Hari Senin kali ini berbeda dengan hari Senin biasanya, pasalnya hari ini dari gerbang depan hingga halaman dalam SMA Garuda sudah hiasi dengan dekor acara proker SMA Garuda dan SMA Patriot. Tetapi bagi Shani, hari ini adalah hari Senin yang tidak ada perbedaan signifikan dari hari Senin biasanya. Di hari ini juga Shani menyesal, ia menyesal karena memutuskan untuk tetap berangkat kesekolah. Pasalnya, Jinan mengajaknya untuk berangkat bersama. Jinan berniat meminta tolong Shani untuk membantunya membawakan peralatan keperluan acara hari ini. Selain itu juga Jinan memiliki tujuan agar Shani tetap berangkat sekolah pada hari ini. Karena Jinan tau jika Shani tidak mengantarnya kesekolah, pasti sahabatnya itu akan memilih membolos dan mengurung diri seharian dikamar.
"Gue langsung balik ya Nan." ucap Shani sambil menaruh barang bawaan Jinan di meja ruang OSIS.
"Apaan sih kok balik, masak acara temen sendiri malah balik. Harusnya lo tuh support dong, gak setia kawan banget." ucap Jinan.
"Ya habisnya gue mau ngapain diacara yang boring kayak gini." ucap Shani.
"Wah lo ngeremehin acara gue, sakit hati sih gue Shan." ucap Jinan yang berakting memegang dadanya.
"Apa sih lebay deh lo. Udah deh gue mau ke kantin aja." ucap Shani yang ingin melangkah pergi ke kantin.
"Eh tunggu, itu kan ada stand dari anak-anak Garuda sama Patriot. Kenapa ga beli disitu aja?" tanya Jinan.
"Gak ah, orang menunya sama semua. Lagian juga rasanya gak tau enak apa enggak. Ntar kalo gue keracunan gimana, lo sama anak buah lo mau tanggung jawab?" tanya Shani.
"Ini mulutnya emang gak pernah disekolahin sih kalo kata gue." ucap Jinan sambil memukul Shani dengan kertas rundown acara hari ini.
"Ini lo nahan gue bagian dari strategi marketing lo ya?" ucap Shani sambil melepas tangan Jinan yang tadi menahannya.
"Ya terus gue harus gimana. Acara gue gak akan profit kalo semua murid disini punya pikiran jelek kayak lo Shan." ucap Jinan.
"Berapa sih biar bikin acara lo profit? Gue transfer sekarang." ucap Shani sambil mengeluarkan handphonenya.
"Apaan sih Shan bukan gitu maksud gue. Udah deh, terserah lo mau ngapain asal jangan bikin ribut. Oke?" ucap Jinan.
"Kapan sih emangnya gue bikin ribut di acara lo. Ngaco nih orang lama-lama." ucap Shani yang tak terima disebut pembuat onar oleh sahabatnya.
"Gak usah kenceng gitu dong mukanya, biasa aja. Yaudah gue mau lapangan dulu, mau cek keadaan disana gimana." ucap Jinan.
"Yaudah sana. Nanti kabarin gue aja kalo lo butuh bantuan apa-apa." balas Shani.
"Iya. Bye Shan." ucap Jinan yang sudah melangkahkan kakinya menuju lapangan.
"Semangat ya Bu Ketos." teriak Shani pada Jinan yang sudah jauh.
Setelah berpisah dengan Jinan, Shani melangkahkan kaki ke kantin untuk sarapan dan mungkin akan menghabiskan waktu seharian ini disana.
"Pagi Pak Yanto."
"Pagi Nak Shani." ucap Pak Yanto yang sedang menyapu lantai kantin.
"Pak Yanto lupa?"
"Oh iya, selamat pagi Shani." balas Pak Yanto yang lupa dengan permintaan Shani waktu itu untuk tidak memanggilnya dengan sebutan Nak atau Non lagi.
"Menu yang udah siap apa Pak?" tanya Shani sambil duduk di kursi kantin.
"Kalo jam segini belum ada yang siap, mungkin adanya mie instan. Soalnya masih pagi juga, saya belum nyiapin bahan-bahan yang lain."

KAMU SEDANG MEMBACA
Asa & Rasa
Randomcinta tak bisa ditebak datangnya darimana dan untuk siapa dua kepribadian yang berbeda apakah bisa saling mencintai? dua orang yang sama-sama keras kepala apakah bisa bersatu? apakah pertemuan hari pertama yang sangat menyebalkan bisa berujung menja...