3

920 78 4
                                    

Komandan upacara sudah membubarkan pasukannya. Itu artinya,baik murid maupun guru bisa membubarkan diri dari barisan dan segera bersiap untuk melakukan proses pembelajaran jam pertama. Banyak murid berbondong-bondong untuk masuk ke kelasnya masing-masing. Bukan karena semangat akan memulai proses pembelajaran,tetapi mereka merasa gerah akibat upacara di tengah lapangan dengan matahari yang sangat terik. Karena disetiap kelas terdapat AC,para murid berlarian menuju kelas dan ingin menjadi orang pertama yang merasakan sensasi dinginnya kelas ber AC itu. Tetapi berbeda dengan Shani yang tampak berat sekali melangkahkan kaki untuk masuk ke kelas.

"Muka lo bisa biasa aja ga. Pagi-pagi dah ditekuk aja." ucap Jinan teman sebangku,teman kecil,dan tetangga Shani.

Sungguh paket lengkap bukan.

"Gimana ga kesel,gue udah berangkat pagi eh masih diitung telat" ucap Shani sambil menaruh tas dan jaketnya dibangku sebelah Jinan.

"Lu sampe sini jam berapa emangnya?" tanya Jinan.

"Jam tujuh kurang satu menit. Belum jam tujuh kan Nan,lagian gue sampe didepan gerbang baru bel masuk berarti gue ga telat dong" ucap Shani dengan muka kesalnya.

"HAHAHA. Tapi kalo dipikir ya emang lo ngga telat sih. Cuman kan itu juga udah mendekati jam tujuh. Gimana sih lo,kocak." sambil memukul lengan Shani dan tertawa kencang.

"Tu kan lo sendiri aja bilang gue ga telat. Wakil lo tuh bilang gue telat" ucap Shani sambil menggelengkan kepala keheranan dengan sikap anggota OSIS yang berurusan dengannya tadi pagi.

"Lo kok bisa sih milih dia jadi wakil lo?"

"Kok bisa orang kayak dia masuk OSIS?"

"Kerja dia di OSIS cuma marah-marah ya Nan?" pertanyaan yang Shani lontarakan tanpa jeda seperti mencabik-cabik kuping Jinan.

"Santai dulu dong jangan marah-marah. Lo ngatain Sisca tukang marah-marah lo sendiri juga suka marah-marah."ucap Jinan terheran-heran kenapa sahabatnya dipagi yang cerah ini sudah meledak-ledak.

"Pertanyaan pertama. Kenapa dia bisa jadi wakil gue? Ya karena Sisca tanggung jawab dan dia bisa kerja dalam tim maupun individu."

"Pertanyaan kedua. Kenapa dia bisa masuk OSIS? Karena dia punya bakat,kreatif,dan berkepribadian baik. Jadi bisa kasih contoh buat siswa yang kurang baik.Contohnya kaya lo ini. Hehe bercanda." ucap Jinan sambil mengangkat tangannya dan berpose peace.

"Pertanyaan ketiga. Kerja dia di OSIS?Banyak campur tangan dia di OSIS. Gue bisa bilang kalo OSIS jadi lebih maju seperti sekarang ini karena berkat Sisca. Ga bisa gue jelasin satu persatu." Ucap Jinan dengan bangga mendeskripsikan Sisca.

"Ah itu mah sama kaya waktu itu. Kata-kata yang sama persis lo omongin waktu kampanye pemilihan ketua OSIS kemarin."sambil menoyor kepala Jinan.

"Hehehe.Tapi sumpah Shan gue ga bohong dia emang berbakat dan banyak kontribusinya di OSIS. Ya gue ga tau sih kalo dia suka marah-marah. Gue belom pernah liat dia marah." ucap Jinan sambil mengingat-ingat apakah wakilnya itu pernah marah.

"Iya deh gue percaya." ucap Shani yang sebenarnya tidak 100 persen percaya. Shani hanya ingin menyudahi saja omongan Jinan yang menurutnya terlalu berlebihan tentang wakilnya itu.

Asa & RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang