Part 9 | Alabasta

1.4K 141 62
                                    

"Itu gimana konsep kimakkkk?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu gimana konsep kimakkkk?!"

CHAPTER 9 :
THE PRINCESS OF THIS COUNTRY!
THE GIRL WHO RISK IT ALL!

Third Person POV

Jangan heran dengan perpindahan waktu yang terlalu cepat. Ini sudah malam dimana mereka sampai di Yuba. Tepat setelah Vivi bertemu dengan Paman Toto-nya yang keadannya sudah menyedihkan. [Name] akui, perjalanan ini cukup terasa berat kala Ace pergi. Apalagi semua makin berat dengan banyaknya tembakau yang dihisapnya malam ini.

Ya [Name] akui. Dia memiliki banyak pikiran. Terlalu banyak.

Dari Ace, masa lalunya, Vivi, masalah Alabasta, kaptennya yang kelewat bodoh, masa depan Ace, masa depannya, berakhir di Ace lagi.

Pria yang diakui [Name] sebagai matahari itu muncul sesaat dan mengacaukan segalanya.

"Sayang, kamu jangan bengong malam malam gini." [Name] tersentak kala Sanji merangkulnya lembut, matanya menghunus melihat manik [Name] selembut mungkin,

[Name] tak segera menjawab, "Masuk yuk, ayo tidur. Istirahat." Ujar Sanji, membuat [Name] tak berkutik. Jujur saja, [Name] merasa perbuatan Sanji kepadanya menjadi lebih agresif. Bukan dalam hal buruk, tapi Sanji lebih memancarkan aura bucinnya saat Ace dan [Name] berpisah. Waduh.

Berbeda dengan Zoro yang kerap menjauhi [Name] karena emosi yang melanda, Sanji jelas emosi, tapi dia tidak bisa melemparkan emosinya kepada [Name]. Cemburu sih cemburu, tapi memang haknya apa? Wkwkwk

Seisi kru sedang lempar lemparan bantal dan lainnya. Memicu pertengkaran diantara satu dengan yang lain. [Name] sendiri melihat Vivi yang tersenyum terhibur, meski tetap terlihat jelas bahwa sang Putri tengah tertekan memikirkan segala macam skenario yang ada.

Melihat keadaan Yuba membuat Vivi stress tak karuan.

[Name] menghampiri Vivi, mengelus kepala gadis itu membuat sang ayu tersentak pelan dan tersenyum lembut ke arah [Name], "[Name]-san, ada apa?" Tanyanya layaknya putri,

"Aku yang seharusnya bertanya." Gumam [Name], tetapi tidak mungkin dia bertanya apa yang tengah Vivi pikirkan, Vivi tak mungkin angkat bicara sekarang. Setidaknya sekarang.

"Vi, malam ini gelap sekali."

Vivi mengangkat alisnya, bingung, "Iya meman—"

"Tapi akan selalu ada hari esok yang lebih cerah."

Vivi terdiam, mendadak kaku. Dia tidak bodoh layaknya kapten yang dimiliki [Name]. Vivi jelas tahu apa yang dimaksud oleh [Name]. Matanya memanas, dari gadis ke gadis, jelas [Name] tahu beban berat apa yang dimiliki Vivi. Apalagi, Vivi ini seorang gadis, perasaan emosionalnya pasti lebih tinggi dibandingkan yang lain.

The Huntress | One Piece x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang