Asa & Rasa

2

Suasana gerbang SMA Garuda kini sudah sepi bahkan lebih kondusif dari keadaan jam tujuh pagi tadi. Keadaan yang jika digambarkan seperti layaknya demo karena banyak sekali orang yang berteriak,bersorak-sorak,dan membunyikan klakson secara bersamaan. Sekarang menyisakan beberapa murid saja yang sedang mengantri untuk ditulis namanya oleh anggota OSIS yang bertugas.

"Tolong buka jaketnya dan matikan mesin motornya karena upacara sudah dimulai!" ucap anggota OSIS yang sedikit sinis dan judes itu.

"Ga mau,orang gue ga telat. Gue dateng satu menit sebelum jam tujuh." ucap gadis yang masih berada diatas motornya yang masih menyala.

"Kita ikutin jam yang ada di sekolah. Jam sekolah udah nunjukin jam tujuh,itu artinya gerbang udah harus ditutup. Sementara lo tadi dateng gerbang udah ditutup kan? Itu artinya lo terlambat." penjelasannya dengan nada sedikit tinggi. Tetapi ia harus mengkontrol dirinya agar tetap tersenyum,karena anggota OSIS harus menunjukan sikap yang santun kepada semua warga sekolah.

"Apaan sih aneh banget. Minggir gue mau masuk. Lo kalo masih berdiri situ lo mau gue tabrak?" ucap siswi terlambat itu dengan nada menantang.

Tiba-tiba tak disangka,dalam hitungan detik anggota OSIS yang ia tantang tadi mencabut kunci motor yang masih tergantung dimotornya. Kunci yang dicabut secara tiba-tiba itu mengakibatkan mesin motor mati dan alhasil ia tidak bisa kemana-kemana.

"Woi. Lo maunya apaan sih balikin ga kunci gue!" ia turun dari motornya dan mencoba mengambil kunci miliknya dari tangan anggota OSIS yang menyebalkan itu.

"Buka helm sama jaket lo dulu baru gue balikin." ucap anggota OSIS itu dengan angkuh.

Dengan berat hati gadis itu membuka helm dan jaket yang ia kenakan. Jaket hitam yang ia pakai seperti layaknya geng motor itu ia buka secara perlahan. Saat gadis itu sedang membuka jaketnya,tercium aroma parfum dengan brand ternama. Dan dapat dipastikan parfum tersebut memiliki harga yang sangat mahal. Setelah membuka jaketnya,kemudian ia meletakkan jaket tersebut diatas motor kesayangannya. Motor yang jarang sekali dimiliki seorang wanita, justru motor itu identik dengan kendaraan kaum pria. Motor sport keluar terbaru dengan warna hitam yang begitu menakutkan jika ditunggangi layaknya seperti geng motor.

"Udah puas?" sambil membuka helm full face berwarna hitam miliknya.

"Bentar gue tulis nama sama kelas lo dulu." ucap gadis itu bergerak mengambil buku pelanggaran siswa SMA Garuda.

"Shani Indira Narendra kelas XII IPS 4" anggota OSIS itu mencoba mengeja sambil menulis di buku pelanggan siswa.

"Mana kunci motor gue buruan!" ucap gadis bernama Shani itu kepada anggota OSIS yang baru saja menutup buku pelanggaran siswa karena baru saja selesai menulis nama Shani disana.

"Nih,lain kali berangkat lebih awal kalo ga mau terlambat" sambil memberikan kunci motor milik Shani yang ia cabut tadi.

"Gue ga butuh ceramah lo. Siapa juga yang mau terlambat, males banget pagi-pagi harus berurusan sama orang sok idealis kayak lo." ucap Shani sambil mengambil kuncinya dengan kasar.

"Sekarang silahkan masuk dan dorong motornya karena upacara belum selesai." ucap dengan senyuman palsu dan kemarahan yang sudah berhasil di pendam.

Dengan jaket yang ia ikatan di pinggang dan helm yang ia kaitan ketangan kirinya,Shani langsung masuk kearea parkir sekolah dengan menyalakan mesin motornya yang berisik itu. Perkataan sang anggota OSIS tadi seperti angin berlalu saja baginya,masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

Fransisca Saraswati Putrinada atau yang kerap disapa Sisca,ia adalah anggota OSIS yang sekaligus menjabat sebagai Wakil Ketua OSIS itu masih berdiri di depan gerbang SMA Garuda. Berdiri di depan gerbang sambil menggerutu,Sisca tak lupa menarik nafas panjang karena di pagi yang cerah ini ia sudah dibuat emosi oleh siswi bersama Shani Indira Narendra.