"Dengan seluruh hati, jiwa, dan ragaku."
Terdampar di dunia yang tidak dikenal dengan jelas dan berada di tubuh orang lain. Bagaimana rasanya?
[Name] membagi keluh kesah karena perjalanan di dunia One Piece. Sebuah dunia yang [Name] tidak kenal bet...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"To my great lost love."
⌜ CHAPTER 33 : THE LIGHT OF THE SOUL! A FINAL GOODBYE! ⌟
Third Person POV
Luffy mengamuk. Terbangun dengan trauma yang membekas, Luffy mengamuk setengah sadar di Amazon Lily. Trafalgar Law, sang dokter sudah mewanti wanti kejadian ini. Meski para kru dari bajak laut Heart sudah mencoba menenangkan Luffy, tak ada cara yang berhasil.
"ACE WA DOKOU DA?!" Serunya nyaring. Tentu saja tak bisa menerima kenyataan.
Fakta bahwa [Name] lebih dahulu mendapatkan bocoran bahwa Ace akan mati adalah cara untuk merelakan lebih awal. Sementara Luffy? Dia kan tak tahu sama sekali. Meski memang jadi keduanya tetap menyakitkan.
"MUGIWARA! YAMERO!" Seru para kru yang dipimpin Law,
"Apa yang akan terjadi jika dia dibiarkan seperti itu?" Tanya Jimbei,
"Ya, secara singkat, kalau lukanya terbuka, kali ini dia akan mati." Ucap Law dengan tegas,
Jimbei menghela nafasnya. Bahkan untuk menumpahkan kesedihannya sendiri pun dia tak mampu.
Jimbei harus membantu Luffy.
⋅•⋅⊰∙∘☽༓☾∘∙⊱⋅•⋅
Luffy menghantamkan kepalanya berkali kali ke batu. Sembari terus berteriak bahwa ini hanyalah mimpi. Tak mungkin dia kehilangan Ace kan? Tak mungkin. Ace sudah berjanji bahwa dia takkan pernah mati!
"HENTIKAN! UWAHHGH! ENYAH!"
Jimbei terdiam melihat sosok frustasi Luffy, bagaimanapun, Ace sudah menitipkan sosok Luffy pada dirinya. Tak mungkin pria seperti Jimbei tak mengikuti permintaan terakhir Ace.
"Perang telah berakhir." Ucap Jimbei, "Ace telah.."
"BERHENTI! JANGAN KATAKAN APAPUN!" Seru Luffy,
"Aku sudah mencubit pipiku sampai hampir robek! Kalau ini mimpi, seharusnya aku sudah bangun! Tapi ini bukan mimpi, kan?!" Suara Luffy terpecah,
"Ace.. telah meninggal kan?!"
Jimbei terdiam terperangah, sesaat kemudian mendapati kewarasannya.
"Iya. Dia telah meninggal."
Luffy berteriak histeris, tangisannya tak berhenti. Dia terus menyakiti dirinya sendiri tanpa tahu rasa sakit. Nyeri dalam dadanya lebih mengerikan dibandingkan rasa sakit di fisiknya.
"SIALAN!! AKU SANGAT LEMAH!!" Serunya membuat satu hutan di pantai karang Amazon Lily berdengung,
"AKU TAK BISA MELINDUNGI APAPUN!"
"Luffy-kun.."
"PERGI! BIARKAN AKU SENDIRI!"
"Aku tak bisa melakukan itu. Aku tidak bisa berdiam diri dan membiarkanmu melukai dirimu sendiri." Ujar Jimbei, berusaha lembut.
