atas kamarnya. Sesampainya di kamar kesayangannya, Shani membaringkan tubuhnya di kasur yang sebenarnya sangat luas jika hanya ditempati Shani seorang. Tak sempat untuk membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian, Shani sudah terlelap dalam posisi tidur terlentang hingga keesokan harinya.

"Siang Non." sapa Bi Ijah yang melihat sang majikannya turun dari kamar tepat pukul jam 12 siang.

"Siang Bi."

"Mau langsung makan atau mandi dulu?"

"Ih enak aja Shani udah mandi ya, Bi Ijah kali yang belum mandi. Nih cium kalo gak percaya." ucapnya sambil mendekatkan dirinya ke arah Bi Ijah.

"Hehe maaf Non. Nanti kalo mau makan tinggal ambil ya. Kalo misal mau dipanasin bilang Bibi, biar Bibi panasin lagi soalnya Bibi masaknya udah dari pagi."

"Iya Bi Ijah yang paling cantik. Bi Ijah kenapa gak bangunin Shani tadi pagi?"

"Sebenarnya Bi ijah udah bangunin, cumanya Non Shani sama sekali gak bangun. Terus juga sekarang kan hari sabtu, jadi Bi Ijah biarin Non Shani istirahat aja soalnya kayaknya Non Shani kayak kecapekan gitu."

"Emang Shani sekebo itu ya Bi?"

"Hahaha, kadang-kadang sih non. Non Shani kan emang dari kecil susah bangunin, Non Shani harus dielus-elus dulu punggungnya biar bangun."

"Dan selalu Bi Ijah kan yang ngelakuin itu? Bukan mama dan papa Shani." ucap Shani sambil menundukkan kepalanya dengan raut wajah yang murung.

"Oh iya non, Bibi mau tanya boleh gak?" ucap Bi Ijah yang langsung mengalihkan topik pembahasan Shani.

"Bi Ijah ni emang paling jago kalo masalah ngalih topik, hebat." ucap Shani sambil mengelengkan kepalanya lalu tersenyum sedikit palsu.

"Ih beneran non, ini Bibi mau tanya serius."

"Mau tanya apa Bi?"

"Tadi kan bibi habis beres-beres kamar Non Shani. Terus Bibi gak sengaja jatuhin kalender yang ada dimeja belajarnya non. Nah terus pas Bibi benerin ketempat semula, Bibi liat di tanggal 18 itu ada kayak notes gitu tulisannya ulang tahun Oma. Emang bener ya Non?"

"Astaga Bi, Shani lupa. Iya besok tanggal 18 Oma ulang tahun." balas Shani sambil menepuk jidatnya karena hampir lupa dengan hari ulang tahun sang Oma.

"Non Shani udah beli kado buat Oma?"

"Belum lagi Bi. Shani bener-bener lupa banget kalo besok Oma ulang tahun."

"Yaudah kalo gitu mau cari kado sekarang? Biar Bibi temenin."

"Boleh deh Bi. Yaudah Bibi siap-siap dulu gih, dandan yang cantik kita ke Mall hari ini. Udah lama juga kan Bi ijah gak jalan bareng sama Shani, iya kan?"

"Iya. Yaudah, Bibi siap-siap dulu ya."

"Iya Bi. Jangan lama-lama juga, eh jangan dandan yang terlalu cantik juga nanti banyak yang naksir gimana. Kasihan pak Yanto nanti jadi banyak saingannya."

"Hahaha Non Shani bisa aja. Bibi kekamar dulu ya non, permisi."

Sambil menunggu Bi Ijah bersiap-siap, Shani dengan lahap menyantap masakan Bi Ijah yang sudah tersaji sedari tadi pagi di meja makan ini. Setelah dirasa kenyang, Shani langsung membereskan alat makannya lalu bergegas untuk berganti baju. Lebih tepatnya Shani ingin mengambil jaket hitam kesayangannya itu untuk ia padukan dengan kaos putih serta celana pendek yang sudah ia kenakan itu. Tetapi saat sedang mencari keberadaan jaket itu, Shani tiba-tiba teringat sesuatu. Ia teringat bahwa jaket kesayangan itu tadi malam masih melekat ditubuh Sisca, yang berarti jaket miliknya sekarang berada di tangan sang wakil ketua OSIS SMA Garuda. Dengan cepat Shani mengambil hoodie berwarna cream yang ada dilemarinya lalu bergegas turun untuk memanaskan mobilnya sebelum ia gunakan untuk pergi bsrsama Bi ijah.

Asa & RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang