16

611 75 10
                                    

"Lo sampe jam berapa rapatnya?" tanya Shani saat bel pulang sekolah berbunyi.

"Ga tau. Kayaknya ga sampe malem. Kenapa emangnya?" tanya Jinan yang keheranan karena tumben sekali Shani menanyakan tentang rapat OSIS.

"Ya gapapa nanya doang. Gue mau ngajakin lo main ps dirumah gue. Tapi gue lupa, temen gue kan orang sibuk. Pasti jadwalnya padat banget, sampe lupa main sama temen sendiri."

"Benar begitu Bu Ketos?" ucap Shani sambil menaikkan alisnya bermaksud menggoda Jinan.

"Alah bacot lo."

"Bu Ketos mulutnya kok kasar sih."

"Emang syarat jadi anggota OSIS tuh mulutnya harus pedes-pedes ya." ucap Shani.

"Mulut lo tuh yang pedes."

"Mending lo pulang sekarang, kasian tuh ditungguin Bi Ijah." ucap Jinan sambil mendorong tubuh Shani untuk keluar dari kelas.

"Iya-iya ga usah dorong-dorong juga dong Nan." ucap Shani yang tak suka badannya dipegang oleh seseorang, bahkan seorang Jinan sekalipun.

"Gue udah bosen liat muka lo mulu. Gue capek ya Shan kalo harus berantem sama lo lagi." ucap Jinan pada Shani.

"Yaudah gue pulang, ntar kalo lo butuh apa-apa kabarin gue aja." ucap Shani yang sudah berjalan kearah parkiran sambil memeragakan pose menelfon dengan tangannya.

Dari kejauhan, Sisca bisa melihat begitu akrabnya persahabatan antara Jinan dan Shani. Sisca melihat seperti sudah tidak ada rahasia yang mereka pendam antar satu sama lain. Mereka berdua memang saling lengkapi dan bisa saling menghargai satu sama lain.

Dengan berlari kecil,Sisca sudah berada disebelah Jinan sekarang.

"Hai Nan." sapa Sisca kepada Jinan yang sedang berjalan menuju ruang OSIS.

"Eh ngagetin aja." ucap Jinan sambil menoleh mencari siapa orang yang memanggilnya.

"Eh sorry-sorry Nan." ucap Sisca sambil tertawa kecil.

"Yuk langsung ke ruang OSIS." ajak Jinan.

"Yuk." jawab Sisca.

"Oh iya Nan. Gue mau tanya sesuatu boleh ga? Ga penting sih sebenernya. Gak lo jawab juga gapapa." ucap Sisca sambil melangkah bersama Jinan ke arah ruang OSIS.

"Kalo gue bisa jawab, ya gue jawab Sis. Tanya apa emang?"

"Lo sahabat sama Shani udah dari lama ya? Soalnya kalo gue perhatiin kalian akrab banget." tanya pada Jinan yang sedang memperhatikan dirinya.

"Lo perhatiin kita dari kapan Sis?"

"Besok-besok kalo lo mau perhatiin kita, kasih tau dulu. Biar gue sama Shani siap-siap dulu. Kan kalo dimata lo semua harus sempurna Sis." ucap Jinan sambil menoleh ke arah Sisca.

"Ih apaan sih Nan. Gue lagi serius malah dibercandain." ucap Sisca sedikit kesal.

"Hahaha. Sorry-sorry."

"Gue sama Shani itu tetanggaan. Rumah gue depan-depanan sama rumah Shani. Jadi dari kecil emang kita udah deket, Shani tuh paket lengkap buat gue. Jadi tetangga gue,sahabat gue,musuh gue,supir gue,kakak gue,adik gue,atau apapun yang gue butuh. Dia selalu ada buat gue jadi apapun,siapapun,dan kapanpun." ucap Jinan.

"Oh i see." ucap Sisca sambil menaik-turunkan kepalanya.

"Ada lagi yang mau ditanyain?" tanya Jinan pada Sisca. Dan hanya dijawab Sisca dengan gelengan kepala.

"Kalo ga ada, langsung masuk yuk. Udah ditungguin tuh sama anak-anak didalem." ucap Jinan sambil mempersilakan Sisca masuk ruang OSIS lebih dulu.

Rapat yang hanya diadakan satu jam saja, dirasa sudah cukup bagi Jinan dan Sisca untuk mereka mengevaluasi kerja para anggotanya. Dan seperti biasa, setelah rapat berakhir selalu Jinan dan Sisca yang menjadi orang terakhir berada di ruang OSIS. Apakah emang itu sebuah kewajiban atau hanya kebetulan?

Asa & RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang