Part 7 | Baroque Works

1.3K 158 56
                                    

"Wow

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wow. Badag."

CHAPTER 7 :
INTERESTING GRAND LINE!
THREE ISLANDS BEFORE ALABASTA!

Third Person POV

Mereka sampai di Whiskey Peak, perjalanan dan pulau pertama di Grand Line. Pulau kaktus raksasa yang ternyata adalah kota dari para pekerja Baroque Works itu menyambut para bajak laut dengan suka ria.

[Name] menyerngit, "Kota ini aneh banget." Gumamnya, Zoro menoleh, menarik kerah [Name] kepadanya, sebelum berteriak protes, Zoro mengarahkan mulutnya kepada telinga [Name], dengan tangan di pinggang sang gadis, "Tetaplah bersamaku."

"Stupid Zor." Tabok [Name], dibales sama Zoro. Keduanya malah tabok tabokkan.

Mata Sanji menoleh kepada sang cantik yang sedang digoda oleh sang hijau— ya setidaknya itu yang ada di pikiran Sanji, coba aja kalian liat, wanita cantik pujaan kalian sedang dirayu dan dipeluk pinggangnya oleh algae hijau yang jelek, merusak mata.

Meski disambut oleh para perempuan cantik di Whisky Peak, rasanya Sanji tak puas.

Berjalan ke sebelah [Name], tangannya memukul dan menepis tangan Zoro yang melingkar di pinggang [Name], "Cantik, turun yuk." Ujarnya, "Oh iya, entar aja aku turun, Nji."

Zoro memutar matanya, malas. Bajingan kuning mata keranjang alis muter koki bangsat didepannya ini memang menyebalkan. Orang dia duluan yang kenal sama [Name], kuning tai.

Zoro dan Sanji memandang satu sama lain hampir membunuh, keduanya berlomba siapakah yang akan melindungi sang gadis di pulau kaktus ini, tapi, "[NAMEEE]!!! AYO TURUN!!" Luffy melingkarkan tangan panjangnya ke pinggang [Name] dan menariknya dari situasi menegangkan itu, membuat Zoro Sanji terkejut, dan [Name] berteriak, "PELAN LUFFY!"

ZoSan 0 - 1 Luffy

⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅

Mereka berpesta. Semuanya tidak curiga dan mabuk sampai tidak sadarkan diri. Ya, setidaknya para orang yang beneran pintar mah engga gitu sih. [Name], Nami, dan Zoro terbangun sebelum para pekerja itu membunuh mereka.

"Malas. Kau saja, Zor." Ucap [Name], mengusir,

"Bantuin atuh, biar cepat." Ucap Nami, mendorong [Name], [Name] menghela lelah, tidak dapat tidur sesaat karna merasa tidak aman.

"Jarak jauh, sana kau yang umpan."

"Gak butuh. Sana duduk manis saja."

"You don't tell me what to do, fuck off."

".... Aku salah apa sih??"

Zoro dan [Name] bertarung, gak sih, Zoro doang. [Name] bantu doa. Dia malas, pake banget buat bantu bertarung. 100 orang doang mah ga bakal cukup buat ngerobohin Zoro, kalo kata [Name]. Pembelaan doang itu, aslinya dia malas.

The Huntress | One Piece x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang