"Aduh."
"Bisa ga sih kalo mau berhenti tu ngomong dulu. Kan jadi tabrakan kaya gini." ucap Sisca yang kesal karena Shani yang semula berjalan biasa tiba-tiba berhenti.
"Lo liat ga sih?"
"Tuh masih hujan. Lo mau kita basah lagi kaya tadi." ucap Shani sambil menunjuk ke atas langit.
"Yah terus gimana?" ucap Sisca sambil membuka telapak tangannya untuk melihat seberapa deras hujan malam ini.
"Udah lo nganterin gue sampe sini aja."
"Ntar kalo lo nganterin gue sampe mobil, yang ada nanti lo sakit."
"Gue gamau lo kenapa-napa." ucap Shani sambil menatap Sisca.
Ucapan Shani barusan membuat suasana hening seketika. Yang ada hanyalah suara air hujan yang masih turun satu per satu dari langit.
"Maksud gue, kalo lo sakit kasian Bi Surti nanti dimarahin nyokap lo."
"Tadi muka Bi Surti waktu liat lo basah karna kehujanan, dia bener-bener kaya orang ketakutan."
"Emang segalak apa sih nyokap lo? Pasti sebelas dua belas sama anaknya."
"Tapi kayaknya lebih galakan anaknya sih." tambah Shani sambil meledek Sisca.
"Awas aja sampe lo ketemu nyokap gue."
"Abis lo." ucap Sisca seperti mengancam Shani.
"Kok bisa ya Bi Surti kerja ditempat menyeramkan kayak gini."
"Majikannya galak."
"Lo tuh emang nyebelin ya Shan." ucap Sisca sambil memuluk lengan Shani.
"Aw sakit banget Sis." ucap Shani meringis kesakitan.
"Makanya jangan jadi orang nyebelin." ucap Sisca sambil menatap Shani dengan tatapan tajam.
"Orang gue ngomongin fakta."
"Anaknya aja bentukannya kek gini. Galaknya setengah mati, gimana induknya."
"Takut deh gue. Main ke kandang singa." ucap Shani.
"Oh jadi maksud lo rumah gue kayak kandang singa?"
"Gue aduin ke nyokap gue, baru tau rasa lo."
"Hahaha. Yaudah gue balik dulu, keburu ujannya makin deres."
"Oh ya, bajunya gue kembaliin besok. Mau gue cuci dulu." ucap Shani sambil memegang baju yang ia kenakan saat ini.
"Ga usah. Itu emang baju disediain buat tamu, jadi lo ga usah balikin." jawab Sisca pada Shani.
"Gue jadiin serbet di rumah boleh kan?" tanya Shani.
"Bodo amat. Lo mau apain tu baju, gue gak peduli."
"Buruan deh pulang kenapa betah banget sih disini."
"Dih siapa juga yang mau lama-lama disini."
"Bye." ucap Shani.
Tak berselang beberapa detik, Sisca menarik tangan Shani. Shani yang tadinya ingin segera masuk mobilnya tertahan karena ada tangan yang menahannya untuk tidak pergi.
"Bentar."
"Gue belum bilang makasih ke lo."
"Makasih ya Shan lo udah mau anterin gue pulang." ucap Sisca yang masih memegang pergelangan tangan Shani dan tidak ia lepas.
"Iya sama-sama."
"Udah?" tanya Shani.
"Udah sih kayaknya itu doang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa & Rasa
Randomcinta tak bisa ditebak datangnya darimana dan untuk siapa dua kepribadian yang berbeda apakah bisa saling mencintai? dua orang yang sama-sama keras kepala apakah bisa bersatu? apakah pertemuan hari pertama yang sangat menyebalkan bisa berujung menja...