"Dengan seluruh hati, jiwa, dan ragaku."
Terdampar di dunia yang tidak dikenal dengan jelas dan berada di tubuh orang lain. Bagaimana rasanya?
[Name] membagi keluh kesah karena perjalanan di dunia One Piece. Sebuah dunia yang [Name] tidak kenal bet...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Liat itu ada cicak."
⌜ CHAPTER 45 : THE BIRD'S CAGE! WELCOME TO ACT THREE! ⌟
Third Person POV
"TORAO! KAMI DATANG UNTUK MENYELAMATKANMU!" Seru Luffy berseru dari ujung ke ujung. Mengambil perhatian Law yang terikat di kursi hati dan Baby 5 di sebelah Law.
"Mugiwara-ya! Kari-ya!" Seru Law, terkejut mereka sampai segininya,
"Kau selamat!" Seru Luffy antusias,
"Kau tak punya urusan disini, Mugiwara-ya! Bagaimana dengan pabriknya? Kau sudah menghancurkannya?!" Tanya Law bertubi tubi,
"Ini kunci untuk borgolnya!" Seru Viola memberikan kunci tersebut pada [Name],
"Wow! Kau sudah menyiapkannya! Seperti kau bisa melihat masa depan!" Seru Luffy yang sepertinya tak sadar [Name] selama ini bisa melihat masa depan.
"Matte, Mugiwara!" Dari belakang, ada Gladius yang mengejar mereka juga.
"Violet! Aku tak akan membiarkanmu menyentuh Tuan Muda!"
"Berisik anying, si goblok!" [Name] mengoper Viola pada Luffy, kemudian merobek lantai di bawahnya, menariknya kemudian mendorongnya pada Gladius yang berseru marah marah.
Sementara itu, Luffy sibuk untuk membebaskan Law dengan kunci tersebut sambil Law cincong banyak hal.
"Sayang sekali tapi aliansi kita sudah berakhir!" Seru Law, ngambek kah bg?
"Eh?! Kau tak bisa egois! Aku yang memutuskannya jadi diamlah!" Seru Luffy ga sadar diri,
"Dengan berakhirnya aliasi, kita menjadi musuh kembali! Jika kau melepaskanku, aku akan membunuhmu!" Seru Law,
"Jangan bergerak! Sangat sulit membukanya kalau menyentuh batu laut!" Seru Luffy balik,
"Berhati hatilah!" Seru Viola,
"APA KAU MENDENGARKANKU?!" Seru Law,
"[NAME]! SINI CEPAT INI SUSAH!" Seru Luffy,
"Ah... ya. Sebenta-!" [Name] tersentak kemudian membuat mengayunkan Excalibur kesana kemari dalam arah pandangan 360 derajat, benang benang tajam muncul dari arah mana mana menyebabkan dirinya harus membela dirinya terlebih dahulu.
"Penggalan memang tak cocok untukmu sih." Ujar [Name] meraih belati di sakunya lalu dilemparkan ke arah ujung ruangan,
"Ah, pintarnya gadis kecilku." Ujarnya menyeringai, keluar dari sana dengan belati [Name] di tangannya, menjilat pegangan belati tersebut membuat [Name] bergidik, hii cringe
