29

583 76 2
                                    

Shani membawa mobil kesayangannya itu dengan kecepetatan tinggi. Itu lah yang membuat Sisca memejamkan mata seraya merapalkan doa. Serta tak berhenti mengirimkan beberapa pesan kepada mamanya untuk memberikan kabar dirinya setiap detik. Tetapi sayang, tak ada satupun balasan dari Ayu yang menanggapi pesan sang buah hatinya. Sebuah mobil yang tadinya melaju kencang di jalanan itu, kini membawa dua gadis remaja ini berhenti tepat di sebuah halaman rumah mewah.

"Udah sampe."

"Ini rumah siapa? Jangan bilang lo bener bawa gue ketempat itu iya Shan?" ucap Sisca yang ketakutan.

"Dari pada ngomel mulu, sekarang lo pilih turun atau mau dimobil?" tanya Shani yang mengabaikan pertanyaan Sisca.

"Kalo lo mau kemana?" tanya Sisca.

"Ya masuk lah."

"Yaudah gue ikut masuk." timpal Sisca.

"Yaudah ayo buruan."

"Sabar dikit bisa gak sih, orang kok gak sabaran banget." ucap kesal Sisca.

Shani maupun Sisca sudah sama-sama turun dari mobil. Tetapi Shani lebih dulu melangkahkan kakinya untuk berjalan kearah rumah tersebut. Dan diikuti Sisca dibelakangnya dengan susah payah karena ia masih mengenakan outfit yang ia pakai bernyanyi tadi, yaitu kain batik.

"Shan."

"Kenapa?"

"Tolong bantuin. Gue gak bisa jalan kalo gini caranya, tuh liat banyak banget rumput tingginya Shan." ucap Sisca dengan muka dan nada memelas kasihan.

"Sini." ucap Shani yang kembali memberikan tangannya untuk di jadikan pegangan Sisca.

Dengan berhati-hati Shani menuntun Sisca berjalan untuk sampai di depan pintu rumah tersebut. Rumah yang masih menjadi tanda tanya besar, rumah milik siapakah dan rumah untuk apakah halaman seluas dan sebesar ini. Sesampainya mereka didepan pintu rumah itu, Shani menekan tombol bel rumah tersebut.

"Sebentar."

"Eh Non Shani, mari masuk Non." ucap seseorang yang membukakan pintu dari dalam.

Shani sudah berjalan beberapa langkah lebih dulu daripada Sisca. Karena Sisca masih ragu untuk masuk kedalam rumah itu, dengan cepat Shani menarik tangan Sisca untuk mengajaknya ikut masuk kedalam rumah itu secara bersamaan.

"Silahkan duduk Non. Oh iya, Non mau minum apa? Biar saya buatin." tawar Mba Sri.

"Apa aja deh yang penting dingin. Lo mau minum apa?" tanya Shani sambil melirik kearah Sisca.

"Em, samain aja." balas Sisca.

"Yaudah kalo gitu saya siapkan dulu, permisi Non." ucap Mba Sri.

Shani langsung mengambil posisi duduk dengan bersandar di sofa yang berada diruang tamu rumah ini. Sedangkan Sisca, dirinya masih takjub melihat dekorasi dan ornamen yang ada dirumah ini. Disisi lain Sisca sedikit merasa lega karena rumah ini tidak sebegitu menyeramkan seperti apa yang ia liat ketika ia masih berada dihalaman luar tadi.

"Ini rumah lo Shan?" tanya Sisca.

"Bukan."

"Terus rumah siapa?"

"Nanti lo juga tau ini rumah siapa." jawab Shani.

Alhasil Sisca duduk disebelah seseorang yang masih nyaman dengan posisinya, yaitu masih menyenderkan kepalanya dan memejamkan kedua matanya. Sisca pun memiliki waktu beberapa detik untuk memandangi wajah indah Shani dari samping.

"Eh cucu Oma dateng." ucap seseorang yang membuat Shani maupun Sisca menoleh kearah sumber suara.

"Hai Oma." ucap Shani langsung bangkit dari tidurnya.

Asa & RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang