23

591 76 0
                                    

Jinan dan Sisca sedang duduk dibangku yang berada tak jauh dari lapangan sekolah. Sisca sudah menjelaskan kejadian tadi pagi pada Jinan dengan runtut dan jelas. Ia menjelaskan kejadian tadi dengan muka rasa bersalah dan malu. Sisca merasa bahwa ia sudah gagal menjadi Wakil Ketua OSIS SMA Garuda karena ia membuat seorang murid celaka karena ulahnya.

"Untuk masalah ini memang lo salah Sis."

"Maaf Nan." ucap Sisca yang masih tertunduk tak berani menatap Jinan.

"Gue cuma mau bilang dan minta sama lo, tolong kedepannya lo harus bisa lebih mentingin keselamatan orang lain. Tugas kita disini buat ngatur anak-anak yang ngelanggar peraturan bukan mencelakai mereka."

"Gue tau niat lo baik, pengen buat semua murid di SMA Garuda ini tertib akan aturan. Tapi lo harus inget Sis, sesuatu yang berlebihan itu gak baik." ucap Jinan sambil menatap Sisca yang masih menundukkan kepalanya.

"Maafin gue Nan."

"Maaf juga gue udah gagal jadi Wakil Ketua OSIS."

"Gue udah bikin lo kecewa karena kecerobohan gue." ucap Sisca yang masih memandang kebawah tidak berani menatap Jinan yang berada disampingnya.

"Siapa bilang lo gagal jadi wakil gue. Gak ada yang bilang lo gagal jadi wakil gue Sis."

"Sis dengerin gue, lo itu udah banyak ngebantu gue. Banyak hal yang udah lo lakuin buat OSIS SMA Garuda jadi sukses kayak sekarang Sis." ucap Jinan pada Sisca.

"Gue bener-bener minta maaf ya Nan." ucap Sisca yang sudah berani untuk saling bertatapan.

"Sekarang lo janji sama gue, lo gak akan ngelakuin kayak tadi lagi. Gak akan kasih hukuman yang berat keanak-anak dan gak boleh ngomong kalo lo gagal jadi wakil gue."

"Janji?" ucap Jinan sambil mengangkat jari kelingkingnya untuk membuat perjanjian bersama Sisca.

"Iya Nan gue janji." ucap Sisca sambil mengangkat jari kelingking dan mengaitkannya pada jari Jinan untuk berjanji.

"Yuk kita ke UKS. Kita cek dulu keadaan Ashel sekarang gimana." ucap Jinan yang sudah berdiri dan membuka telapak tangannya untuk mengajak Sisca berdiri dari duduknya.

Saat Sisca dan Jinan sampai didalam ruang UKS, mereka bisa melihat bahwa ada dua orang yang sedang tertidur dengan pulas. Ashel yang tertidur diranjang UKS karena efek dari obat yang tadi ia minum. Sedangkan Shani ikut tertidur pulas dengan posisi duduk didekat Ashel dan menaruh kepalanya di ranjang tempat Ashel tidur. Jinan dan Sisca pun dapat melihat tangan mereka saling menggenggam erat seperti tak ingin terpisah jarak antar satu sama lain.

"Ngapain lo kesini?" ucap Shani yang terbangun karena mendegar pintu UKS terbuka.

"Sstt jangan kenceng-kenceng. Ashel masih tidur tuh takut dia kebangun." tahan Jinan sambil berusaha menutup mulut Shani.

"Lo ngapain ajak dia kesini sih. Lo mau biarin dia nyiksa Ashel lagi?" ucap Shani yang sudah berdiri dari duduknya.

"Tadi niat kita mau cek keadaan Ashel. Tapi setelah gue tau lo yang jagain Ashel disini, gue bisa pastiin Ashel dalam keadaan baik-baik aja." ucap Jinan.

"Dia udah makan sama minum obat juga. Mungkin efek obat, jadi dia tidur tuh mana pules banget lagi." ucap Shani.

Sisca yang tadinya berada disamping Jinan, sekarang sedang melangkah kecil untuk mendekat ke ranjang UKS tempat Ashel membaringkan tubuhnya. Sisca berniat melihat kondisi Ashel sudah benar-benar membaik atau belum. Tetapi saat Sisca melangkah, ada tangan yang menahannya untuk tidak mendekat ke ranjang UKS tempat Ashel sedang beristirahat.

"Lo mau ngapain?" tanya Shani dengan nada tinggi.

"Gue mau cek keadaan Ashel."

"Gue juga mau cek obat apa yang dia minum." ucap Sisca yang kembali mengambil posisinya yang semula ada di sebelah Jinan.

Asa & RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang