Saat Sisca ini mengambil langkahnya kembali ke kelas, terdengar ada seseorang yang memanggil namanya. Suara itu berasal dari arah ruang guru SMA Garuda yang tak jauh dari lorong Sisca berdiri.
"Sis, Sisca."
"Iya ada apa Bu Ayu?"
"Nanti tolong kasih ini ke Shani ya."
"Ini apa Bu?"
"Udah nanti kamu langsung kasih aja ke Shani, kamu gak perlu tau."
"Ih mama kok main rahasia-rahasiaan sih." ucap kesal Sisca.
"Kamu udah mau panggil mama disekolah?" ucap Ayu kegirangan karena baru saja Sisca memanggilnya mama.
"Astaga keceplosan. Yaudah kalo gitu saya duluan ya Bu, permisi Bu Ayu." ucap Sisca sambil melangkahkan kaki panjangnya dengan cepat untuk meninggalkan Ayu.
Sisca berjalan menyusuri lorong sambil melihat membolak-balikan benda yang tadi Ayu berikan padanya. Ternyara itu adalah kartu nama seorang pemilik butik tempat Sisca dan mamanya yang selalu mereka kunjungi saat ingin berbelanja kain batik.
"Balik yuk." ajak Jinan saat mendegar bel pulang sekolah berbunyi.
"Lo pura-pura lupa apa gimana?"
"Lupa apaan sih?" tanya Jinan.
"Lo kan tadi kalah balapan sama gue. Lo belum traktir gue makan."
"Oh iya gue lupa. Habisnya lo kan tadi dihukum sama Bu Ayu jadi gue ke kantin sendiri deh hehe."
"Emang gak setia kawan lo Nan." ucap Shani.
"Nih buat lo." ucap Jinan sambil memberikan uang seratus ribu pada Shani.
"Apa-apaan nih, kok malah lo kasih gue uang?" tanya Shani.
"Gue gak bisa nemenin lo makan dikantin. Tadi Kak Gaby ngabarin gue kalo ada saudara gue dari Bandung dateng kesini, jadi gue harus buru-buru pulang sekarang."
"Ah gak seru lo, nih gue balikin deh." ucap Shani sambil memasukkan uang Jinan ke saku seragam sekolah Jinan.
"Udah pake aja Shan."
"Nan. Lo pikir gue gak punya uang buat bayar makanan di kantin? Gue kan maunya makan bareng sama lo."
"Aaa so sweet banget sih Shani Indira Narendra ini." ucap Jinan sambil mencolek dagu Shani.
"Gak usah colek-colek bisa gak sih Nan, gue jijik."
"Hahaha, yaudah sekarang mau gimana. Atau lo mau makan dirumah gue aja?" tawar Jinan.
"Gak usah, gue makan dikantin aja." balas Shani.
"Beneran gapapa? Kalo ntar lo masih laper, mampir aja kerumah gue."
"Iya gapapa, lo balik aja."
"Yaudah gue pulang dulu ya Shan, lo ntar pulangnya ati-ati jangan ngebut-ngebut."
"Iya bawel ah."
Shani dan Jinan berpisah karena mereka memiliki tujuan yang berbeda. Shani ingin menuju kantin karena ia lapar, sedangkan Jinan ingin menuju parkiran karena buru-buru ingin pulang karena ada kerabatnya sedang mengunjungi rumahnya.
"Jinan, tunggu Nan."
"Kenapa Sis?"
"Lo tau Shani dimana?"
"Shani ada di kantin. Lo ngapain nyariin Shani?"
"Gapapa Nan, gue ada urusan sama dia."
"Urusan apa nih? Perasaan dia tadi gak telat." tanya Jinan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Asa & Rasa
Aléatoirecinta tak bisa ditebak datangnya darimana dan untuk siapa dua kepribadian yang berbeda apakah bisa saling mencintai? dua orang yang sama-sama keras kepala apakah bisa bersatu? apakah pertemuan hari pertama yang sangat menyebalkan bisa berujung menja...